Home / Rumah Tangga / Anak Untuk Maduku / 03 Istri ke Empat

Share

03 Istri ke Empat

Author: Chykara
last update Last Updated: 2024-11-15 09:33:23

"Tok... Tok... Tok..." pintu rumah di ketuk dengan keras dari luar, Namiya yang sedang memasak untuk makan siang ketiga adik nya beranjak menuju pintu depan.

Sudah dua minggu sejak kepergian ibu, Namiya merasa tubuh nya masih belum pulih dari rasa kehilangan. 

Memang mereka sudah kembali ke sekolah, Miya kelas 3 SMA,  Nalisa kelas 2 SMA,  Namira kelas 3 SMP dan si bungsu Nafisa kelas enam SD.

Awalnya Namiya berniat untuk berhenti sekolah dan mencari kerja, tapi kedatangan pihak jasa rahardja ke rumah nya merubah segala nya. 

Namiya yang datang ke kantor jasa rahardja bersama bude Lilis tetangga yang selalu membantu keluarga mereka, pulang dengan membawa uang dengan nominal yang sangat besar bagi Namiya. 

Lima puluh juta yang di masukkan ke dalan rekening yang baru saja di buat dengan menggunakan uang bude Lilis sebagai uang pangkal.

Tangan Namiya bergetar.

"Bude sebenarnya mau mengucapkan selamat nduk atas uang nya, tapi bude sadar uang sebanyak ini tidak sebanding dengan kehilangan kalian, tapi setidak nya dengan uang ini kalian masih bisa bernafas lega setidak nya sampai kamu tamat SMA dan bisa mencari pekerjaan demi adik adik mu ndak" ucap bude Lilis.

"Makasih bude, udah menemani Namiya seharian ini, nanti Miya kasih ya bude sejuta sebagai uang bensin udah ngantar Miya." ucap Namiya. 

"Nggak bude nggak mau, itu uang kalian, kalian anak piatu, bude tidak mau memakan uang kalian, bude membantu kalian ikhlas, tanpa mengharapkan apapun." ucap bude Lilis.

"Makasih ya bude" ucap Namiya dengan mata berkaca kaca.

"Tapi kamu harus menyiapkan uang di rumah, takut nya ibu kamu punya utang dan orang nagih ke rumah, sekalian kamu datang ke warung nya mbok sumi, tanyain apa ibu punya hutang di sana?" ucap bude Lilis mengingatkan.

"Baik bude" ucap Namiya. 

"Ayo kita ke ke ATM bude akan ngajarin kamu cara narik uang di ATM, kamu jangan ambil banyak banyak dulu, cukup ambil satu juta dua ratus saja, satu juta buat pegangan kalian dan dua ratus untuk mengembalikan uang bude yang di pakai buat bikin rekening" ucap bude Lilis.

"Baik bude."

***

Namiya menarik pintu sebelum rumah nya roboh karena keras nya gedoran dari luar.

Saat pintu terbuka terlihat kang Dirman berdiri seperti raksasa di depan rumah di belakang nya ada dua preman yang selalu mengikuti kang Dirman kemana pun dia pergi.

Bude Lilis yang tinggal di sebelum berlari menuju rumah Namiya saat mendengar gedoran sekeras itu.

"Kang Dirman" ucap Namiya. 

Karena kematian sang ibu Namiya sungguh lupa dengan penyebab kenapa ibu harus pergi dengan bus malam itu, ibu akan pergi meminjam uang ke kota entah pada siapa untuk menutupi hutang yang buat oleh bapak agar rumah mereka tidak di sita juragan Kasman. 

Dan melihat kang Dirman di depan rumah nya Namiya akhir nya ingat kembali, tenggang waktu uang di berikan oleh kan Dirman adalah tiga minggu dan ini sudah minggu ke tiga.

"Dirman apa apaan ini?" bude Lilis menegur kang Dirman dengan keras.

"Maaf mbak yu, saya hanya menjalankan tugas, Burhan berhutang pada juragan Kasman sebelum dia minggat, saya hanya menagih utang ke sini" ucap kang Dirman. 

"Hutang? Berapa banyak?" tanya bude Lilis.

"Hutang nya 100 juta dan bunga nya 50 juta dengan sertifikat rumah sebagai jaminan, tiga minggu yang lalu saya datang mengingatkan tentang hutang itu dan sekarang saya datang untuk menagih" ucap kang Dirman 

"Astagfirullah hal'adzim" ucap bude Lilis sambil menutup mulut nya, Namiya hanya menunduk ketakutan.

"Tapi kenapa kalian nagih ke sini? Kenapa nggak nyari Burhan saja dan tagih dia" ucap bude Lilis. 

"Itu lah masalahnya mbak yu, Burhan hilang, dia minggat dari kontrakan bini muda nya, dan sekarang tidak tau ada di mana" ucap kang Dirman. 

Bude Lilis menatap Namiya yang menunduk dengan mata berkaca kaca.

"Nduk..." ucap bude Lilis 

Namiya hanya menggelengkan kepala dengan lemah.

Kemana dia harus pergi, mereka memang masih punya banyak simpanan dari uang asuransi ibu, tapi tidak akan cukup membayar utang pada juragan Kasman, yang nilai nya tiga kali lipat. 

Jalan satu satu nya hanya menyerahkan rumah sederhana mereka pada juragan Kasman. Dan mereka akan pindah ke kontrakan.

"Dirman kamu orang kampung ini, kamu pasti tau kan bagaimana kondisi anak anak saat ini, apa tidak ada kelonggaran dari juragan Kasman buat mereka, ibu mereka baru saja meninggal" ucap bude Lilis. 

"Mbak yu, bukan nya aku tidak mau memberi kelonggaran tapi ini perintah juragan Kasman. " ucap Kang Dirman. 

"Masih belum juga Dirman? Kenapa lama sekali" sebuah suara berat memanggil kang Dirman, dengan cepat kang Dirman membalikkan tubuh, di lihat nya pria enam puluh tahun yang sudah menjadi bos nya sejak dua puluh tahun yang lalu itu berdiri di belakang nya.

"Maaf juragan, iya saya sudah menyampaikan pada anak nya Burhan juragan, jadi Miya apa keputusan mu, mau membayar hutang bapak mu atau menyerah kan rumah ini pada juragan Kasman sebagai penebus hutang" tanya kang Dirman. 

Namiya mengangkat wajah nya menatap kang Dirman, bude Lilis dan terakhir juragan Kasman. 

Sebelum Miya membuka mulut nya untuk mengatakan sesuatu, suara juragan Kasman sudah lebih dahulu terdengar di sana. 

"Atau pilihan terakhir jadi istri ke empat saya dan saya akan mengembalikan rumah ini pada kamu sebagai mas kawin, saya bahkan akan membangunkan rumah baru yang lebih besar lagi di tanah ini buat kamu dan adik adik mu" ucapan juragan Kasman sontak mengejutkan kang Dirman dan Bude Lilis. 

Bude Lilis menatap juragan Kasman dengan perasaan jijik, pria tua dengan tiga istri dan banyak simpanan, tapi masih mengincar anak bau kencur seperti Namiya yang payudara nya saja masih belum tumbuh sempurna. 

Namiya tak kalah kaget, rasa jijik membuat nya hampir muntah, juragan Kasman menatap nya dengan pandanga menjijikan, dia menatap Miya seakan Miya adalah barang yang akan segera dia beli.

Pandangan juragan Kasman pada Namiya seperti Namiya itu telanjang bulat, padahal Namiya menggunakan pakaian tertutup dengan hijab instans yang menutupi rambut lebat nya.

"Tapi juragan Namiya masih kecil dia baru saja naik kelas tiga SMA." ucap bude Lilis 

"Benar juragan, dia masih di bawah umur, juragan bisa kena masalah menikahi gadis di bawah umur" ucap kang Dirman. 

"Alah... Apa sih yang nggak bisa kalau pakai uang, nikah siri itu gampang,  tinggal baca ijab qabul, kasih mahar dan kasih amplop buat penghulu, udah selesai" ucap juragan Kasman dengan arogan.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Untuk Maduku   61 Takut

    Namiya masuk ke rumah setelah turun dari taxi online sambil mengendong sosok sang putri yang tertidur dengan lelap, Nalisa dan Nafisa mengikuti langkah Namiya sambil menarik travel bag mereka. setelah tiga hari liburan di Semarang dan mengunjungi segala macam tempat mereka akhirnya kembali ke ibu kota, dan kembali ke kehidupan normal setelah bersenang senang sejenak. sesuai yang tidak pernah mereka rasakan saat sang ibu masih hidup. dan setelah mengantar kembali Namira ke kampus nya mereka langsung bertolak menuju bandara untuk kembali ke ibu kota. Arunika yang manjadi terlalu dekat dengan Namira menangis sesenggukan saat mereka berpisah dan berakhir bad mood sepanjang perjalanan di atas pesawat, dia hanya cemberut hingga akhir nya jatuh tertidur di dalam pesawat. "kalian dari mana saja tiga hari terakhir" ketiga gadis itu terperanjat saat sebuah suara menegur mereka saat mereka membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. dia ruang tamu terlihat sosok Allarick duduk dengan waj

  • Anak Untuk Maduku   60 liburan pertama

    udara panas menyapa mereka berempat saat menjejak kan kaki keluar dari bandara Ahmad Yani yang dingin karena AC. "kita langsung ke tempat Namira atau ke hotel dulu mbak?" tanya Nalisa pada sang kakak saat mereka masuk ke salah satu taxi bandara. "kita istirahat dulu ke hotel kayak nya, kan Namira keluar nya juga jam tiga nanti, ngapain kita di sana sekarang, ini masih jam sebelas" ucap Namiya saat melihat jam yang melingkar di tangan nya. "benar juga, sekalian kita cari makan ya mbak, aku lapar banget" ucap Nafisa sambil mengusap perut nya "Tante Fisa lapar terus, padahal tadi di pesawat jatah nya mommy Tante Fisa yang habis kan" ucap Arunika pada adik bungsu mommy nya itu. "ye... kan Tante lagi dalam masa pertumbuhan, Tante butuh banyak energi untuk mengeksplorasi Semarang, dan Tante butuh banyak makan untuk itu" ucap gadis kelas satu SMA tersebut. "ye... bilang aja Tante emang suka makan" ucap Arunika sambil menjulurkan lidah nya. Namiya sengaja membooking hotel tidak

  • Anak Untuk Maduku   59 apa kalian rujuk lagi??

    "Mas Allarick barusan datang ya mbak? apa kalian rujuk lagi?" Nalisa yang baru saja pulang dari rumah teman nya yang membantu nya untuk mempersiapkan skripsi nya yang sudah hampir selesai. Nalisa Hampir menyelesaikan pendidikan S1 psikologi nya, dan di perkirakan tahun ini dia akan bisa wisuda, Dan walaupun Nalisa bilang dia ingin langsung mencari pekerjaan, tapi Namiya berharap adik nya yang cerdas itu bisa lanjut S2 dulu, biar bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Walaupun mommy Noura sudah menawarkan pekerjaan sebagai tim HRD di kantor nya untuk Nalisa, tapi gadis itu bilang ingin mencoba mencari pekerjaan dengan usaha nya sendiri terlebih dahulu. Tapi jika memanggil tidak ada kesempatan untuk nya, dia bersedia mengambil salah satu pilihan yang di tawarkan oleh Namiya dan mommy Noura, entah itu melanjutkan S2 atau bekerja di perusahaan ekspor impor milik mertua sang kakak. "rujuk??? ya nggak lah... mbak nggak mungkin bisa melakukan hal seperti itu lagi, lagi pula kondisi

  • Anak Untuk Maduku   58 hati ke hati

    Setelah mengobrol lebih dari satu jam bersama sang ayah Arunika akhirnya tertidur juga di dalam pelukan hangat sang ayah, sesuatu yang sudah dia rindukan selama bertahun tahun. dia memeluk erat tubuhku tubuh Allarick seakan enggan melepaskan pelukan, seakan jika dia mengendor kan pelukan ayah nya akan hilang dan berakhir menjadi mimpi semata. Allarick membiarkan Arunika mendekapnya seerat itu karena dia pun merasa sangat merindukanmu dekapan sang anak yang hilang selama empat tahun. Baru setelah Allarick merasakan Arunika tertidur semakin lelap dan pelukan nya mengendur, dia melepaskan pelukan sang putri dan kembali duduk. sebelum dia berlalu meninggalkan kamar Arunika dia mengecup ubun ubun sang anak berkali kali, seakan ingin meluapkan kerinduan yang terpendam sekian lama. Dengan enggan Allarick berdiri, dan keluarga dari kamar, masih ada satu urusan lagi yang menunggu nya di luar kamar. istri muda nya.... Namiya.... banyak yang harus mereka bahas dan Allarick tidak

  • Anak Untuk Maduku   57 onegaisimasu

    "ting tong... tong tong..." suara bell pintu terdengar dari luar. Namiya bergegas mencuci tangan nya yang belepotan tepung untuk membuka kan pintu. Saat sampai di depan pintu Namiya melihat pintu sudah di buka kan oleh Arunika, ternyata gadis yang sedang menonton TV di ruang tengah itu Sudah membuka kan pintu terlebih dahulu. "Om cari siapa?" samar samar Namiya mendengar Arunika bertanya pada tamu yang berdiri di depan pintu. Namiya mempercepat langkah nya, tapi saat dia melihat siapa yang berdiri di depan pintu langkah Namiya terhenti, tubuh nya membeku dan terpaku. Langkah nya semakin berat untuk mendekati sosok pria tampan yang sudah berjongkok di hadapan Arunika dengan mata berkaca kaca. "mas..." lirih suara Namiya tercekat di tenggorokan tak mampu terucap. seluruh rasa bergejolak di dalam dada nya, cinta dan rindu yang mati matian dia kubur selama empat tahun terakhir berakhir sirna dan kini rasa itu kembali ke permukaan dan menjadi berkali kali lipat. apa lagi s

  • Anak Untuk Maduku   56 kemarahan

    "bagi bos... ini hasil penyelidikan yang bos minta hari itu" Rudy yang melihat Arthur masuk ke dalam restoran langsung menyerahkan sebuah amplop kuning besar pada sang bos "lumayan cepat juga kerja teman kamu Rud, baru satu mingguan dia sudah menyerahkan laporan nya, nanti aku transfer ya untuk biaya nya" ucap Arthur sambil menerima amplop tersebut lalu berjalan masuk ke dalam kantor pribadi nya yang berada di sisi kanan kitchen. Dengan tidak sabar Arthur membuka amplop dengan cara merobek sisi atas amplop dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang seperti nya fotocopy an. "ternyata benar dia sudah menikah, dan memiliki satu orang putri" ucap Arthur sambil menatap lembaran kertas tersebut. "ternyata dia menantu nya buk Noura, bukan anak angkat nya, seperti yang dia katakan hari itu, tapi bukan nya anak buk Noura cuma satu satu nya, dan dia sudah meninggal" "apa Namiya menjadi istri simpanan? atau istri kedua? bagaimana sekarang apa dia masih bersama anak buk Noura?" ucap A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status