Share

Bab 38

"Kenapa, Bunda?" tanya Shanum melihatku yang terkejut.

Aku menatap Shanum dengan tatapan kosong. Ponsel hampir saja jatuh karena tangan yang bergetar saking kagetnya.

"Bunda," ucap Shanum lagi seraya mengusap pipiku.

"Tidak ada apa-apa, Nak. Shanum, masuk, ya? Sarapan di kelas sama Bu Safira. Tiba-tiba Bunda teringat sesuatu," ucapku seraya membereskan bekal anak itu.

"Katanya kita mau nungguin seseorang, mana kok, gak datang-datang?"

"Emh ... gak jadi, Nak. Mereka gak jadi datang. Sudah, Shanum masuk, gih. Bunda harus pulang, Bunda lupa matikan kompor, Sayang. Kalau Bunda tidak segera pulang, nanti rumah kita kebakaran," kataku berbohong.

Dengan raut wajah kecewa, Shanum keluar dari mobil dengan menenteng tas bekalnya. Dia melambaikan tangan padaku, lalu berlalu masuk ke dalam kelas.

Aku membaca kembali pesan yang dikirim Mas Sandi padaku. Sama, bunyinya masih sama tentang Cahaya yang dibawa ke rumah sakit.

"Kenapa Cahaya bisa tidak sadarkan diri?" ujarku pelan.

Jika diam di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Marwatiah Manno
lanjut dong
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
haha, syukurin sok2an sich sdh jelas si mawar nggak suka, malah menyerahkan diri datang melihat anakanya.
goodnovel comment avatar
Nurli Eriza
sibuk ngurusin anak orang, anak sendiri malah nggak diurusin. sok bik dan ingin dipuji si sandi kali.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status