Share

Bab 2

Author: ShenShen
last update Huling Na-update: 2025-08-17 14:07:04

Eric dengan tanpa ragu menundukkan badannya di hadapan sang adik. Eric lantas menempelkan keningnya ke lantai, dengan pundak yang sedikit bergetar Eric bergumam kepada sang adik.

“Kumohon jangan lakukan ini, aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika membiarkan masa depanmu hancur.”

Elise terisak, ia membungkuk dan merangkul tubuh kakaknya. Tangisannya pecah saat ia mencoba untuk membalas kalimat Eric.

“Impianku di dunia ini sangatlah sederhana, aku ingin kakakku hidup sehat dan bahagia. Tolong bantu aku mewujudkannya…”

Sialnya bagi orang miskin, mereka tak memiliki kemampuan untuk memilih keputusan yang menyenangkan. Eric dan Elise lantas saling diam meratapi ketidakberdayaan mereka di atas takdir hidup yang tak pernah bersahabat dengan orang miskin.

Baik Eric maupun Elise belum sepenuhnya menguasai kondisi emosional mereka saat terdengar suara pintu ruang tamu dipukul-pukul.

“Hei, wanita jalang! Waktumu sudah habis, tinggalkan kakak pecundangmu sekarang dan cepat masuk ke mobil!” bentak seorang pria botak berperut buncit yang saat itu sedang berdiri diapit dua bodyguard, dialah Jim.

Elise tergeragap kaget atas kedatangan Jim, namun demikian ia menganggukkan kepala. Sementara itu, menyadari kedatangan Jim, Eric menoleh ke arah pria tambun itu lalu memberinya tatapan tajam yang mengintimidasi.

“Pergi kau dari ini! Elise tak kuizinkan ikut bersamamu!” Eric bangkit berdiri dan menuding Jim untuk pergi.

“Siapa pula yang butuh izinmu, pecundang?”

Mata Eric memerah marah saat melihat Jim sama sekali tak terusik dengan kemarahannya. “Aku tak akan segan-segan melaporkanmu ke polisi jika kau tak segera pergi, bedebah! Cepat pergi dari sini dan jangan pernah berpikir untuk kembali lagi!” teriak Eric seraya mengeluarkan ponselnya dari saku, sepertinya ia akan menghubungi polisi.

Jim tertawa lebar.

“Pria payah sepertimu ingin mengancamku? Ha ha, jangan bermimpi! Sekarang, buka matamu lebar-lebar agar kau semakin sadar betapa lemahnya dirimu di hadapanku!” 

Jim lantas memerintahkan dua bodyguardnya untuk memberi pelajaran kepada Eric. Tak tanggung-tanggung, kedua bodyguard Jim nyatanya telah membawa pemukul baseball, menandakan jika Jim memang telah berencana menghajar Eric.

“Paman Jim! Jangan lakukan itu, kau berjanji untuk tak menyakiti kakakku!” Elise menjerit lalu berdiri di depan Eric untuk membuat dirinya menjadi tameng bagi sang kakak yang memang sedang sakit.

Jim terkekeh lalu meludah. “Oh, aku lupa memberitahumu, Elise. Aku memang sering lupa dengan janjiku sendiri ha ha ha!”

“Jangan sentuh kakakku!” teriak Elise saat dua bodyguard Jim berjalan kian mendekat.

Saat itu juga, salah satu bodyguard Jim menyeret tubuh Elise dan membuat gadis itu terbanting ke tanah. 

“Elise!” Eric berteriak dan hendak menolong adiknya namun dua bodyguard Jim segera menarik tubuhnya ke belakang.

“Urusanmu bersama kami, Bung!” ucap salah seorang bodyguard lalu menghantamkan pemukul baseball tepat ke tempurung kepala Eric, membuat Eric merasakan sengatan nyeri yang luar biasa hebat.

Darah segar mengucur deras dari kepala Eric yang terluka. Ia tak sempat membalas sebab ia telah dihajar bertubi-tubi oleh dua pria kekar itu menggunakan pemukul baseball. Saat Eric telah benar-benar terkulai tak bergerak, salah seorang bodyguard Jim menyeret Elise untuk memasuki mobil Jim yang terparkir di pekarangan.

Sementara itu, Jim menghampiri Eric yang tergeletak berlumuran darah. Jim tersenyum jahat saat berbisik di telinga Eric.

“Pemuda tak berguna, jujur saja, sudah lama sekali aku menantikan masa-masa ini. Ha ha, kupastikan nanti malam aku adalah orang pertama yang akan merampas keperawanan adikmu. Jika kau mau, aku akan merekam moment indah itu dan mengirim videonya padamu!”

Dalam keadaan setengah kehilangan kesadaran, Eric merasakan darahnya mendidih. Menggunakan sisa tenaga yang dimilikinya, Eric menyemburkan ludah bercampur darah tepat ke mulut Jim.

“Cuh! Bajingan tengkik!” teriak Jim dengan ledakan amarah yang besar. Ia lantas menghantamkan pukulan keras ke pelipis Eric berkali-kali, seolah tak mau berhenti.

“Bocah sialan! Lihat, aku bisa meludahimu lebih dari yang kau lakukan padaku!” bentak Jim lagi sembari meludah, kini kemarahannya berganti menjadi kepuasan setelah melihat Eric benar-benar tak berdaya dan menyedihkan.

“Keponakan sialan, jangan mati dulu karena kau harus melihat bagaimana aku bersenang-senang dengan adikmu nanti malam, ha ha!” ucap Jim seraya bangkit berdiri lalu pergi meninggalkan Eric yang nyaris tak sadarkan diri.

“Cuh!” Eric meludah menggunakan sisa-sisa tenanganya. “Aku akan merebut Elise kembali sebelum kau berhasil menyentuhnya!” teriak Eric, terdengar samar-samar meski ia melakukannya dengan sekuat tenaga.

“Dasar menyedihkan!” hina Jim seraya berjalan pergi.

Di saat yang sama, Eric mendengar ada suara-suara lain yang mendengung di kepalanya. Eric memukul-mukul kepalanya dengan lemah, mengira ia mengalami gegar otak atau sejenisnya.

“Suara apa itu?” gumam Eric kebingungan. “Apakah ini tandanya aku akan segera mati?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Sistem Keberuntungan Tanpa Batas   Bab 124

    Setelah resmi menjadi anggota baru klub dayung kampus, nama Eric semakin populer, tidak hanya di jurusannya, tetapi juga di jurusan lain, bahkan di fakultas yang berbeda. Ia memiliki lebih banyak penggemar, baik laki-laki maupun wanita, dari mahasiswa satu angkatan dengannya maupun mahasiswa senior. Bahkan, ada juga penggemar dari kalangan staf dan dosen.Di sela-sela kesibukannya dalam menjalani rutinitas perkuliahan dan juga latihan di klubnya, Eric selalu berusaha untuk menjaga hubungannya dengan Violet. Hanya saja, tidak dipungkiri, para fans yang terkadang datang menghampiri dan bergerombol, membuat Violet perlahan mundur untuk memberi mereka ruang.Meski begitu, Violet sepenuhnya mengerti. Ia tahu benar kalau pacarnya itu semakin bersinar, hingga membuat banyak orang mengidolakannya. Dan ia sendiri mengakui bahwa Eric memang lebih dari pantas untuk dikagumi, bahkan jauh sebelum pemuda itu tergabung dalam klub dayung.Seperti saat ini, ketika keduanya sedang makan bersama di kant

  • Sistem Keberuntungan Tanpa Batas   Bab 123

    Namun, tampaknya musik itu masih belum cukup ampuh. Pada akhirnya, kekesalan Chloe mencapai puncaknya. Kesabarannya sudah habis.Dengan sengaja Chloe menyandarkan punggungnya ke kaca jendela bus, lantas meluruskan kakinya di atas kursi. Ia memenuhi dua kursi sendirian. Tidak hanya itu, Chloe juga memasang wajah malas dan memberikan tatapan mengintimidasi pada siapa saja yang melewati kursi itu.Sementara itu, Lily memang belum membuka percakapan lagi dengan Eric. Ia menunggu sampai semua orang masuk ke dalam bus dan mereka berangkat kembali ke kampus. Lily akan membicarakan hal penting itu setelah suasananya kondusif."Maaf aku terlambat," seru Richard dengan senyum segan. Ia baru keluar dari toilet.Melihat Richard yang baru muncul, sembuah napas keluar dari mulut Chloe. Ia tahu, Richard akan menjadi pria terakhir yang mencoba untuk duduk di sampingnya. Wajahnya menjadi sangat masam.Hal itu berbanding terbalik dengan Richard yang sangat bersemangat saat melihat kursi di sisi Chloe m

  • Sistem Keberuntungan Tanpa Batas   Bab 122

    Sejak awal Eric memahami apa yang ditanyakan Lily. Hanya saja, ia merasa tidak perlu berkomentar. Namun, karena selama ini Lily bersikap baik padanya, bahkan ketika dulu dua sahabatnya begitu menyebalkan, Eric menjadi segan untuk langsung menolak."Eric, ini adalah foto tanteku. Namanya Grace Porter. Aku sangat menyayanginya, dan seluruh keluargaku juga. Tapi, sudah bertahun-tahun ia pergi, tanpa kembali pulang, tanpa memberi kabar apapun. Kami benar-benar kehilangan kontak dengannya. Aku sangat mencemaskannya. Apa di luar sana ia baik-baik saja, atau mengalami masalah. Ini membuatku gelisah setiap waktu saat mengingatnya.""Aku turut prihatin atas hal itu," ujar Eric."Eric, aku tidak tahu pasti mengapa tanteku pergi. Ibuku tidak mengatakan apapun, dan aku tidak peduli. Maksudku, mungkin masalah besar terjadi, dan waktu itu aku masih remaja, tidak ada yang menjelaskan padaku. Tapi, aku benar-benar sedih karena tidak bertemu tanteku lagi sesudahnya. Itu menyesakkan." Lily tidak bisa m

  • Sistem Keberuntungan Tanpa Batas   Bab 121

    Dengan hasil tes dayung yang sangat memuaskan, jelas mampu mengantarkan Eric untuk lolos menjadi anggota baru klub tersebut. Tidak hanya lolos, tapi ia juga berhasil menjadi peserta terbaik, diikuti Richard Brown di posisi kedua.Para peserta yang gagal di tes terakhir ini tentu merasa kecewa. Namun, mereka akan mencoba lagi tahun depan. Belajar dari Richard yang gagal di tahun lalu, dan lolos di tahun ini.Dengan sopan Eric meminta izin kepada pelatih dan panitia untuk menemui para pendukungnya. Meski hanya memiliki waktu lima menit, Eric sangat berterima kasih.Chloe mengamati Eric yang berlari menuju belakang rumahnya dengan wajah cemberut. Tentu akan sangat menyenangkan jika wanita yang hendak ditemui Eric adalah dirinya, kenyataannya yang menjadi pacar pemuda itu adalah Violet. Dan kini dalam hatinya Chloe mengumpat karena harus melihat kedekatan Eric dan Violet."Hai cantik, apa kamu tidak ingin memberikan ucapan selamat padaku?" Richard datang mendekat pada Chloe dengan senyum

  • Sistem Keberuntungan Tanpa Batas   Bab 120

    Penampilan Eric dalam tes terakhir itu sungguh membuat semua orang terkesima. Banyak di antara mereka yang terbelalak, mengusap-usap mata untuk memastikan tidak salah lihat, dan banyak pula yang sampai mengungkapkan kekagumannya.Apa yang ditunjukkan Eric benar-benar terlihat profesional. Kemampuannya dalam mendayung sudah seperti para atlet olimpiade. Para pelatih yang menilai penampilan para peserta bahkan juga tidak bisa menahan rahang mereka untuk tidak jatuh."Wow, apa yang baru saja aku saksikan!" "Ini benar-benar sejarah!""Aku bisa melihat masa depan klub dayung yang cerah!"Eric mengungguli semua peserta. Baik dari segi kecepatan, teknik, maupun kekuatan, ia memperoleh nilai tertinggi.Para panitia ataupun peserta yang telah tampil sebelumnya berdiri dan bersorak, bertepuk tangan atas penampilan Eric.Di antara mereka yang terkagum-kagum itu, jelas ada Chloe yang merasa semakin sulit untuk mengabaikan Eric."Katakan, bagaimana aku bisa pura-pura tidak terpesona melihatnya?"

  • Sistem Keberuntungan Tanpa Batas   Bab 119

    Tes mendayung dilakukan secara bergantian. Jarak tempuh tidak terlalu jauh, hanya sekitar 500 meter. Para peserta mendayung dengan menaiki perahu dayung tunggal.Penilaian tes mendayung ini dilihat dari segi kecepatan, kekuatan, dan teknik yang digunakan sejak garis start hingga finish. Peserta dengan nilai tertinggi pertama hingga kesepuluh akan otomatis lolos menjadi anggota baru klub dayung, sementara yang lainnya akan gugur. Itu artinya, dari 20 peserta seluruhnya yang lolos dari tes fisik kemarin, hanya separuhnya saja yang akan mendapat kartu anggota klub dayung University of Grand Houston.Eric mendapat giliran di kloter terakhir. Ia merasa sedikit gugup, meski yakin akan mampu menjalani tes dengan baik, sebab sebelumnya ia sudah rajin latihan mendayung. Selain perihal hasil tesnya nanti, satu hal yang membuat Eric was-was juga adalah terkait pesan System semalam, bahwa ia akan segera mendapatkan hadiah dari misi yang berhasil ia jalankan sebelumnya."Kloter terakhir akan se

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status