Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 227. Diangkat Jadi Direktur

Share

Bab 227. Diangkat Jadi Direktur

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2025-06-23 23:02:04

“Entahlah Mi, aku sendiri sekarang juga bingung.” Jawab Anton.

“Sebaiknya kamu tinggal saja di rumah ini, ngapain nyusahin Bramasta dan keluarganya di sana.” usul Bu Widya.

“Ya, apa yang dikatakan Mami mu itu benar. Selain nyusahin Bram dan keluarganya, di sini kamu nanti bisa berfikir untuk merubah sifat mu yang baik sadar maupun nggak kamu sadari telah membuat mu jadi begini. Kamu dengar itu, Anton?!” tutur Pak Bakri.

“Dengar Pi,” jawab Anton dengan posisi wajahnya masih tertunduk.

“Om dan Tante, aku dan Fitria sama sekali nggak keberatan dan merasa disusahin jika Mas Anton tinggal di rumah kami.” ulas Bramasta.

“Kalau pun kamu dan Fitria nggak merasa begitu, tapi jika Anton tinggal di sana dianya pasti akan sulit berubah. Di sini ada Tante dan Om mu yang akan selalu menasehati dia,” ujar Bu Widya.

“Iya Bram, aku di sini aja bareng Mami dan Papi.” Ulas Anton.

“Oh ya Bram, gimana kabarnya Fitria? Ngapain nggak sekalian kamu ajak ke sini?” tanya Bu Widya kali ini ditujukan pada Bramas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 228. Bobby Mengajak Viola Jalan

    Sabtu siang menjelang istirahat kerja, Viola datang ke ruangan Puspa. Hal itu tentu saja membuat Puspa terkejut karena memang tak biasanya begitu, setiap kali jika atasannya itu ada perlu selalu dia yang diminta datang ke ruangannya.“Bu Viola ternyata, saya kira tamu yang datang. Mari silahkan duduk Bu,” Puspa yang terkejut saat melihat atasannya yang membuka pintu ruangannya itu langsung berdiri menghampiri dan mempersilahkan duduk di kursi yang di sana tersedia pula sebuah meja yang biasa digunakan untuk melayani tamu.“Lagi sibuk dan masih banyak yang dikerjaan ya Bu Puspa?” tanya Viola.“Sudah tidak sesibuk tadi Bu hanya beberapa berkas saja yang belum selesai, ada yang perlu saya bantu sampai-sampai Bu Viola yang datang temui saya di ruangan ini?” jawab Puspa lalu balik bertanya.“Nggak terlalu penting sebenarnya dan sama sekali nggak ada kaitannya dengan pekerjaan kantor,” ulas Viola.“Lalu soal apa itu Bu?” Puspa penasaran.“Kemarin Bang Bobby nelpon ngajak aku makan malam bar

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 227. Diangkat Jadi Direktur

    “Entahlah Mi, aku sendiri sekarang juga bingung.” Jawab Anton.“Sebaiknya kamu tinggal saja di rumah ini, ngapain nyusahin Bramasta dan keluarganya di sana.” usul Bu Widya.“Ya, apa yang dikatakan Mami mu itu benar. Selain nyusahin Bram dan keluarganya, di sini kamu nanti bisa berfikir untuk merubah sifat mu yang baik sadar maupun nggak kamu sadari telah membuat mu jadi begini. Kamu dengar itu, Anton?!” tutur Pak Bakri.“Dengar Pi,” jawab Anton dengan posisi wajahnya masih tertunduk.“Om dan Tante, aku dan Fitria sama sekali nggak keberatan dan merasa disusahin jika Mas Anton tinggal di rumah kami.” ulas Bramasta.“Kalau pun kamu dan Fitria nggak merasa begitu, tapi jika Anton tinggal di sana dianya pasti akan sulit berubah. Di sini ada Tante dan Om mu yang akan selalu menasehati dia,” ujar Bu Widya.“Iya Bram, aku di sini aja bareng Mami dan Papi.” Ulas Anton.“Oh ya Bram, gimana kabarnya Fitria? Ngapain nggak sekalian kamu ajak ke sini?” tanya Bu Widya kali ini ditujukan pada Bramas

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 226. Anton Dicerca Papinya

    “Biasanya kamu datang ke sini pasti ada maunya atau akan memberi tahu kami kabar yang tidak baik,” ujar Pak Bakri ketus pada putranya itu.“Pak, udah dong. Anak baru datang udah diomelin,” Bu Widya menenangkan suaminya yang sejak awal selalu emosi.“Loh kan emang benar begitu Bu, setiap kali dia datang ke sini mana pernah kita dengar kabar baik. Seperti halnya terakhir ia ke sini memberi tahu kita kalau dia akan bercerai dengan Angel,” tutur Pak Bakri, Anton dan Bramasta saling pandang lalu tertunduk.Satu-satunya sosok yang paling ditakuti dan disegani Anton adalah Papinya, makanya selama ini jika ia datang ke Jakarta tak berani datang dan menemui kedua orang tuanya itu.“Gimana kabar dengan perusahaan-perusahaanmu di luar negeri, Nak?” tanya Bu Widya.“Baik dan lancar-lancar aja Mi,” jawab Anton melirik sejenak pada Bu Widya tanpa berani arahkan pandangannya pada Pak Bakri.“Syukurlah kalau begitu, jika perusahaan induk di sini yang kamu percayakan pada Bram, kami selalu diberi kaba

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 225. Disodor Amplop Oleh Angel

    Hampir jam 10 malam Angel dan Roy tiba kembali di rumah selepas memenuhi undangan makan malam Leni dan putrinya, hanya duduk sejenak melepaskan kepenatan di perjalanan di ruangan tengah, mereka pun kemudian beristirahat.Bagi Roy ketika diberi kesempatan ngobrol berdua tadi dengan Friska tidak ada hal yang spesial dan ia rasa biasa-biasa saja, akan tetapi sebaliknya Friska makin kagum dan simpati pada Roy yang ternyata selain tampan juga sangat nyaman diajak bicara.Hal itu bukan karena selama ini dia dibatasi bergaul dengan para priia baik di dalam maupun di luar kampus oleh Maminya, akan tetapi di antara beberapa teman cowok yang pernah bertatap muka dan ngobrol bareng sosok Roy lah yang terkesan membuatnya nyaman.Friska bahkan ingin sering-sering bertemu dan ngobrol dengan Roy atau paling tidak melalui ponsel, keinginannya itu diketahui dan disetujui oleh Leni. Bahkan Maminya itu berencana akan membalas kunjungan Angel dan Roy jika tidak minggu depan, minggu satunya lagi sekaligus

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 224. Ide Yang Cemerlang

    “Aku heran kamu begitu inginnya Roy jadi pendamping Friska, apa yang membuat mu begitu?” tanya Angel yang memang mengetahui jika sahabatnya itu selama ini terbilang sosok yang sangat membatasi putrinya dalam urusan pergaulan, itu semua karena dia ingin Friska benar-benar fokus pada kuliahnya dan berhasil menyandang gelar dokter.“Aku melihat Roy sosok pria yang baik, pekerja keras dan bertanggung jawab. Pandangan ku itu nggak ada kaitannya dengan dia merupakan keponakan angkatmu, pria seperti Roy lah yang selama ini aku inginkan jadi pendamping Friska kelak.” Tutur Leni.“Gimana dengan Bang Hendrik?” tanya Angel.“Mas Hendrik juga sama dengan ku tentang sosok pria yang diinginkan untuk mendampingi Friska nanti, kami nggak akan memandang dia berasal dari desa atau pun kota, dari keluarga terpandang dan berada atau pun dari keluarga sederhana serta pas-pasan. Bagi kami jika sosok pria itu suka bekerja keras tak malas-malasan, dia akan bisa nanti kami handalkan untuk keberlanjutan perusa

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 223. Jodohkan Roy Dengan Friska

    Sepulang dari kantor setelah mandi Angel yang duduk di teras rumahnya ketika Bi Surti datang membawakan dia minum, Angel meminta pembantunya itu untuk memanggil Roy untuk menemuinya di teras itu.“Mas Roy..” panggil Bi Surti di depan pintu kamar Roy yang saat itu tertutup.“Iya Bi, aku lagi ganti pakaian.” Sahut Roy dari dalam.“Nyonya bilang agar Mas Roy menemuinya di teras,” ujar Bi Surti.“Baik Bi, setelah ganti pakaian aku akan temuin Tante di teras.” Jawab Roy.“Mas mau dibuatkan kopi atau teh?” tanya Bi Surti.“Kopi aja Bi, sekalian minta tolong dibawakan ke teras.” Jawab Roy lagi.“Baik, Mas Roy langsung aja temuin Nyonya di teras nanti kopinya aku antar.” Ulas Bi Surti.“Ya Bi, makasih.” Ucap Roy.“Tante memanggil ku?” tanya Roy ketika tiba di teras rumah masih berdiri di sebelah Angel duduk.“Iya, duduklah Roy.” Jawab Angel.“Makasih Tante,” ucap Roy kemudian duduk di sebelah Angel.Hampir berbarengan dengan Roy duduk Bi Surti pun datang membawa segelas kopi hangat, kopi itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status