Home / Pendekar / Sistem Aura (Infinity) / TAMAT. (Kata Penulis)

Share

TAMAT. (Kata Penulis)

Author: Radif
last update Last Updated: 2022-05-23 15:08:22

Hai kawan-kawan semuanya. Ini aku, penulis dari novel Sistem Aura Infinity. Bersyukur rasanya dapat menghibur dengan tulisan ini dan sudah menuntaskannya.

Dan moga saja buku ini cukup untuk disukai.

Apakah topik dalam bukunya berat, atau aneh, atau malah tidak sesuai seperti yang diharapkan?

Tentu apa bila pembaca belum puas dengan novel ini itu tidaklah aneh. Novel ini memang tidak ringan, dan mungkin hanya orang-orang tertentu yang sudi membacanya. Selain aku mulanya hanya menulis novel jilid satu ini untuk sebatas bentuk 'promo' dan perkenalan, ini juga diniatkan untuk penilaian awal.

Topik utamanya tidak hanya tentang pertarungan beladiri, bukan sebatas meraih impian, bukan cuman tentang Sistem yang tidak terjangkau logika, bukan pula sekadar tata kelola pemerintahan atau negara—ini lebih menekankan karakteristik setiap manusia dalam upaya mengelola kehidupan dan bermain demi kemenangan yang diharapkan.

Aku berupaya membuka banyak ruang untuk mereka-mereka yang berpikiran liar, penuh simpati, berprinsip teguh, keras kepala, atau bahkan tidak peduli sama sekali, lalu semua terserap menjadi kesatuan saat secara sosial mereka memasuki lingkungan kenegaraan/pemerintahan. Hanya untuk seolah-olah diseret supaya berperan aktif dalam urusan tata kelola dan mengikuti aturan … atau malah memberontak.

Sehingga pada saat bersamaan, manusia didorong oleh cara lain dalam memandang hidup, bertempur, mencari solusi, hanya supaya umat manusia menerima kegagalan yang semuanya di luar prediksi. Sampai di dunia Aura yang kompleks ini terselip perkara yang tidak terselesaikan, misteri, atau seolah absurd. Tidak menutup kemungkinan juga terhadap hukum kausalitas, dan keberuntungan yang ditanggung oleh semua manusia tanpa terkecuali.

Aku ingin menyoroti juga beberapa perjuangan kelas yang dilakukan—utamanya oleh non-pewaris—semua kelompok. Lewat pembentukan ideologi, prinsip, karakter atau semacamnya. Serta yang perlu digaris bawahi ialah segala bentuk pemahaman '-isme' dalam novel hanyalah dialektika masing-masing individu yang sudah dipengaruhi oleh intelektual dan kultur di setiap bangsa itu sendiri supaya mudah dipahami.

Selain itu, aku juga ingin membiarkan setiap tokoh berperan penting dalam tata kelola kehidupannya. Tanpa meninggalkan peran utama dan tokoh-tokoh lainnya yang diarahkan kedalam posisi selayaknya protagonis dalam novel; membawa dunia kearah yang dikehendaki, mengganggu banyak kepentingan, menghancurkan para penghalang, atau hanya untuk saling menggagalkan.

Untuk kitab Purnawarna sendiri hanyalah buku panduan dalam mempraktikkan Sistem Aura. Kitab semacam tutorial, atau tata cara hidup supaya dapat selalu terkoneksi dengan Sistem-Aura.

Penulis tidak akan banyak membicarakan kitab Purnawarna karena toh hanyalah buku panduan bermain, juga melihat kalau buku panduan itu (kitab Purnawarna) tidak begitu berdampak saat semua peserta memiliki cara bermainnya sendiri—walau artinya mereka keluar dari 'main-quest' yang sudah disepakati bersama, sebab Sistem Aura hanyalah 'game virtual' belaka yang mirip dengan kenyataan.

(Oh ya, kalau boleh jujur ini adalah novel pecahan dari 'Pewaris Aura Hitam' yang aku buat di platform sebelah, berbeda dengan novel ini yang sudah dimodernisasi, pada 'Pewaris Aura Hitam' masih berbau zaman 'Aura-Klasik' dan perjuangan Pewaris Aura hitam yang terakhir untuk membalas dendam—sayangnya aku memilih untuk lebih baik menuntaskan Sistem Aura infinity lebih dulu.)

Dan yang terpenting, aku merasa terhormat untuk semua pembaca yang telah memilih dan menunggu novel ini sebagai bacaan. Dengan penilaian masing-masing terhadap novel ini, aku mohon maaf sepenuhnya untuk segala kekeliruan, atau beberapa hal yang serasa mengganggu dan tidak ada maksud untuk merendahkan, sekali lagi, maaf ….

Dan disamping itu, aku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi para pembaca dan editor!!

Dan … ya, supaya nanti cerita lebih fresh, lebih segar, aku akan merevisi cerita sedikit dan mengubah beberapa hal (beberapa istilah juga direvisi, beberapa hal yang belum jelas akan diperjelas, memperkenalkan bangsa lainnya, dan sejarah yang telah tertulis akan sedikit diubah, dan tak luput bangsa lain akan ikut bermain hingga tokoh-tokoh baru bermunculan)—tapi tetap dalam garis utama cerita.

***

Catatan tambahan penulis:

{Bangsa Selatan merupakan salah satu negara independen—membentuk konsepsinya sendiri—menjadi negara besar adidaya dengan memanfaatkan konsep serta bakat anak-anak bangsanya, hingga mampu mencetuskan perang dunia tiga kali, alasannya ganda: menghancurkan paham imperialisme, kolonialisme dan mengatur tatanan dunia. Sayangnya cita-cita kerajaan dinasti 64-67 harus kandas oleh tindakan orang-orang di dalamnya. Sementara saat dibawah kekuasaan Davian Marzuq, bangsa Selatan diarahkan dalam cita-cita menyatukan dunia tanpa eksploitasi manusia atas manusia: Meruntuhkan paham otoritas/kenegaraan (menuju 'dunia baru' yang dipimpin kaum Selatan)—dan juga gagal karena orang-orang di dalamnya.}

{Bangsa Selatan-Kelabu pada kenyataannya memang menanggung pemberontakan kelompok masyarakat yang enggan patuh; menolak bermigrasi, dan menginginkan pemerintah militer runtuh, lalu menggantinya dengan paham Aura-ortodoks—solusinya adalah pembantaian (2 juta lebih rakyat diadili dengan vonis hukuman mati karena merusak tatanan kemasyarakatan). Korupsi pun masih menjadi penyakit pemerintahan, tapi korupsi tersebut tidak jauh dari penjabat militer dan mudah ditangani. Beberapa program juga gagal, namun bisa diantisipasi oleh inovasi yang lebih baru, langsung dari ide kelompok masyarakatnya. Yang pada akhirnya, sampai pada deduksi; masyarakat mencintai para penguasanya, terutama Presiden Athina yang mampu membuat Selatan-Kelabu menjadi negara maju dalam waktu lima tahunan—tentunya, maju karena perjuangan rakyatnya serta pihak asing yang rela membantu, bahkan menjadi salah satu negara pemberi utang terbesar untuk bangsa Selatan-Putih.}

{Bangsa Selatan-Putih.}

{Selatan-Hitam nyatanya negeri yang juga tertutup, tapi atas kerja sama dengan bangsa Selatan-Kelabu, negera baru yang mereka bentuk cukup makmur dan hidup damai—tentu saja siap sedia juga untuk menekan Selatan-Putih atau memerangi mereka apabila tidak sejalan lagi dengan misi mereka; membuat Selatan-Putih menjadi negara konsumtif.}

[Bangsa Selatan-Kelabu:

Mata uang: Deimn.

Pemerintah: Federasi republik konstitusional totaliter.

Legislatif: Majelis tinggi; Dewan Utama Selatan. Dan Majelis Rendah; Dewan nasional rakyat (DNR).

Bendera/simbol: Warna dasar kelabu dengan bunga lotus kelopak empat warna putih.

Populasi: 28 juta lebih.]

[Bangsa Selatan-Hitam.]

[Bangsa Selatan-Putih.]

[Bangsa Timur.

Mata uang: Uro.

Pemerintahan: Federasi semi-parlementer semi-presidensial.

Bendera/simbol: Warna dasar kuning, dengan pola bintang sudut lima warna putih.

Populasi: 58 juta lebih.]

[Bangsa Barat.

Mata uang: Liner.

Pemerintahan: Federasi presidensial republik konstitusional.

Legislatif: Majelis Federasi. (Majelis tinggi; Dewan Utama Barat. Dan majelis rendah; Dewan Kesatuan Rakyat).

Bendera: Warna dasar putih, dengan matahari emas empat garis sinar.

Populasi: 47 juta lebih.]

[Bangsa Utara.

Mata uang: Diel.

Pemerintahan: Konstituen parlementer monarki konstitusional.

Legislatif: Parlemen Utama Utara.

Bendera/simbol: Warna dasar biru dengan pola awan putih.

Populasi: 79 juta lebih.]

***

[Jilid 1: Konspirasi Penguasa.] TAMAT.

[Jilid 2: Dunia Ilusi.] TAMAT.

Peringatan: [Semua 'teori' yang tertulis sebatas entertainment belaka; dramatisasi hiburan; kebutuhan novel serta imajinasi semata.]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sistem Aura (Infinity)   Episode 408: Semakin Canggih Ilmu Pengetahuan, Semakin Terasa Seperti Sihir.

    “Menyedihkan melihat mereka harus ditimpa bencana yang tidak diketahui.” Seorang cewek cantik yang sedang sibuk mengawasi jalur Energi Kerajaan Langit Tujuh mengungkapkan keprihatinannya pada kemalangan yang menimpa sejumlah pelajar Kerajaan Langit Tujuh. “Ya, namanya musibah enggak ada yang tahu. Kadang kita menaruh pisau di lantai pun, ehh ... entah bagaimana kaki kita malah enggak sengaja menginjaknya. Membuat kita terluka.” Seorang pria tampan di sampingnya menimpali sambil mencatatkan beberapa hal penting di atas kertas ajaib.Keduanya merupakan prajurit Kerajaan Langit Tujuh yang memiliki level Aura 700 dan mentok hanya bisa mencapai level tersebut. Adapun mereka hendak menaikkan levelnya maka diperlukan pengkhianatan terhadap standar operasional Sistem Kerajaan Langit Tujuh atau melakukan reinkarnasi ilegal dengan ketentuan khusus. Sebagaimana kaum iblis Eviliar yang bernyali besar untuk mandiri menciptakan dunianya sendiri. Kedua individu bekerja di hunian berbahan Elsanium

  • Sistem Aura (Infinity)   Bab 18: SISTEM AURA V.7.6 (Staf Ahli).

    'Tidak mungkin bagi sang raja memberikan takhtanya pada rakyat jelata yang tidak mengerti apa-apa.'Karena pada dasarnya terlanjur banyak peserta yang dipermainkan, jadi mainan peserta level teratas. Dalam banyak siklus permainan bahkan mereka dikonotasikan negatif; tidak berharga, tidak bernilai, tidak penting, rendahan. Hingga SISTEM menanggung terlampau melimpah gugatan keadilan dan tuntutan pertanggungjawaban dari semua peserta yang banyak dibohongi serta dirugikan. “Tidak adil rasanya kalau cuman para pahlawan konyol itu yang diutamakan!””Tidak adil agaknya kalau dunia Aura ini cuman dibuat untuk satu orang yang ujungnya bisa mati juga!“”Ya, mudah bagi peserta level teratas mengatakan bosan setelah semuanya sudah dinikmati, sementara kami apaan ... cuman jadi debu-debu di sudut jendela, cih menjijikan!“”Bahkan tidak adil kalau hanya Sistem-Aura yang boleh hadir di panggung semesta ini!“Disamping banyaknya peserta level teratas yang sudah jemu, sudah mentok menikmati pernak-

  • Sistem Aura (Infinity)   Bab 17: SISTEM AURA V.7.6 (Peserta Didik).

    'Tidak ada yang dirahasiakan sama sekali dalam akuarium semesta Aura ini, para peserta hanya belum atau enggan mengetahuinya, mencarinya.' 'Ding'. SISTEM: [Halo ... salam hangat Tuan, salam hangat. Bagaimana dengan perjalanannya? Adakah membosankan? Menjengkelkan? Tidak menarik? Membingungkan? Melelahkan? Ingatlah bahwa selagi MENYADARI manfaat dan maksud perjalanannya pasti akan selalu jadi mengasyikkan—jika tidak, tentu saja itu bukan urusan SISTEM, HAHAHAHA ....] 'Ding'. SISTEM: [Tes, tes ... diinformasikan kepada seluruh peserta Staf Ahli kelas Moderator-Spirit ... telah dimandatkan agar kalian tidak membantu semua peserta didik yang betah dalam sistem dunia lama, dan segera lakukan pembatasan bantuan pada peserta level Spirit dibawah 100. Beberapa dari para peserta level rendah hanya dapat dididik oleh skenario keadaan yang pelik nan merepotkan. Adapun para peserta yang sengaja menghalangi serta memerangi pembaharuan Sistem ini kalian telah diperkenankan melakukan prosedur 'pe

  • Sistem Aura (Infinity)   Episode 407: Buat Apa Perdamaian Kalau Keadilan Dilecehkan?

    Ramai. Gaduh. Monitor kesehatan desa Aswad telah menyajikan data dan informasi terkait segala polemik panas yang baru-baru ini menerjang. Tetapi, yang paling disoroti darinya ialah 'Polling' atau pemungutan suara mengenai penyelesaian konflik desa Aswad dengan pihak luar desa (utamanya dewan utama Selatan-Putih). Dapat diketahui kalau dari tiga opsi (perang, mengalah atau bernegosiasi) hanya satu opsi yang menanggung banyak suara. Perang. Itulah pilihan terbanyak yang dipilih warga desa. 55% untuk perang, 25% untuk negosiasi dan 20% untuk mengalah. Dengan catatan, belum semua warga desa berpartisipasi dan pilihan bisa berubah. Penggagas dari Polling tersebut tidak lain adalah Oshi. Lebih jauh, peluang perang makin besar karena Zeno berhasil melobi Tetua Militer-Adat Malham untuk melaksanakan operasi kemiliteran aktif demi melindungi kesehatan desa Aswad. Belum dengan negosiasi alot antara delegasi bangsa Eartheia dan Oshi untuk kesepakatan transaksi alat-alat kemiliteran. Termas

  • Sistem Aura (Infinity)   Episode 406: Tanpa Keadilan, Hukum Hanyalah Alat Perbudakan.

    Tengah malam itu ....Saat malam terasa mencekam ....Debu-debu salju bertaburan mengotori lingkungan perkotaan ....Keheningan alam yang meninabobokan anak-anak ....Hingga pencarian naga legendaris pria bertopi caping (Auranias Pingai, Nitze De Canopus) kini menuntunnya pada momen yang tidak pernah diduga sebelumnya. Di sebuah hunian berarsitekturkan kapal terbalik yang terbengkalai, tepat di pinggir pantai yang sepi dia kedapatan tergesa-gesa bersama seseorang.Diterangi petromaks pada sebuah ruangan lantai satu yang tidak terawat dengan pintu dan beberapa bagian rusak parah rupa-rupanya Nitze berhasil mengumpulkan kembali sebuah keluarga kecil. Karena untuk sampai ke titik ini dia tidak main-main, ada uang, waktu, tenaga dan pikiran yang dikorbankan tanpa dapat utuh kembali.Pria berkumis (Aryan Diprana) kini bisa kembali menyentuh istrinya. Apalagi kedua anaknya (Arsien De Antares serta Thiara Lue Mall) yang untuk sekian lama memikul keresahan pelik sangat bersyukur mendapati ked

  • Sistem Aura (Infinity)   Episode 405: Bukankah Tanpa Perang Kehidupan Bernegara Ini Membosankan?

    Tidak ada salahnya menerima saran dan opini dari orang yang bahkan tidak dikenal. Selagi itu menguntungkan tentu saja.Maka tidak salah pula kalau Presiden Orian La Belatrix bukan sebatas terpengaruh oleh pemahaman sang Ouran Cahaya Eriel De Atria, tapi juga 'tercerahkan' dan menambah referensi politiknya.Beberapa persepsinya terkait gerakan Eriel yang dinilainya utopis atau sesuatu yang mencurigakan dan berbahaya telah batal dipatahkan realita. Setelah menyelidiki langsung tujuan dan maksud reformasi ekosistem dunia Aura dari sumbernya, Presiden Orian bersyukur bisa mencapai kesimpulan. Bahwa sejatinya apa yang Eriel dan jajarannya lakukan betul-betul tindakan yang mulia dan baik demi kesehatan peradaban manusia. Logis dan pantas mengapa sang Ouran Cahaya itu kemudian memiliki banyak pengikut dan dukungan dari hampir seluruh negara-negara dunia. Termasuk dukungan segelintir warga negara Timur-Utama yang besar kemungkinan terus bertambah.Hanya saja, posisinya sebagai pemimpin terti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status