"Dasar wanita gampangan!" rutuk Radit kesal seraya melipat tabloid Bintang Kejora lalu melemparnya ke jok kursi mobil Fortuner hitamnya yang melaju di tengah jalan raya ibu kota.Dia baru saja membaca artikel kolom gosip yang meliput hubungan spesial Anggita Rosanna dengan Dewa Anggara, dua artis terkenal FTV yang memang sering dijodoh-jodohkan oleh penggemar mereka.Radit merasa cemburu dan merasa agak tidak rela melihat Gita berbahagia dengan pria lain, bukan dirinya. Namun, kini dia sudah memiliki Yuni Sahara yang tak kalah seksi dan jelita. Mereka ada janji melihat rumah hadiah pelicin izin proyek sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia berinisial MV.Enaknya jadi anggota dewan memang itu, lobi-lobi di balik layar yang sarat aliran dana pelicin. Sudah 5 proyek besar yang berhasil Radit kawal pengesahan peraturannya sehingga dapat berjalan pembangunannya berkat izin pemerintah.Akhirnya mobil yang dikemudikan oleh Pak Bandi sampai juga di sebuah halaman rumah mewah dua tingkat di
"KAKAK, AKU MARAH! KAU JAHAT!" seru gadis cantik bertubuh seksi bak model itu saat memasuki ruang kerja kakak laki-lakinya.Sementara Gustav Gonzales hanya bisa menghela napas panjang dan terdiam menatap adiknya yang manja itu dan galaknya setengah mati. Dia sedang menemui Agus dan Pedro, dua bintang muda di FC Barcelona yang kini menjadi ujung tombak klub raksasa Eropa asal Barcelona itu. "Permisi, Sir," pamit Agus bersama Pedro melipir keluar dari ruang kantor bos mereka karena pembicaraan mereka mengenai cuti bergilir telah disetujui oleh Gustav.Pedro akan menikah dengan gadis pilihannya di Belanda sesudah Agus yang juga sama mengajukan cuti menikah di Jakarta, yang tentunya dengan Anita. Pertandingan La Liga Espanol berjalan dengan sangat baik bagi FC Barcelona, klub itu memimpin klasemen liga utama di musim ini di peringkat 1.Maka dari itu Gustav Gonzales hanya memberikan cuti selama 1 kali pertandingan mingguan saja untuk Agus dan Pedro yang libur bergantian beda minggu.Kemb
Bukannya menjawab pertanyaan Agus, wanita berdarah Spanyol itu malah menyusuri rahang tegas itu dengan bibir seksinya yang tersaput lipstick warna merah darah. "Me emocionas, Guapo!" desah Simona sambil jemarinya melucuti kancing kemeja Agus. (Kau membuat diriku bergairah, Ganteng!)Sentuhan intim Simona membuat Agus tak nyaman, dia sudah tahu bahwa adik bosnya itu menginginkan dirinya secara seksual dan dia tidak mau. Maka sekali lagi Agus mengulang pertanyaannya, "Miss, apa yang sebenarnya Anda inginkan? Kenapa saya harus ada di sini?""Cium aku dan akan kujawab pertanyaanmu semuanya ... hmm?" jawab Simona memanyunkan bibirnya ke arah Agus.Setelah menghela napas dengan enggan Agus mengecup singkat bibir wanita itu. "Tolong katakan, Miss. Saya juga harus segera pergi karena ada janji dengan Senhor Jose Mourinho," ujar Agus sengaja mengarang cerita."Ohh ... ciumanmu lezat sekali, Agus ... Sampurna ... hmm, kurasa pilihanku untuk pengganti William sangat tepat!" Simona menjilati bibi
Pesawat Luftansa Airlines membawa pulang Agus dari Barcelona ke Jakarta dengan selamat. Pemuda itu tidak menyangka kalau sekarang dia adalah seorang idola di tanah airnya sendiri. Di Spanyol terlalu banyak bintang lapangan hijau yang bersinar terang sehingga kehadiran sosoknya seolah biasa-biasa saja.Di Bandara Soekarno-Hatta, Agus Sampurna sudah ditunggu kedatangannya oleh para fans sepak bola, anak-anak muda yang terinspirasi oleh kisahnya yang banyak di-blow up oleh wartawan majalah olah raga. Untungnya tidak banyak yang tahu kisah di balik kesuksesannya saat ini tak lepas dari takdir yang sedikit miris.Menantu buangan konglomerat di Bojonegoro yang merantau ke ibu kota dan menjadi sopir seorang istri pejabat. Dia tidak kaya dalam semalam, tapi meniti karier dari nol serta menerima caci maki orang karena jadi simpanan istri pejabat. Sisi gelap Agus yang hanya diketahui oleh sebagian orang yang berhubungan dengan Anita dan dirinya.Kilatan blitz kamera wartawan dan kamera ponsel p
Pagi itu rombongan keluarga Agus dari Bojonegoro mengawal sang pemuda yang akan melamar pujaan hatinya di kediaman Keluarga Hadinegoro. Tuxedo warna silver karya rumah mode Wong Hang Tailor dikenakan dengan pas oleh Agus. Saat ia masuk diapit oleh bapak ibunya menghadap Pak Subroto Hadinegoro dan Nyonya Laksmi Wijayati, tatapan matanya bertemu dengan sepasang mata jernih yang berbinar membalas tatapannya. Agus pun melepas senyumnya."Selamat datang, Pak Slamet dan Bu Rodiyah beserta rombongan. Silakan masuk biar enak ngobrolnya! Mari ... mari ...," sambut Pak Subroto dengan ramah berdampingan dengan istrinya dalam balutan pakaian adat Jawa Timur.Rombongan asal Bojonegoro masuk membawa masing-masing satu buah hantaran yang terbungkus dalam kain tile warna merah muda dengan pita dan bunga hiasan yang rapi dan tampak cantik. Pihak keluarga besar Anita menerima barang-barang hantaran lamaran itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.Paman Agus yang bernama Cak Seno membuka perbincangan
Acara resepsi pernikahan Anita dan Agus diadakan di Gedung JPC. Sebetulnya mereka agak terkejut juga karena resepsi mantan suami Anita yaitu Radit dengan Yuni Sahara juga diadakan di salah satu ballroom di Gedung JPC yang berkapasitas 1000 orang itu.Namun, mereka berdua tidak menganggap itu sebagai suatu ganjalan untuk kebahagiaan hari istimewa mereka. Tamu undangan kedua resepsi pernikahan itu kurang lebih sama karena berasal dari pergaulan politik yang sederajat antara Pak Subroto Hadinegoro dan Radit, mantan menantunya itu."Mas Agus, aku pamit ke toilet sebentar ya. Sebenarnya agak ribet buka bawahan bajunya, tapi aku sudah nggak tahan mau pipis, Mas!" ujar Anita sebelum meninggalkan Agus di panggung pelaminan sendirian."Apa kutemenin aja ke toilet, Mbak?" Agus menawarkan dirinya.Anita menggelengkan kepalanya. "Aku bisa sendiri kok, Mas. Sebentar ya ...," ujarnya.Tamu resepsi pernikahan Agus dan Anita mulai bubar seusai menikmati hidangan pesta yang lezat dan melimpah. Biduani
Anita keluar dari kamar mandi mengenakan lingerie merah semi transparan yang tak dapat menyembunyikan lekuk indah tubuh moleknya. Dia melenggak-lenggok mendekati suami barunya yang telah sabar menunggunya untuk melewati malam pertama mereka berdua.Tatapan matanya begitu panas bergairah, ia menggigit bibir bawahnya. "Masss ...," panggil Anita manja seolah seperti sebuah kode alam bagi junior Agus untuk berjuang hingga titik darah penghabisan malam ini.Di tepi kaki ranjang hotel yang empuk itu Agus duduk santai dalam kondisi telanjang tanpa merasa malu atau jengah berhadapan dengan seorang wanita yang akan dia puaskan malam ini. Mantan majikannya yang nakal dan binal luar biasa itu, Anita Permatasari.Tatapan mata Agus seolah menimbulkan riak-riak birahi dalam tubuh Anita. "Cantiknya seperti bidadari, Mbak. Sini ... deket ke saya!" Agus mengulurkan tangannya ke Anita yang dengan langkah pelan, tapi pasti meraihnya.Agus mendudukkan bokong istrinya yang membulat empuk itu di atas pahan
"Pa, Agus berangkat sekarang ke Spanyol ya!" pamit pemuda itu merangkul tubuh gempal papa mertuanya yang lebih pendek dibanding dirinya. Pak Subroto berbisik lirih, "Udah gendong saja ke pesawat, Gus!" Kemudian dia melangkah mundur dan berdiri berhadapan dengan Anita lalu berpesan, "Nita Sayang, kamu nurut ya sama suami kamu. Papa yang izinin kok. Hati-hati di jalan!" Dia mengecup puncak kepala puterinya itu.Dengan wajah pias karena tidak tahu rencana suami dan papanya yang awalnya hanya melepas kepergian Agus di bandara, Anita bertanya terbata-bata, "Lho ... ehh ... i--ini maksudnya gimana, Pa? Me--memang Nita mau dibawa kemana?"Tanpa banyak bicara Agus memanggul tubuh Anita di bahu kekarnya. "Sampai jumpa, Pa. Makasih buat segalanya, Agus pamit bawa Anita!" ujarnya terkekeh seraya menepuk-nepuk bokong semok istrinya yang meronta-ronta minta diturunkan karena malu diperhatikan penumpang yang mengantre boarding ke pesawat jurusan Barcelona."Selamat bersenang-senang, Gus!" balas P