Home / Romansa / Skandal Panas Presdir Tampan / 57 | Memupuk Cinta di Dalam Luka

Share

57 | Memupuk Cinta di Dalam Luka

Author: MAMAZAN
last update Huling Na-update: 2025-05-12 23:58:48

Malam itu, suasana di kamar presidential suite Damien terasa sarat akan kecemasan. Setelah seharian mencari keberadaan Chiara. Damien, Dona, dan Tyler kembali ke hotel dengan tangan hampa.

Damien berjalan menuju teras balkon, duduk di kursi dengan tatapan mata menerawang jauh. Dona melirik ke arahnya, raut wajahnya penuh kesedihan.

"Kalau begitu aku akan meminta temanku membawa minuman," ujar Dona, bergerak hendak berdiri dari duduknya.

Namun, gerakan Dona terhenti saat Tyler memegang pundaknya. "Jangan dulu, Dona. Sebentar lagi tamu penting akan datang, aku tidak mau Damien berada di bawah pengaruh alkohol ketika mereka tiba," bisiknya pelan.

Dona mengernyitkan kening, "Tamu penting?" tanyanya, ekspresi bingung terpancar di wajahnya.

Tyler mengangguk, "Sebentar lagi akan tiba, kita tunggu saja," ucapnya, ikut menghela napas saat pandangannya terarah pada Damien.

Dona hanya mengangguk paham, lalu kembali duduk di tempatnya. Suasana hening menyelimuti ruangan itu, hanya terdengar detik
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ati Gabe
CEO sampah nih Damien
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
aargh sampah bgt sih Damien . yaa pantas aja ditinggal sm wanitanya . segampang itu dia ngambil kputusan brpaling ke wanita lain . nnt kalo ktmu Chiara lg n' ank mu . pusing ntar lo mau balikan sm Chiara, apalagi kalo Dona gamau dicerai .
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Skandal Panas Presdir Tampan   140 | Masih Ada Waktu

    Sore itu, langit Pulau Capri dihiasi semburat jingga keemasan dari matahari senja yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Damien, Chiara, Tyler, Nathalie, Dawson, Dona, Tessa, dan Shawn melangkah santai di sepanjang Pantai Marina Piccola.Pasir lembut menyentuh telapak kaki mereka, sementara ombak kecil bergulung perlahan, menciptakan irama alami yang menenangkan. Chiara melingkarkan jemarinya pada tangan Damien, begitu pula Nathalie yang menggenggam erat tangan Tyler.Dona sesekali tersenyum kecil sambil merapatkan tubuhnya pada Dawson. Bahkan Shawn, yang tadinya terlihat canggung, kini tampak percaya diri menggenggam tangan Tessa, membuat pasangan barunya itu tersenyum manis.Mereka berhenti di sebuah tempat nyaman di tepi pantai yang dikenal sebagai Giardini di Augusto. Dengan pemandangan spektakuler Laut Tyrrhenian yang membentang lua

  • Skandal Panas Presdir Tampan   139 | Mengakuiku

    Dawson, Tyler, dan Damien berjalan mendekati Shawn yang sedang berdiri termenung. Wajah Shawn tampak penuh dengan pikiran, seolah terjebak dalam labirin ucapan Tessa sebelumnya.Dawson, dengan senyum lebar khasnya, tiba-tiba melingkarkan lengannya di pundak Shawn. "Shawn! Kapan kamu jadian sama Tessa?" tanyanya dengan nada menggoda.Shawn menoleh perlahan, alisnya sedikit terangkat saat menatap wajah Dawson yang penuh semangat."Hah? Maksudmu?" tanyanya bingung, seolah baru saja terbangun dari mimpi panjang.Dawson tersenyum bangga, ia menepuk-nepuk bahu Shawn. "Berarti instingku tepat karena ngajak kamu ikut, kan?" ujarnya dengan nada puas, membuat Shawn semakin mengerutkan dahi."Tunggu? Apa maksudmu?" Shawn bertanya lagi, kali ini suaranya terdengar lebih bingung.Sebelum Dawson sempat menjawab, Tyler

  • Skandal Panas Presdir Tampan   138 | Terpuaskan

    Shawn masih tercengang, duduk terdiam seperti patung yang kehabisan kata-kata. Di sampingnya, Tessa, menutup mulutnya menahan tawa karena reaksi Shawn."Mereka pasti akan lama, bagaimana kalau kita jalan berdua dulu?" tanya Tessa, tangannya meraih tangan Shawn.Shawn menoleh, masih terlihat bingung, pikirannya masih terpaku pada kata "bercinta" tadi."Hei, kamu mendengarku kan?" tanya Tessa lagi.Shawn tersentak kaget, dan tanpa sadar, ia merespons dengan kalimat yang tidak terduga, "Iya, bercinta, iya... ayo bercinta."“Pfftt!! Hahaha, apa-apaan kamu ini? Tiba-tiba mengajak melakukan itu." Tessa tidak bisa menahan tawanya lagi, suaranya pecah menjadi gelak tawa yang lepas.Wajah Shawn semakin merah, ia menunduk malu. “Fuck! Aku kenapa bilang itu!” erangnya dalam hati.Tessa, yang masih tertawa, bangkit dari duduknya, menarik tangan Shawn. "Ayo, kita jalan dulu,” ucapnya, yang kini tersenyum lembut menatap Shawn.Shawn ikut bangkit berdiri, berjalan mengikuti Tessa tanpa mengangkat wa

  • Skandal Panas Presdir Tampan   137 | Lebih Cepat, Please

    Kamar yang Tyler dan Nathalie tempati di villa itu, menyimpan suasana tidak kalah panasnya dibandingkan dengan kamar pasangan lainnya. Tanpa sehelai benang pun di tubuh keduanya, mereka terbebas dari segala penghalang, hanya meninggalkan keintiman yang mengharuskan mereka untuk saling terbuka.Di tempat tidur, tubuh Nathalie bergoyang liar di atas tubuh Tyler, dalam posisi yang memberinya kekuasaan penuh. Setiap gerakan pinggulnya, membuat Tyler terengah-engah, tidak bisa menahan erangannya yang meminta lebih."Lebih cepat, Nathalie... lebih cepat," desahnya, suaranya tercampur dengan napas yang memburu, mencari oksigen di tengah-tengah ekstasi.Keringat membasahi tubuh keduanya, menjadi saksi bisu dari keintiman yang mereka bagikan. Pinggul Nathalie terus bergerak liar, mengikuti irama yang hanya mereka berdua yang paham.Tangan Tyler, dengan refleks yang tepat, memegang pinggul Nathalie, sembari mengimbangi pergerakan tubuhnya, membawa mereka berdua ke puncak kenikmatan yang sama.T

  • Skandal Panas Presdir Tampan   136 | Terima Kasih Sudah Menungguku

    Tessa, di sisi lain, terlihat sedikit ragu, namun ia tidak mengungkapkan perasaannya secara terbuka.Begitu tiba di depan pintu, Shawn segera meraih gagang pintu dan membukanya. Namun, sebelum ia bisa melangkah masuk, Tessa sudah menarik tangannya yang digenggam oleh Shawn. Gerakan tersebut terjadi begitu cepat, sehingga Shawn terlihat sedikit terkejut.Shawn menatap Tessa, bertanya dengan nada penasaran, "Kenapa?" Ia tidak bisa memahami alasan di balik tindakan Tessa."Kamu pria yang aneh,” jawab Tessa disertai helaan nafas pelan. Setelah itu, ia meraih kopernya dan berbalik, menuju kamar kosong yang lainnya.Shawn, terkejut, "Tessa! Tunggu!" Panggilnya, Ia bergegas menyusul Tessa, meraih lengan Tessa dalam upaya untuk menghentikannya.Wanita cantik itu menoleh, wajahnya datar tanpa ekspresi, seolah tidak terpengaruh oleh reaksi Shawn."Kalau begitu aku yang ikut ke kamarmu," kata Shawn, penuh percaya diri, mengira Tessa mungkin tidak suka kamar yang dia pilih. Namun, jawaban Tessa t

  • Skandal Panas Presdir Tampan   135 | Pembagian Kamar

    Kapal pesiar pribadi itu perlahan meninggalkan pelabuhan Marina Grande, membelah ombak menuju Pulau Capri. Angin laut yang segar menerpa wajah mereka, membawa serta aroma asin khas laut Mediterania. Di sepanjang perjalanan, pemandangan tebing-tebing karst yang menjulang tinggi dengan gua-gua tersembunyi di bawahnya, menjadi pemandangan yang memanjakan mata.Kapal mereka tidak langsung menuju dermaga utama di Capri. Sesuai rencana, mereka singgah di beberapa spot menarik yang terkenal di pulau tersebut. Setelah puas berpetualang di laut, kapal mereka akhirnya merapat di dermaga utama Capri.Dari sana, mereka bergegas menuju tempat yang telah disewa oleh ayah Damien, sebuah vila mewah bernama Villa Aurora. Vila ini terletak di atas bukit, menawarkan pemandangan laut yang spektakuler.Begitu tiba di depan gerbang Villa Aurora, mereka disambut oleh seorang pria paruh baya yang ramah, yang memperkenalkan diri sebagai penjaga vila. Pria itu membuka gerbang, mempersilakan mereka masuk ke hal

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status