Share

Bab 37

"Kata Ibu, juga apa? Tidak usah kerja, tidak usah cari duit di tempat orang. Sekarang, tahu sendiri, kan akibatnya gimana? Kamu dipecat, juga dipermalukan."

"Iya, Ibu. Tadinya, Ranum ingin mandiri dengan tidak bergantung pada Ibu. Mana Ranum tahu, akan terjadi seperti ini," ujarku seraya menggosok rambut dengan handuk kecil.

Gara-gara air jus tadi, aku harus mandi malam-malam. Dingin? Enggak.

Ibu memasak air untukku mandi.

Sekarang, wanita itu tengah mengomel. Menceramahiku yang katanya bandel dan pembangkang.

Ah, memang iya. Niatnya ingin mandiri, malah rugi sendiri. Mana gaji sisa yang aku dapat sedikit, lagi.

Nasib ... begini banget jadi janda.

"Num, sudahlah. Dengarkan apa kata ibumu itu. Kamu, lebih baik buka usaha. Jualan kain, atau jualan baju, gitu di pasar. Nanti, Bapak cari orang yang mau sewain ruko atau kios buat kamu. Daripada kerja di restoran, bukannya kenyang malah kejang-kejang kena marah orang terus. Iya, 'kan?" ujar Bapak menimpali.

Aku hanya manggut-manggut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
ranum, urusan orng sibuk mikirin, bukan mikirin anak dan keluarga. ribet amat sich.
goodnovel comment avatar
Yung
biarin aja lah ranum itu urusan mawar bukan urusan mu,kalau kau peduli ntar di bilang kau mau dekat sama sandi lagi terus apa beda nya kamu sama mawar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status