27. Mencari Tahu
Apakah kalian tahu betapa bahagianya Kendrik dan Gangga? Tahu? Tempe? Terong? (Author kasih tahu deh plus bonus ayam goreng).
Kendrik tidak bisa berhenti tersenyum sampai-sampai orang mengira dia korban pinjaman online yang stres tidak bisa membayar bunga.
Gangga? Dia pun sama saja. Sedari tadi matanya berbinar. Bibirnya tak henti mengulas senyum.
Mereka berdua berpisah di depan FMIPA, Gangga menuju ke arah barat kembali ke gedung D02 untuk melanjutkan kuliah. Kendrik kembali ke memasuki gedung FMIPA sembari menenteng buku binder berwarna tosca.
Buku itu adalah simbol dari Gangga yang telah menyerahkan masa lalu dan masa depannya kepada Kendrik. Buku itu juga suatu simbol bahwa kenangan Bisma tetap ada namun masa sekarang ke depan adalah milik mereka berdua. Buku itu ... (Biar kayak di film-film gitu, biar dramatis dan keren).
Linggom memperhati
28. Ada Di Mana?Rumah Gangga, PragaPetangGangga mengirim pesan berkali-kali kepada Kendrik. Terkirim namun tidak dibalas. Itulah yang sering dikatakan oleh orang yaitu 'sakit tak berdarah'. Padahal, pagi buta tadi Kendrik mengantarkannya ke terminal dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada pertengkaran atau keributan.Beberapa hari resmi pacaran, mereka belum pernah ribut sekali pun. Mungkin ini akan menjadi pertengkaran pertama mereka.Dia mencoba menelpon dengan panggilan suara. Tidak diangkat. Kemudian dengan video call, tidak diangkat. Saat hari menjadi lebih gelap lagi, Gangga mencoba menghubungi laki-laki itu. Sekarang malah tidak tersambung sama sekali.Hari Minggu gini ke mana orang itu. Dia nggak bilang ada praktikkum atau apa. Kenapa nggak ngomong? Eh, harus ngomong sama pacar nggak sih kalau mau pergi-pergi? (Gangga).Tak puas dengan segala keabsenan Ke
29. Benci Tapi RinduSenin, 30 Agustus 20XXGedung D03, Universitas Vanguard, Koja10.45Gangga dan Stella duduk di depan kelas setelah selesai mengikuti perkuliahan. Gangga menggeliatkan badan lelahnya.Pagi tadi, dia menempuh perjalanan dengan bus dari Praga ke kosnya di Koja selama 1,5 jam. Rasa pegal menjalari tulang belakangnya karena manusia adalah mahkluk vertebrata."Ngga, aku pergi dulu.""Eh mau ke mana?""Hehehe, ada deh," jawab Stella, penuh makna.Gangga mengerti, pasti sahabatnya itu ingin menguntit laki-laki yang disukainya. Sekarang, dia telah mengetahui namanya yaitu Vano, mahasiswa fakultas teknik semester 5. Namun belum diketahui jurusan yang diambilnya.Setelah ditinggal Stella sendiri, Gangga mengamati ponselnya yang sejak semalam dia set ke airplane mode (mode pesawat
30. Antara Iman Dan IminSetelah jarak mereka tinggal beberapa inci, Kendrik memegang lengan kanan Gangga dengan tangan kirinya yang tidak sakit. (Kalau pakai tangan kanan, sakit dong nanti kurang lancar).Jantungnya sudah berdegup kencang. Sebagai laki-laki normal semua pasti tahu gejolak rasa yang dirasakan Kendrik sekarang yaitu woohoo kesempatan dalam sempit-sempit. (Mumpung nggak ada orang, ye kan?).Rebel mind voice: Ayo ayo, mulai dari bibirnya, lanjut ke sini situ sono. Terakhir di sana pusat harta karun seluruh umat manusia yang efeknya luar biasa yaitu bikin cloningan manusia. Keren kan? Anggap aja ini eksperimen biologi. Alah kamu lulusan biologi tapi planaria sama protozoa melulu yang diurus. Urus tuh 'p'-mu sendiri yang bisa menghasilkan jutaan berudu berekor."Kenapa, Kak?""Ayo kita keluar bareng ..."Kendrik menghentikan ucapannya yang terdengar menyeramkan itu. Padahal maksudnya bukan itu.Ha?! (Gangga)."Mi-mu .
31. Terpaksa Jujur"Ngobrol-ngobrol, kamu punya foto motor Bisma nggak?" tanya Kendrik.Gangga merogoh ponselnya. Dia mencari-cari foto di galery, namun nihil."Dulu punya, tapi waktu aku ngasih binder tosca itu ke kamu, foto-foto Bisma sama motornya juga udah aku hapus."Gangga memberikan ponselnya kepada Kendrik. Laki-laki itu melihat-lihat ponsel milik Gangga, mencari-cari sendiri foto yang ingin dia lihat.Benar saja, galery ponsel Gangga telah bersih dari kenangan Bisma. Tersisa satu foto tentang Bisma, namun bukan itu yang dicari.~Setelah cukup lama berada di rumah Kendrik, Gangga berpamitan. Dia masih harus menyelesaikan beberapa tugas dan job artikel."Kak, aku pulang dulu ya," katanya sembari memesan ojek online."Aku anter." Kendrik beranjak mengambil kunci mobil."Kamu sakit, lagian tanganmu kayak gitu gimana mau naik motor?""Aku bawa mobil. Kalau nyetir mobil masih bisa.""Nggak mau dian
32. Kang Cilok Ber-HTHalo Readers.Kita tinggalkan dulu Gangga dan Kendrik yang sedang uwu-uwunya. Mereka teleponan melulu semalaman katanya biar nggak kangen, gaes. Terus kalau jam sitirohat, mereka makan bareng gitu deh. Gimana? Mengingatkan masa-masa pacaran dengan pak misua?Kita tengok dulu Bang Randu yang lagi mau nyamar jadi kang cilok.Happy reading🕯️🕯️🕯️Sabtu, 4 September 20XXGunung TimurSetelah menangkap buronan yang lama dicari, Randu kini sedang menyelidiki sindikat pengemis yang disinyalir dimotori oleh sekelompok preman. Mereka juga diduga memiliki jaringan yang lebih besar dari pada sekadar melingkupi satu wilayah.Untuk menyelidiki kasus ini, pengintaian harus dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang jaringan induk. Untuk menunjang pengintaian itu, penyamaran adalah andalan para reserse.Randu sudah siap dengan sepeda dan gerobak ciloknya. Dia berhenti tepat di depan sebuah bangunan besar
33. Zwei Guppen KampfenJudul pada episode ini menggunakan bahasa Jerman 'Zwei Guppen Kampfen' yang jika ditranslit ke Indonesia, maknanya adalah 'perkelahian dua kelompok'.Jika ditranslit ke bahasa tubuh atau non verbal maknanya adalah 'bonyok lagi bonyok lagi'.Selamat bonyok, eh selamat membaca*** *** ***Dengan gerakan kaku, Randu melayani pembeli-pembeli kecil yang mengeroyoknya. Dia hanya berdoa semoga dagangannya tidak habis saat itu juga karena masih dibutuhkan untuk penyamaran.Setelah anak-anak itu pergi, tak lama hadir gerombolan anak lain yang menyerbu dagangan Randu.Elah, gimana sih ini. Bumbunya aja nggak beres malah pada dibeli terus. Anak sekarang seleranya aneh-aneh aja. (Randu).Mata Kendrik sedari tidak lepas dari Randu. Dia yakin mengenal postur dan suara itu meski sedikit dibuat agak serak. Dia juga jeli memperhatikan gar
34. Ditraktir RanduDi dalam mobil...Kendrik memacu kendaraan. Dilihatnya dari spion, 6 preman yang membawa pentungan itu hanya berlari. Sama sekali tidak mungkin mencapai mobil. Kecuali mereka adalah The Flash."Ayo Kak, cepet. Kita lapor polisi!" pinta Gangga."Itu sih nggak usah jauh-jauh. Kita semobil sama polisi kok.""Ha? Mana? Di sini cuma ada mahasiswa, pegawai lab sama kang cilok.""Tuh yang duduk di belakang. Dia bukan kang cilok biasa, tapi reskrim."Gangga menutup mulutnya, terkezut. Kemudian, dia menoleh dan menatap Randu dengan intens serasa tak percaya tukang cilok itu adalah polisi yang sedang menyamar.***Bekas gudang berasEnam preman yang mengejar dengan pentungan kini kembali ke markas mereka. Lima orang yang lain sedang berusaha memulihkan keadaan.Beberapa saat setelah sakit mereka mereda, Mat Dollar sang bos, menyuruh 10 anak buahnya untuk berbaris."Kalian, masak kita bersebel
35. Temaram"Akh masak lupa sih sama aku? Aku Kendrik."Lio benar-benar tak mengerti. Dia berusaha mengingat-ingat, namun tak ada kesan sama sekali terhadap wajah Kendrik.Kendrik berbisik pada Gangga, "Kamu denger sendiri kan tadi kata orang-orang, dia lagi stres. Dia kayaknya amnesia juga. Kamu tunggu di teras, aku mau ngobrol sama dia, pembicaraan sesama laki-laki."Gangga pun duduk di teras."Boleh masuk?" tanya Kendrik setengah berbisik.Lio memperhatikan Kendrik dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Aku inget sekarang. Ayo masuk."Inget? Inget apa? Kami belum pernah ketemu lho. Lhah beneran stres nih orang. (Kendrik).Mereka duduk di ruang tamu rumah Lio. Kendrik bingung akan memulai dari mana. Namun sejenak dia mengesampingkan perkara kecelakaan Bisma dan tergelitik dengan pernyataan Lio tadi.Apa benar mereka pernah bertemu atau ucapan Lio tadi merupakan bentuk kestresan?"Ngomong-ngomong, aku lupa, kita per