Share

Bagian 15. Robek

“Ambil handuk sama baju di kamar Mbak Niha, Si.” Suara itu lamat-lamat terdengar.

Kesadaranku perlahan terkumpul. Telinga ini sedikit demi sedikit sudah mampu merekam suara sayup-sayup orang bercakap-cakap. Namun, mata rasanya masih berat untuk dibuka, juga tubuh yang terasa lemas.

“Sadarlah. Buka matamu, Mbak ” Suara seseorang terdengar lagi. Terasa sebuah tangan membelai kening dan menepuk pelan pipiku. Dari yang tertangkap telinga, itu seperti suara Mbak Sa.

“Sasi lama amat, sih.”

Suara itu makin jelas, tetapi belum ada kekuatan sekadar membuka mata atau menggerakkan anggota badan.

“Ini, Mbak.” Suara lain terdengar.

“Ayo bantu mengeringkan tubuh Mbak Niha. Habis itu kita pakaikan pakaian.”

Dua suara wanita berbeda itu terdengar lagi. Tubuhku yang kedinginan mulai merasakan hangat.

“Untung tadi ketahuan, Mbak. Kalo enggak, aku nggak bisa bayangin gimana keadaan Mbak Niha.”

Aku mencoba menggetarkan pita suara. Sekali, dua kali, tidak berhasil. Saat salah satu titik di tubuhku
Zuya

Kak Susi Hendra, terima kasih karena kembali membersamai saya. Semoga suka.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Deburan Ombak
duh, lanjut Mak othor...
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjut author.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status