Share

Perjodohan Jaya

Author: Asmara Dana
last update Last Updated: 2023-07-08 08:20:31

"Maaf sebelumnya, Tuan Jaya. Gadis yang tuan pilih sebelumnya tidak pernah melakukan pelayanan yang diluar batas kewajaran, jadi saya takut kalau Mayra tidak bisa membuat anda puas, Tuan," ujar Lolita dengan menampilkan senyum yang menawan.

"Tidak masalah, biar aku yang mengajarinya," jawab Jaya dengan senyuman dingin.

"Saya akan pastikan dulu kepada Mayra, Tuan. Apakah Tuan bisa menunggu?" tanya Lolita. Masa bodoh dengan semua bisnisnya. Dia tidak akan mengedepankan uang sekarang. Perasaan Mayra juga harus dia tanyakan terlebih dahulu.

"Lima menit, kalau lima menit tidak ada jawaban, aku bisa membuat bisnis anda hancur, Nona Lolita!" kata Jaya Mahendra dingin.

Lolita mengangguk dan segera beranjak keluar, tentu saja dia tidak ingin Jaya mendengar apa yang dibicarakannya nanti. Hanya lima menit, tidak mengapa, dia hanya perlu waktu dua menit.

"May, untunglah kau segera mengangkat!" Lolita menghela nafas lega begitu Mayra mengangkat sambungannya.

"Ada apa, Nona Lolita?"

Segera lolita menjelaskan semuanya, yang diterima dengan baik oleh Mayra. Mayra hanya mengiyakan perkataan nona Lolita, tidak mengapa sakit sedikit. Itu sudah pasti. Satu hal yang terpenting, masalahnya terpecahkan sekarang.

Nona Lolita menghampiri Jaya Mahendra dengan langkah mantap. Jawaban yang didapatnya sungguh membuatnya puas. Paling tidak dalam benak nona Lolita sudah bertebaran deretan angka yang akan dihasilkannya nanti. Lebih tepatnya komisi yang akan didapatnya.

"Aku bisa melihat wajahmu yang gembira seperti itu, Nona Lolita," kata Jaya begitu Lolita berjalan mendekat.

Lolita mengangguk sopan, abaikan semua sikap dingin yang membekukan itu. Jaya adalah kliennya sekarang, dan dia tidak boleh menaruh kemarahan kepada tambang uangnya bukan?

"Tarifnya tidak sama dengan tarif pelayanan biasa, Tuan!" kata Lolita. Kali ini sudah menginjak ranah keuangan dan Lolita sangat senang jika sudah menginjak area ini. Harum uang yang segar rasanya sudah membius indera penciumannya.

"Kau tahu, uang tidak menjadi masalah bagiku!" jawab Jaya tajam, tidak mengira bahwa Lolita akan membahas masalah uang.

"Tentu saya percaya, Tuan. Tentu saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya saja, untuk zaman sekarang, kita semua patut lebih berhati-hati. Apalagi ini menyangkut dengan pelayanan di luar batas kewajaran. Anda pasti mengerti maksud saya, Tuan Jaya?" Lolita berkata santai. Membahas detail mengenai pembayaran adalah keahliannya. Dia tidak akan membiarkan terseret dengan janji manis. Lolita harus dibayar di muka. Dia tidak mau menanggung resiko. Apalagi ini mengenai pelayanan yang luar biasa.

"Aku akan mengirim uang ke rekeningmu. 300 juta untuk semalam. Apakah cukup?" tanya Jaya Mahendra dengan nada dingin seperti biasa.

Nona Lolita menyunggingkan senyum lebar dan penuh simpatik, ini memang yang dia harapkan. Dia hanya akan mengambil sedikit saja, tetapi lumayan bisa menghidupi kebutuhannya untuk beberapa waktu.

"Itu cukup, Tuan. Saya akan menyiapkan Mayra. Saya pastikan tuan Jaya akan puas dengan pelayanan Mayra."

"Tentu saja, aku akan komplain langsung kepada anda, Nona Lolita," tegas Jaya sekali lagi. Meskipun, sebenarnya itu tidak perlu dia lakukan. Dia pasti akan puas nantinya. Bertemu dengan Mayra saja sudah cukup baginya, apalagi dengan apa yang akan mereka lakukan. Itu merupakan bonus. Jaya tidak akan menyia-nyiakannya.

Setelah itu, Lolita pamit untuk menjelaskan sendiri kepada Mayra apa yang harus dia lakukan hari ini.

Mayra tidak banyak berkata ketika Lolita menjelaskan apa yang terjadi dan apa yang harus dia lakukan nanti. Mayra mengerti, ada pengorbanan yang harus dia lakukan untuk mendapatkan segala kemewahan yang dia nikmati selama ini.

"May, bagaimana kalau kau melihat film dulu? Supaya nanti bisa lebih maksimal?" kata nona Lolita. Tentu saja Lolita harap-harap cemas dengan apa yang akan terjadi nanti. Karena Mayra belum pernah melakukan pelayanan khusus seperti ini.

"Jangan khawatir, Nona Lolita. Saya pasti bisa melakukannya. Nona tidak perlu mencemaskan saya," ujar Mayra mantap. Sedikit keraguan terbersit dalam diri Mayra, tetapi secepatnya dia menepis semua rasa tersebut. Jangan ragu, Mayra! Ini demi kebaikanmu sendiri. Jangan lupa dengan semua pencegahan yang harus kau lakukan!

"Bagus, Mayra sayang. Setelah semuanya selesai, kau bisa menikmati semuanya. Pasti setelah ini kau akan kebanjiran job dari klien-klien yang lain," kata nona Lolita gembira sebelum meninggalkan Mayra sendirian.

Jaya mengingat percakapan itu dengan seksama, anak buahnya sudah ditempatkan sedemikian rupa untuk menyelidiki Mayra. Bahkan dia juga tahu jadwal subur Mayra. Hari ini adalah waktu yang tepat. Kalau Jaya Mahendra tidak bisa memiliki Mayra, maka Jaya akan memastikan benihnya ada di dalam tubuh Mayra.

Tidak susah bagi Jaya Mahendra mendapatkan semua itu. Uang dan juga kekuasaannya sudah lebih dari cukup. Hanya menjentikkan jarinya saja, maka Jaya Mahendra sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Tuan, semuanya sudah siap," kata salah satu pengawal yang dia miliki menyentak kesadaran Jaya Mahendra.

"Baik, lakukan sesuai rencana A, jangan sampai gagal." Jaya mengucapkan dengan ketegasan seperti biasa. Dia akan melakukannya hari ini. Semoga saja tidak akan ada yang menghalanginya. Tidak dia, ataupun orang-orang di sekitarnya. Bahkan dia bisa menentang seluruh dunia untuk bisa mendapatkan Mayra.

Jaya tersenyum, setiap kali memikirkan Mayra, pasti hatinya juga berdegub kencang. Mungkin, ini adalah yang dinamakan cinta? Buta, tuli, dan tidak perduli dengan semuanya.

Kalau ada yang bertanya kepada Jaya, kenapa dia begitu masuk dan jatuh hati kepada pesona Mayra? Jaya sendiri juga tidak bisa menjawab hal tersebut. Rasanya semua yang dilihatnya mengenai Mayra mempunyai warna keemasan yang bercahaya. Cahaya itu begitu menyedot Jaya ke dalam pusaran yang Jaya juga tidak tahu kapan bisa berpaling dari pusaran tersebut.

Berbagai pikiran buruk juga berkelebat di benaknya, tetapi dengan cepat pula Jaya menghalau semuanya. Jangan, jangan pernah berfikir buruk atau apa yang kau pikirkan akan menjadi nyata.

Perjalanan Jaya Mahendra kali ini menuju sebuah hotel, dimana keluarga Jaya tepatnya sang ibu sudah menunggu.. Dia harus mengatakan semua kepada ibunya. Apa yang akan dia lakukan, harus dia lakukan. Benar seperti itu, bukan?

"Selamat Siang, Ibu. Bagaimana kabar, Ibu?" tanya Jaya Mahendra sambil mencium punggung tangan ibunya dengan penuh khidmat.

"Baik, bagaimana dengan semua foto yang ibu kirim untukmu. Pilih salah satu yang kau inginkan. Ibu akan mengatur semuanya. Kau hanya perlu duduk manis saja," jawab sang ibu dengan kecantikan dan keanggunan yang masih menguar ke udara, menciptakan pesona tersendiri bagi orang di sekitarnya.

"Maaf, Ibu. Saya tidak bisa menerima perjodohan ini. Saya sudah punya calon sendiri!" jawab Jaya Mahendra masih dengan menggunakan nada formal dan sopan santun tertata.

Sang Ibu memandang Jaya dengan tajam.

"Siapa, gadis malam itu?" tanya Kanaya Arinda, Ibu Jaya dengan senyum sinis yang tersungging di bibir tipisnya itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal Cinta Wanita Penghibur   Rahasia Madam Sonia

    Jaya tersenyum dan memeluk Mayra dari belakang dengan mesra. Dia sama sekali tidak peduli dengan adanya Madam Sonia yang masih berada di hadapan mereka."Apa maksudnya, Sayang?" tanya Mayra kepada Jaya."Apa tadi yang aku dengar? Kamu mengatakan bahwa ada yang tidak boleh aku tahu. Ah! Kau pasti menyembunyikan sesuatu dariku, Sayang." Jaya dengan lembut bertanya kepada Mayra. Madam Sonia yang mendengar pertanyaan Jaya hanya bisa tersenyum kaku. Mayra tersenyum lembut dan menangkap tangan Jaya lalu menariknya kehadapannya dengan penuh kelembutan."Sayang, kau pasti mendengarnya hanya sepotong saja. Tapi ... memang benar ada yang aku rahasiakan darimu," kata Mayra menatap Jaya dengan jenaka. Jaya kembali memandang Mayra dengan gemas. Kalau tidak ada Madam Sonia disana, pasti dia akan menggendong Mayra ke kamar mereka dan melucuti pakaiannya langsung. Apalagi ekspresi Mayra sungguh membuatnya menahan sesuatu yang bergelora di dalamnya."Sayang!" tegur Mayra keras, melihat Jaya yang te

  • Skandal Cinta Wanita Penghibur   Topeng

    "Bagaimana kandunganmu, May?" tanya Kanaya kepada Mayra ketika putra dan menantunya itu berkunjung ke rumah. "Cukup baik, Ibu. Kami, terutama calon cucu ibu tumbuh dengan baik di dalam sana," jawab Maira tersenyum. Setidaknya dia sudah bisa menerima fakta bahwa dia memang benar hamil anak Jaya, buah hati mereka berdua. Dia harus melupakan misinya itu dan harus menerima keadaan dengan sepenuh hati. Bukan! Bukan sepenuh sebenarnya karena Mayra sendiri masih belum menemukan waktu yang tepat untuk melakukannya. Maira teringat lagi dengan pertanyaannya yang dijawab Jaya dengan senyuman penuh misterius."Aku rasa kita sudah pernah membicarakan tentang hal ini. Apa kau lupa. Apa yang kau tunggu? Kau bisa melakukannya sekarang juga," kata Jaya sambil membuka bajunya. Pada saat itu yang tampak di mata Mayra adalah tubuh Jaya yang kokoh dan dada bidangnya sungguh membuat Mayra tergoda. Ternyata dia sebagai wanita juga tidak bisa membiarkan pesona menggoda di hadapannya itu. "Aku hanya berc

  • Skandal Cinta Wanita Penghibur   Keinginan Mayra

    "Siapa yang coba kau lindungi?" Suara teriakan Jaya ditambah dengan cambuk yang terkena kulit, menimbulkan kengerian luar biasa bagi yang mendengarnya.Pria itu hanya menyeringai sinis mendengar pertanyaan Jaya. Namun, tidak ada sedikitpun gelagat dia akan menjawab pertanyaan Jaya. "Dengarkan aku! Kau akan mati perlahan kalau tetap membisu! Tidak! Kematian terlalu bagus untukmu! Aku akan menyiksamu perlahan sampai kau juga ingin kematian. Begitu lebih baik!" kata Jaya dingin. Dia memberi isyarat kepada penjaga kamar hukuman agar melanjutkan siksaan bagi pria itu. Pria yang telah menembak Mayra. Sedangkan orang yang mulai membuat kekacauan masih belum ditemukan. "Bagaimana kamera pengawas?" "Semua berjalan normal, Tuan. Tidak ada yang bertingkah mencurigakan bahkan semua orang sudah kami awasi satu persatu." Andrian yang maju menjawab."Berarti ada pengkhianat dari dalam. Siapa yang berani mengkhianatiku?" gumam Jaya."Tuan, kami menyampaikan informasi baru," kata pengawal lain yan

  • Skandal Cinta Wanita Penghibur   Minuman Herbal

    Mayra menatap Jaya dengan penuh tanda tanya di wajahnya. Apa yang dimaksud Jaya?"Tahu tentang apa, Sayang?" tanya Mayra. Dia mencoba menutupi perubahan wajahnya. Dia tahu pasti, Jaya tidak akan tinggal diam jika tahu tentang semua yang dia sembunyikan."Orang tuamu dan semua tetangga akan pulang besok. Aku belum memberitahukan tentang keadaanmu," jawab Jaya mengalihkan pembicaraan. Dia masih mengusap lembut tangan Mayra yang bebas."Ah, tolong jangan beritahu mereka. Kejadian di pesta tadi pasti sudah membuat mereka khawatir.""Tentu, sesuai permintaanmu. Dan kau harus lebih menjaga diri lagi. Ada nyawa lain di dalam tubuh ini," kata Jaya mengusap selimut Mayra yang menutupi perutnya. "Ka—u, apa maksudmu, Sayang?" Mayra menelan ludah mendengar pertanyaan itu. Sesuatu yang ingin ditutupinya ternyata harus terbongkar juga."Jangan ditutupi lagi. Kau tidak ingin menjalani kehamilan dengan nyaman? Dengan perhatian dari suamimu ini?" Jaya menatap wajah Mayra dengan penuh kelembutan."Da

  • Skandal Cinta Wanita Penghibur   Tembakan

    Jaya tidak bisa mencegah ketika badan Mayra dengan gagah berani menghadang peluru yang hendak ditembakkan kepadanya. Bahkan pengawal yang seharusnya menjadi pasukan berani mati dan siap menjalani resiko apapun hanya bisa terpaku di tempatnya. Mereka sama-sama terdiam ketika melihat kejadian yang begitu cepat. Untungnya di detik terakhir, Ava sempat mendorong badan Mayra sehingga peluru yang hendak menembus jantung Mayra meleset dan hanya mengenai bahu bagian atas. Meskipun begitu, pasti rasanya sakit sekali. Darah yang mengucur ditambah dengan Mayra yang pingsan sudah cukup menjadi jawaban. Jaya menghampiri Mayra yang pingsan dan terkulai lemah di dalam pelukan Ava. Gaunnya yang berwarna putih tulang sudah berubah warna sekarang. Darah itu cukup pekat, membuat Jaya ketakutan."Minggir, Ava, biar aku yang menggendong istriku," kata Jaya menahan amarah. Dia akan pastikan orang yang melakukan ini akan menerima akibatnya. Beraninya dia melukai Mayra di depan matanya sendiri! Pengawal ya

  • Skandal Cinta Wanita Penghibur   Penyusup

    Suara tembakan itu berdesing ke atas, tepat ke arah lampu gantung yang menghiasi pelaminan tempat Jaya dan Mayra sedang duduk. Jaya dengan cekatan mendorong Mayra ke samping tepat ketika lampu itu akan jatuh menimpa mereka. Suara teriakan sudah terdengar ditambah dengan kesibukan pihak WO dan pengawal keluarga Adiguna menenangkan para tamu."Sepertinya ada yang membuat kekacauan dan menganggu acara makan istriku," gumam Jaya kesal. Mayra menatap serpihan lampu gantung yang hampir saja mengenai mereka kalau Jaya tidak sigap menghindar. Sepertinya sekarang waktunya untuk beraksi. Mayra mencoba mengambil pisau yang ada di balik bajunya, tetapi tangan Jaya lebih cepat menahannya."Tidak baik bagi mempelai bermain dengan benda tajam!" kata Jaya tegas. Ada riak tanda terkejut di sinar mata Mayra. Bagaimana Jaya bisa tahu apa yang hendak Mayra lakukan? Dia menarik tangannya kembali dan fokus kepada Jaya. Bahkan dia mengabaikan apa yang terjadi di sekelilingnya. "Bawa keluarga istriku ke te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status