Share

Bab 22

"Kenapa bisa kabur, Soni ...?" ujarku seraya mengurut kening.

Aku mengambil ponsel dari Safira, langsung bicara pada Soni mengenai Cahaya.

"Aku juga tidak tahu, Mbak. Aku dan Mama baru sampai rumah, tiba-tiba dapat kabar itu dari Mas Sandi. Sekarang aku lagi nyari, nih di sekitar kompleks. Nanya-nanya sama tetangga juga, kiranya ada yang lihat. Mbak bantu doa, ya agar Cahaya bisa segera ditemukan."

"Doa, sih doa, Son. Tapi, hatiku jadi tidak tenang ini. Yasudah, deh aku ikut nyari juga," ujarku mengakhiri panggilan.

Aku menoleh pada Safira yang mengedikkan bahu. Sepertinya memang sulit untukku lepas dari anak itu.

Yang jadi pertanyaan aku, ke mana orang tuanya sampai anak itu bisa pergi tanpa mereka ketahui?

Tidak mengunci pintu kah?

Tidak diawasi?

Mereka asik dengan dunianya?

Dasar tidak becus.

Ponsel kembali berbunyi saat aku hendak melajukan mobil. Dan kali ini dari Mawar Berduri.

"Ap—"

"Cahaya kabur! Dia mencarimu! Puas, kamu sekarang karena sudah membuat anak itu jadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yanie Abdullah
pengacara untuk mengurus perceraian hanya kisaran 4 juta gak masuk akal jika menjual perhiasan sampai 50 juta kalo hanya untuk membakar pengacara.
goodnovel comment avatar
Yung
gk usah peduli sama setan bacot num,gak penting
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status