Seusai mandi, Anita mengenakan daster batik untuk menemui mamanya. "Mas Radit, Nita keluar dulu ya nemuin mama. Mas mandi dulu aja!" pamit Anita dengan nada halus seraya berjalan menuju pintu keluar kamarnya.Namun, Radit mengejarnya lalu menangkap pinggangnya dan memepet tubuh Anita hingga bersandar di pintu. Dia menghirup aroma wangi memabukkan di tubuh istrinya lalu memagut ceruk leher Anita hingga berbekas merah jelas. "Sudah dulu, Mas. Nanti lagi aja ... kasihan mama nungguin," bujuk Anita agar suaminya melepaskannya. "Hmm ... nanti lagi ya, Nita Sayang!" balas Radit lalu membiarkan Anita keluar dari kamar itu. Dia merasa agak bosan dengan istrinya yang sok alim dan cenderung dingin menurutnya.Dengan segera Radit mencari ponselnya di tas kerjanya lalu mengetik pesan mesra untuk Sheila si ayam kampus. Gayung bersambut, tanggapan gadis itu begitu mesra dan manja menggoda. Radit pun mereka-reka jalan untuk bisa bertemu dengan Sheila sepulang kerja besok.Sementara Anita berjalan
Waktu bergulir perlahan hingga malam yang gelap berganti pagi yang cerah ditingkahi kicau burung menyambut hangatnya mentari yang menyinari dunia. Di kamarnya Anita sedang duduk di depan cermin riasnya menyelesaikan dandanan naturalnya dengan sepulas lipstick berwarna red coral pastel yang membuat bibir ranumnya sewarna buah persik masak yang jingga kemerahan lembut.Segera ia mengambil tas tangannya dan mengenakan sepatu wedges 10 cm favoritnya yang berwarna putih merk Charles and Keith. "Mas Radit, kutunggu di meja makan ya?" ucapnya seraya keluar dari kamar.Semalaman dia menunggu hari menjadi pagi, Anita mengambil piring kosong dan mengisinya dengan nasi dan lauk yang melimpah seperti biasa. Kemudian dia memanggil Agus untuk menerima sarapan yang sama menunya dengannya."Pagi, Mas Ganteng. Makan yang banyak ya biar semangat latihan bola!" sapa Anita dengan volume pelan yang hanya terdengar oleh Agus."Makasih, Mbak," jawab Agus singkat tak ingin membuat seisi rumah curiga dengan
Semenjak memergoki Radit bersama wanita selingkuhannya di lobi Senopati Apartment, Anita berusaha menghindari moment berdua bersama Radit. Namun, di pesta malam ini dia mengalah untuk tampak anggun dan tenang mendampingi suaminya di hadapan para kolega politik dan tamu pesta lainnya.Pesta itu diadakan outdoor di halaman samping rumah, mengelilingi kolam renang yang berair jernih yang dinding dalamnya dinyalakan lampu bawah air. Pihak event organizer yang disewa Radit menyulap halaman itu menjadi tempat garden party yang tampak mewah dan meriah.Lampu-lampu hias kerlap-kerlip dibentangkan kabelnya setinggi 3 meter sepanjang atas kolam renang. Pot-pot berisi karangan bunga segar di tempatkan di penjuru halaman rumah. Sebuah panggung didirikan untuk tempat biduanita menyanyi menghibur para tamu pesta.Papa mamanya serta mertua Anita pun hadir di pesta perayaan ulang tahun kedua pernikahannya dengan Radit. "Selamat ya, Nita Sayang. Jangan lupa pesan Mama, cepetan kasih Mama cucu!" ujar
Sesampainya di rumah sakit, Agus membopong tubuh majikannya turun dari mobil ke IGD Rumah Sakit Siloam. Dia setengah berlari melapor ke perawat jaga IGD. "Sus, tolong pasien ini baru saja tenggelam di kolam renang!""Bawa ke bilik 1, Mas. Baringkan di atas bed!" jawab perawat itu membantu membetulkan posisi berbaring Anita. Kemudian dia menyuruh Agus keluar terlebih dahulu karena ingin mengganti baju Anita yang basah dengan gaun pasien rumah sakit yang kering dan menyelimuti tubuh Anita hingga setinggi dada.Usai mengganti baju Anita, perawat itu memasukkan ke tas plastik dan menyerahkannya ke Agus lalu memanggil dokter jaga IGD. Segera sang dokter memeriksa kondisi Anita."Tadi minum air ya Mas, saat Mbak ini tenggelam?" tanya dokter yang bername tag Dokter Susilo Yuwono."Betul, Dok. Tadi saya lakukan pertolongan pertama orang tenggelam, airnya keluar dari mulut dan hidung. Setelah siuman langsung saya bawa kemari," jawab Agus menjelaskan kronologi kejadiannya.Setelah memeriksa ko
Berhubung majikannya sedang dirawat di rumah sakit, Agus pun menghubungi pelatih bolanya untuk libur latihan pagi ini. Baginya menjaga Anita lebih penting karena orang terdekat wanita itu semuanya orang sibuk dan meninggalkannya sendirian di rumah sakit."Maaf ya, Nit. Mas nggak bisa nemenin kamu pagi ini karena jadwal di kantor padat sekali," ujar Radit sebelum berpamitan berangkat ke kantornya usai menjenguk istrinya di rumah sakit."Nggakpapa Mas, Nita paham kok kesibukan Mas sebagai pejabat publik. Ada dokter dan perawat yang merawatku di sini," jawab Anita menenangkan hati suaminya.Senyum terbit di wajah Radit, dia senang istrinya percaya bahwa ia berangkat ke kantor. "Oke, Mas pamit dulu ya, Nita Sayang!" Pria itu mengecup kening Anita lalu berjalan keluar dari ruang perawatan.Selang setengah jam, Agus pun sampai di ruang perawatan Anita. Dia membawakan sarapan buatan Bik Murni dari rumah dan juga kosmetika perawatan wajah pesanan majikannya."Selamat pagi, Mbak Anita. Gimana
Sekalipun Agus hanya jagoan sepak bola kampung, tapi penggemar beratnya seperti Abah Ajisaka, Pak RT, Pak RW, satpam perumahan, dan bapak-bapak lainnya sudah maniak nonton tanding bola si Agus. Ketika diberitahu bahwa dia akan tanding bola liga seri C atau papan kelas 3 di Stadion Atang Sutrisna, Jakarta Timur, mereka semangat mengatakan akan datang menonton Agus bertanding.Pukul 14.00 WIB, Agus pamit kepada Anita yang sudah pulang dari rumah sakit tadi pagi. Mereka bertemu di kamar Anita."Mbak, saya berangkat tanding bola dulu ya. Nggak usah dicariin di TV karena nggak disiarin. Hehehe," ucapnya sambil melingkarkan lengan kokohnya di pinggang Anita yang berdiri di dekat pintu kamarnya.Tangan Anita meraih wajah Agus lalu mengecup kening pemuda itu. "Kudoain menang deh, Mas!" ujarnya membelai pipi Agus.Tentu saja dukungan pujaan hatinya membuat Agus bersemangat. "Pasti aku semangat buat menang, Mbak. Sampai nanti malam ya," balasnya lalu mencuri sebuah ciuman di bibir ranum Anita s
Pertandingan antara Harum Tanurie FC versus Pupuk Sri Rezeki FC semakin sengit kendati tim lawan Agus itu belum berhasil mencetak satu gol pun mereka tak ingin cepat menyerah sebelum peluit pertandingan usai ditiup wasit.Bola pun bergulir ke arah gawang Harum Tanurie FC digiring oleh Yusrizal, pemain gelandang tim Pupuk Sri Rezeki FC dengan lari cepat disusul pemain pertahanan Harum Tanurie FC. Sementara Agus yang berada di lini penyerang tidak dapat berbuat banyak sekalipun ikut mundur ke arah gawangnya.Sebuah tendangan spekulasi yang ditendang kencang dengan kaki kanan Yusrizal dari jarak 20 meter berhasil membobol gawang Antonio Rici, kiper Harum Tanurie FC yang berkebangsaan Timor Leste itu."GOOOOOOLLLLLLL!" Teriakan suporter kesebelasan Pupuk Sri Rezeki FC bergema riuh di Stadion Atang Sutrisna. Sementara pendukung Harum Tanurie FC harus kecewa karena posisi menjadi 2-1 dengan keunggulan masih di pihak Harum Tanurie FC.Agus pun merasa ketar-ketir karena hanya beda posisi sa
"Aakkhh ... Masss!" desah suara wanita itu memecah keheningan sore di salah satu unit apartment exclusive di tengah kota Jakarta Pusat.Sementara pria yang dia panggil seolah belum tuntas memuaskan hasratnya atas tubuh berlekuk menggoda yang tergolek pasrah tanpa sehelai kain pun menutupi dirinya. Pria itu terus berpacu mereguk kenikmatan duniawi hingga partikel-partikel cahaya itu seolah pecah terdispersi di dalam otaknya. "AAARRGGHH!" pekiknya tertahan. Seusai olahraga ranjang yang panas di sore hari itu, Radit berbaring mendekap tubuh Sheila dengan rasa puas. Sudah tiga hari ia tidak pulang ke rumah menemui istrinya dengan dalih perjalanan dinas ke Jambi. Padahal dia sama sekali tidak meninggalkan Jakarta dan tidur dengan selingkuhannya di Senopati Apartment."La, abis mandi nanti kita makan malam keluar aja yuk. Bosen nih room service melulu!" ujar Radit santai sembari membelai mesra tubuh Sheila yang berlekuk-lekuk bak gitar Spanyol."Ayo, Mas. Aku mandi duluan ya ...," pamit S