Share

Bab 23

Wajahku terasa memanas melihat dia yang tersenyum seraya menelengkan kepala.

"Vano? Kamu ngapain di sini?" tanyaku sembari menegakkan tubuh, menutupi rasa kaget.

"Habis beli perhiasan buat Mama. Eh, kebetulan ketemu klien sekaligus mantan pacar. Bagiamana kabar Mantan Pacar?"

Aku meremas kertas nota dengan pandangan ke sembarang arah. Rasanya aku ingin lari dan masuk ke dalam mobil untuk bisa terbebas dari rasa canggung ini.

Ah, menyebalkan. Jika dia keluar dari dalam toko perhiasan yang sama, itu artinya dia tahu, dong aku menjual perhiasan?

Astaga ... mana tadi aku ngakunya belum ngambil uang, eh sekarang malah ketahuan jual perhiasan.

Sial banget hari ini. Ketemu mantan, bukannya dalam keadaan suka cita, malah penuh dengan derita.

Cerai, lagi kasusnya.

"Kok, malah bengong?" ujar Devano mengibaskan tangan di depan wajahku.

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, lalu memaksakan tersenyum.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit haus saja."

"Haus? Ada kafe yang estetik di sekitar s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
banyu sang manta ya no..mantan terindah kayake mkane biasa aja
goodnovel comment avatar
Wartini
bagus ceritanya mungkin jodohnya shanum Devano
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
terlalu berlebihan ranum, dikit2 malu kpn majunya klu semua2 malu.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status