Home / Rumah Tangga / Anak Untuk Maduku / 04 Kami akan Pergi

Share

04 Kami akan Pergi

Author: Chykara
last update Last Updated: 2024-11-15 12:44:41

"Tapi juragan Namiya masih kecil dia baru saja naik kelas tiga SMA." ucap bude Lilis

"Benar juragan, dia masih di bawah umur, juragan bisa kena masalah menikahi gadis di bawah umur" ucap kang Dirman.

"Alah... Apa sih yang nggak bisa kalau pakai uang, nikah siri itu gampang, tinggal baca ijab qabul, kasih mahar dan kasih amplop buat penghulu, udah selesai" ucap juragan Kasman dengan arogan.

"Saya menginginkan gadis itu, jiwa muda saya bergelora saat melihat nya, jadi bagaimana dek Miya, kamu mau kan jadi istri ke empat mas, mas janji akan membahagiakan kan kamu lahir bathin, mas ini masih sangat perkasa dan uang mas sangat banyak, mas bisa memberikan apapun buat kamu" ucap juragan Kasman.

Rasa jijik di hati Miya membuat perut nya melilit...

Mual...

Ingin muntah...

Panggilan mas yang di selipkan oleh juragan Kasman pada diri nya membuat Namiya ingin muntah.

"Tidak perlu kek... Kami akan segera pindah, hari ini juga" sebuah suara menjawab ucapan juragan Kasman.

Tiga gadis masuk ke halaman masih dengan menggunakan pakaian seragam berbeda. Suara yang barusan menggema berasal dari gadis dengan seragam putih biru. Namira.

Mata juragan Kasman jelalatan apa lagi saat melihat Nalisa yang memiliki tubuh lebih berisi dari pada Namiya di balik seragam putih abu abu nya.

Keempat gadis itu memiliki kecantikan sendiri sendiri, dan memiliki pesona memikat yang tersembunyi di balik pakaian tertutup dan hijab mereka.

Tapi mata buaya juragan Kasman bisa melihat pesona itu walaupun tertutup sangat rapat.

"Kalian sudah pulang? Ayo cepat masuk" perintah Namiya.

"Nggak mbak, kita akan hadapi ini bersama sama," ucap si tomboi Namira.

"Saya akan memberi kalian waktu berfikir tiga hari, tiga hari lagi saya akan datang dengan dua pilihan, membawa seserahan atau atas dept kolektor. Saya akan menunggu jawaban Kalian" ucap juragan Kasman sambil membalikkan tubuh nya dan berlalu pergi.

"Maaf" ucap kang Dirman sebelum meninggal rumah Namiya.

"Jika berhasil menikahinya aku akan dapat durian runtuh, beli satu dapat empat" seringai juragan Kasman dengan wajah menjijikan.

Namiya merasa lutut nya sangat lemas, dia merasa kehilangan tenaga bahkan untuk bergerak masuk kembali ke dalam rumah.

"Ayo mbak masuk" ucap Nalisa sambil memapah Namiya di bantu oleh Namira.

Bude ikut masuk sambil menggandeng si bungsu Nafisa.

"Jadi bagaimana nduk? Bude mohon jangan sampai kamu menerima pinangan juragan Kasman, jangan sampai kamu menjadi istri ke empat nya." ucap bude Lilis.

"Tidak bude, tentu saja tidak, kami akan pindah dari sini, mbak Miya jauh lebih berharga dari pada rumah ini, biarkan saja juragan Kasman mendapatkan rumah ini, kami tidak peduli" ucap Nalisa.

"Benar, walaupun rumah ini punya banyak kenangan tentang ibu tapi itu tidak lebih besar dari pada kehormatan mbak Miya" ucap Namira.

"Maaf ya... Mbak merasa sangat jijik, hingga mbak merasa ingin pingsan saat juragan menatap mbak seperti mbak itu sapi yang akan dia beli" ucap Namiya.

"Nggak papa mbak, lumrah kalau mbak itu merasa jijik seperti itu" ucap Nalisa.

"Jadi apa rencana kalian?" tanya bude Lilis

"Ngontrak bude, pindah dari sini, sebelum tiga hari berlalu kami sudah harus mengosongkan rumah ini, tapi bagaimana cara nya?" tanya Nalisa.

"Kalian nggak usah khawatir, bude akan membahas ini dengan pak RT, kami akan mambantu kalian, kalian coba ke rumah buk hajjah nurul, tanya apa masih ada kontrakan nya yang kosong, jika masih kami akan mambantu kalian untuk pindah" ucap bude Lilis.

"Baik bude kami segeran ke sana" ucap Namiya.

***

Diam diam namiya dan ketiga adik nya berhasil memindahkan seluruh barang menuju kontrakan buk hajjah nurul dengan bantuan seluruh warga.

Kebetulan kontrakan buk hajjah nurul kosong sejak dua minggu yang lalu jadi mereka bisa segera pindah. Namiya membayar biaya kontrakan nya untuk satu tahun buat mereka tinggal setahun ke depan.

Kontrakan buk hajjah sangat aman, karena terletak di tempat yang sama dengan dengan rumah, di kelilingi pagar setinggi dua meter dengan dua akses gerbang, akses utama buat buk hajjah dan keluarga nya dan akses samping buat orang orang yang mengontrak tujuh unit rumah kontrakan nya.

Di tambah dua orang anak buk hajjah adalah polisi jadi juragan Kasman tidak akan berani macam macam.

Bude Lilis dan Namiya sudah menjelas pada buk hajjah kondisi Namiya sebenarnya dan buk hajjah setuju mengizinkan Namiya dan adik adik nya ngontrak di rumah nya.

***

"Apa rencana mbak setelah ini, apa mbak akan kuliah?" tanya Nalisa.

Setelah beberapa bulan akhir nya masa SMA Namiya akan segara berakhir, secara bertahan kehidupan mereka membaik.

Juragan Kasman yang sempat mengejar ngejar Namiya walaupun gadis itu sudah pindah rumah berakhir setelah di ancam oleh anak buk hajjah yang polisi dengan ancaman pelacehan gadis di bawah umur dengan hukuman dengan 15 tahun penjara.

Juragan Kasman ketakutan mendengar ucapan anak nya buk hajjah nurul yang polisi.

"Mbak nanti aku akan menjadi polisi, agar aku bisa melindungi kalian semua, kita semua harus berpendidikan agar tidak ada satu orang pun lagi yang akan mengganggu kita" ucap Namira dengan pandangan takjub melihat anak buk hajjah Nurul yang menjadi panutan terbaru nya.

"Iya, karena itu kamu harus rajin belajar, raih nilai yang bagus,masuk SMA terbaik dan langkah kamu semakin gampang untuk bisa jadi polisi" ucap anak buk Hajjah dengan lembut.

"Baik om. Mira akan akan rajin belajar, mira akan jadi polisi yang hebat" ucap gadis kelas tia SMP tersebut.

"Bagus" ucap Anak buk hajjah tersebut sambil mengusap rambut Namira, gadis itu seumuran anak pertama nya, melihat semangat gadis itu pak polisi itu sangat senang.

***

"Tabungan kita sudah menipis, hanya tersisa 25 juta saja, jika nanti di bayarkan untuk sewa tahun ke dua sama buk hajjah akan berkurang enam juta lagi, belum lagi tahun ini kalian akan butuh banyak biaya, Nalisa akan naik kelas tiga, namira akan masuk SMA dan Nafisa akan masuk SMP, karena itu mbak udah memutuskan, mbak akan berangkat ke kota untuk mencari kerja," ucap Namiya pada ke tiga adik nya.

"Ke kota mbak?" Tanya Nalisa

"Iya... Lis, mbak akan ke kota, mbak dapat tawaran kerja dari mbak Nuri di kota" ucap Namiya

"Mbak Nuri? Mbak di tawari kerja di mana sama dia?" Tanya Nalisa

"Kerja di cafe, jadi kayak jadi pelayan cafe gitu, gaji nya lumayan Lis, tiga juta sebulan, itu belum semua nya, nanti ada uang tip juga, mbak juga dapat mess dan jatah makan saat waktu shift nya mbak kerja." Ucap Namiya

"Tapi mbak, mbak Nuri itu kata orang orang kerja yang salah di kota, dia kerja di diskotik gitu mbak sebagai cewek malam" ucap Nalisa

"Nggak kok, mbak Nuri sudah bilang sama mbak kalau dia kerja sebagai kasir di restoran tersebut, mbak Nuri juga menunjukkan foto foto restoran tempat dia kerja sama mbak" ucap Namiya.

"Tapi mbak...."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Anak Untuk Maduku   64 Mall

    "Terima kasih banyak mas Arthur, aku jadi nggak enak, udah makan enak, malah gratis" ucap Namiya sambil berjalan menuju parkiran luas restoran mewah tersebut. setelah ngobrol cukup lama dan ternyata mereka cocok Namiya memanggil Arthur dengan panggilan mas, dan Arthur memanggil Namiya hanya dengan nama, karena mereka merasa panggilan bapak dan ibu yang mereka sematkan selama ini terlalu formal untuk mereka berdua. "sama sama, saya malah senang karena dari sekian banyak restoran yang ada di kota ini kamu malah milih restoran aku, rasa nya menyenangkan memasak untuk orang yang kita kenal," ucap Arthur "seperti nya kapan kapan aku yang harus traktir untuk membayar hari ini" ucap Namiya sambil tertawa "great.... tidak sabar menunggu kesempatan itu datang" ucap Arthur dengan antusias. "kalau gitu saya pamit dulu ya mas, saya janji sama anak saya untuk nyusul dia ke mall, karena sebenarnya Weekend adalah waktu nya aku bersama dia, tapi karena tuntutan pekerjaan dia terpaksa ke M

  • Anak Untuk Maduku   63 Weekend meeting

    "mommy aku berangkat dulu ya, Oma udah datang, kata Oma nggak masuk dulu" ucap Arunika dari arah pintu masuk utama. hari ini memang Arunika dan Oma Noura berencana pergi ke mall untuk jalan jalan, sebentar Arunika mengajak Namiya tapi hari ini Namiya ada janji meeting di sebuah restoran dengan klien penting. walaupun biasa nya Namiya selalu membatasi diri untuk tidak meeting dan bekerja pas weekend, tapi klien hari ini sedikit spesial, karena datang dari luar kota, dan hanya bisa melakukan meeting saat weekend karena kebetulan yang bersangkutan akan kembali ke kota nya hari minggu sore. Oleh karena itu Oma Noura menggantikan Namiya untuk mengajak Arunika ke mall untuk jalan jalan. "Ya udah... hati hati ya sayang, jangan lari larian, ingat Oma nggak kuat lagi buat lari larian ngejar kamu, pegang terus tangan Oma, jangan sampai tersesat, sekarang weekend mall lagi rame rame nya" ucap Namiya sambil berlari Keluar menyusul sang anak. "mom... maaf ya, mommy jadi repot ngajakin Aru

  • Anak Untuk Maduku   62 Egois??

    "belajar yang rajin ya nak, mommy kerja dulu, sampai ketemu nanti siang," ucap Namiya sambil mengecup pipi Arunika sesaat sebelum gadis itu turun dari mobil di depan gerbang sekolah. "sampai ketemu nanti siang mommy" jawab Arunika sambil memeluk Namiya sebelum keluar dari mobil. Baru saja pintu mobil akan tertutup dengan rapat, sebuah tangan menahan pintu tersebut,tangan berkulit putih terlihat pucat dan tidak berdarah. tangan itu kembali membuka pintu mobil dan sebuah sosok tubuh naik ke atas mobil dan duduk di sisi kiri Namiya. "astaghfirullah hal'adzim mbak, Moana.... aku pikir siapa?" ucap Namiya dengan wajah kaget yang terlihat jelas. "bisa kita ngobrol bentar dek? ayo kita sarapan bersama" ucap Moana sambil menutup pintu mobil. "Tapi mbak aku harus ke kantor," ucap Namiya "ya sudah, ayo kita ngobrol di sepanjang jalan saja, kamu nggak usah khawatir, ada pak Danu yang mengikuti kita, nanti mbak akan pulang kembali bersama pak Danu" ucap Moana saat melihat ekspresi

  • Anak Untuk Maduku   61 Takut

    Namiya masuk ke rumah setelah turun dari taxi online sambil mengendong sosok sang putri yang tertidur dengan lelap, Nalisa dan Nafisa mengikuti langkah Namiya sambil menarik travel bag mereka. setelah tiga hari liburan di Semarang dan mengunjungi segala macam tempat mereka akhirnya kembali ke ibu kota, dan kembali ke kehidupan normal setelah bersenang senang sejenak. sesuai yang tidak pernah mereka rasakan saat sang ibu masih hidup. dan setelah mengantar kembali Namira ke kampus nya mereka langsung bertolak menuju bandara untuk kembali ke ibu kota. Arunika yang manjadi terlalu dekat dengan Namira menangis sesenggukan saat mereka berpisah dan berakhir bad mood sepanjang perjalanan di atas pesawat, dia hanya cemberut hingga akhir nya jatuh tertidur di dalam pesawat. "kalian dari mana saja tiga hari terakhir" ketiga gadis itu terperanjat saat sebuah suara menegur mereka saat mereka membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. dia ruang tamu terlihat sosok Allarick duduk dengan waj

  • Anak Untuk Maduku   60 liburan pertama

    udara panas menyapa mereka berempat saat menjejak kan kaki keluar dari bandara Ahmad Yani yang dingin karena AC. "kita langsung ke tempat Namira atau ke hotel dulu mbak?" tanya Nalisa pada sang kakak saat mereka masuk ke salah satu taxi bandara. "kita istirahat dulu ke hotel kayak nya, kan Namira keluar nya juga jam tiga nanti, ngapain kita di sana sekarang, ini masih jam sebelas" ucap Namiya saat melihat jam yang melingkar di tangan nya. "benar juga, sekalian kita cari makan ya mbak, aku lapar banget" ucap Nafisa sambil mengusap perut nya "Tante Fisa lapar terus, padahal tadi di pesawat jatah nya mommy Tante Fisa yang habis kan" ucap Arunika pada adik bungsu mommy nya itu. "ye... kan Tante lagi dalam masa pertumbuhan, Tante butuh banyak energi untuk mengeksplorasi Semarang, dan Tante butuh banyak makan untuk itu" ucap gadis kelas satu SMA tersebut. "ye... bilang aja Tante emang suka makan" ucap Arunika sambil menjulurkan lidah nya. Namiya sengaja membooking hotel tidak

  • Anak Untuk Maduku   59 apa kalian rujuk lagi??

    "Mas Allarick barusan datang ya mbak? apa kalian rujuk lagi?" Nalisa yang baru saja pulang dari rumah teman nya yang membantu nya untuk mempersiapkan skripsi nya yang sudah hampir selesai. Nalisa Hampir menyelesaikan pendidikan S1 psikologi nya, dan di perkirakan tahun ini dia akan bisa wisuda, Dan walaupun Nalisa bilang dia ingin langsung mencari pekerjaan, tapi Namiya berharap adik nya yang cerdas itu bisa lanjut S2 dulu, biar bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik. Walaupun mommy Noura sudah menawarkan pekerjaan sebagai tim HRD di kantor nya untuk Nalisa, tapi gadis itu bilang ingin mencoba mencari pekerjaan dengan usaha nya sendiri terlebih dahulu. Tapi jika memanggil tidak ada kesempatan untuk nya, dia bersedia mengambil salah satu pilihan yang di tawarkan oleh Namiya dan mommy Noura, entah itu melanjutkan S2 atau bekerja di perusahaan ekspor impor milik mertua sang kakak. "rujuk??? ya nggak lah... mbak nggak mungkin bisa melakukan hal seperti itu lagi, lagi pula kondisi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status