Share

Bab 70: Ini Pasti Salah!

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-09-23 12:57:45

Dua sirine ambulans memecah keheningan malam ibu kota. Tiba dengan cepat di rumah sakit JB. Dalam serempak dua brankar diturunkan, roda-rodanya pun bergerak cepat menuju instalasi gawat darurat. Dirga dan Rama bersisian, keduanya sama-sama tak sadarkan diri. Kening mereka ternoda darah kering dan memar pada wajah.

Tim medis yang bersiaga gegas memeriksa keduanya. Mencatat setiap tanda vital, yang makin lama menurun.

“Laras, tunggu,” gumam Dirga, suaranya lemah dan parau. Dalam benaknya terbayang wajah gadisnya yang terus menjauh di saat ia mengejar. Seberapa cepat ia berlari, tubuhnya tidak pernah menggapai Laras.

“Panggil Dokter Dashel. Sampaikan Dokter Dirga dan Rama mengalami kecelakaan,” perintah kepala IGD dengan cepat.

Setelah menunggu beberapa saat, Dashel selaku dokter bedah trauma sampai di bangsal gawat darurat. Beruntungnya ia masih ada di rumah sakit. Matanya membola melihat sang kakak dan keponakannya terbaring memilukan.

“Abang!” Dashel mengulurkan tangan, meminta lapor
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
NACL
bahaya gak sih kalau ketahuan?
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
Penasaran banget kira² kehamilan Laras akan di ketahui orang²/tidak?.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 254: Rencana Pelarian Raina

    Sekalipun terlihat pingsan, dalam hatinya Raina tersenyum pongah. Kesempatan ini sudah ia nantikan berhari-hari. Batinnya pun mengejek, ‘Ternyata kamu masih saja bodoh kayak dulu. Kamu nggak akan bisa gantiin posisi aku. Ingat itu, Mas!’​Andai saja bisa berteriak, Raina sudah pasti menyerukan kebebasannya saat ini.​Mobil Pak Lurah itu pun mulai bergerak dan perlahan meninggalkan massa di balai desa.​Telinganya yang masih normal bisa mendengar gedoran pada kaca dan pintu mobil.​“Jangan sampai dia dibebaskan, Pak Lurah!”​“Dasar kamu wanita sundal! Kamu harus dapat hukuman yang setimpal!”​“Iblis seperti kamu pantasnya langsung ke neraka!”​Ucapan-ucapan itu masih terdengar. Namun, Raina menahan kekesalannya. Ia mengepal tangannya kuat dan memejamkan mata rapat-rapat. Ia tidak mau rencananya untuk melarikan diri hancur begitu saja.​‘Dasar orang kampung nggak tahu aturan. Mereka juga pasti ngelakuin hal yang sama kayak aku. Kalau mau uang, ya, usaha, cara apa pun dilakukan! Nggak us

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 253: Balas Dendam yang Terbayar

    ​“Dari mana sih mereka tahu sekarang aku ada di sini?” Raina menggumam, suaranya benar-benar kecil ditelan keriuhan massa. Langkahnya pun makin berat, meskipun ia berusaha menyeret kakinya sekuat tenaga.​“Jangan asal bicara kamu. Aku nggak pernah membunuh seseorang! Beraninya mulut kotormu itu menuduhku!” bentak Raina. Ia melotot pada Dinda yang masih menunjuk ke arahnya.​Sambil memperpendek jarak, Dinda bicara dengan suara lantangnya, “Bu Raina yang terhormat, saya tidak sembarangan bicara. Apa Ibu lupa pertemuan kita di ruang ICU? Bukankah saat itu juga Ibu berusaha melenyapkan adik saya? Saya punya rekamannya! Anda menyamar jadi dokter padahal memiliki niat yang lain?” Suaranya bergetar karena teringat kepedihan dan penantian panjang agar Regina siuman dari koma.​“Video palsu! Zaman sekarang, apa pun bisa dibeli dan dibuat. Kamu anak kecil pasti mengada-ngada!” Raina terus mengelak. Ia merasa harus membela dirinya mati-matian, karena kalau bukan diri sendiri, siapa lagi yang mau

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 252: Amarah Mengerikan

    “Buka pintunya! Kamu ada di dalam ‘kan dasar penyihir!” “Cepat buka jangan sembunyi!” Lolongan itu membuat Raina mengeratkan pegangan pada bungkus mie instan. Ia menelan ludah mengapa tiba-tiba orang-orang mendatangi rumahnya? Kemudian ia teringat dengan mimpinya semalam. Sambil tertawa getir Rana menggeleng. “Nggak mungkin mimpi sialan itu jadi nyata. Lagian siapa mereka? Ganggu aja orang mau makan,” gumam wanita itu tak sadar mie dalam genggamannya itu sudah remuk.“Dobrak saja pintunya! Bawa perempuan itu keluar!” seruan perintah itu membuat mata Raina membulat dan hampir melompat keluar.Tubuhnya langsung lemas dengan lututnya gemetar hebat. Ia mundur beberapa langkah, terdesak ke sudut ruangan. Kepalanya sungguh berputar-putar berusaha mencari celah, dan matanya tertuju pada pintu reot di belakang. Ketakutan mencekiknya lebih dalam, ia harus kabur dari sini sekarang juga! Suara gebrakan yang makin keras membuat Raina menjerit tertahan, “Akh?!”Ia buru-buru membuang mie insta

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 251: Suamiku Kejam Banget 

    Laras membaca setiap kata di layar ponsel suami. Bukannya tenang, tetapi merasa merinding sampai menggosok tengkuknya pelan. Tatapannya kembali pada Dirga. “Sebanyak ini? Kalau … Mas dituduh pencemaran nama baik, gimana? Saya nggak mau, ya, Mas kenapa-napa.” Laras menelan liurnya sendiri. Terlalu seram membayangkan apa yang akan terjadi menimpa mantan ibu mertua.“Nggak akan dituduh pencemaran nama baik, percayalah. Kamu mau dia berlama-lama di desa atau cepat ditindak, hm?” Dirga membelai pipi Laras, lembut— seringai bulu. Suaranya yang pelan, justru membuat tubuh wanita itu bergidik ngeri.“Umm … kalau saya bilang supaya Bu Raina dipenjara aja, jahat nggak? Beliau udah mencelakai Regina, menukar obat-obatan demi keuntungan. Itu jahat banget, Mas. Nama rumah sakit juga bisa ikut bersih, karena selama ini semua orang anggap nakes RS yang lalai, padahal ‘kan nggak gitu,” beber Laras, teringat bagaimana awal-awal Dirga menjabat Direktur selalu pulang dengan wajah garangnya dan lembur d

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 250: Nggak Apa-apa Sayang

    Tangan Laras gemetaran meraih benda kecil itu. Matanya terpaku pada satu garis merah tebal yang terlihat jelas. Jantungnya langsung mencelos, rasa kecewa seketika menyergapnya dingin, semua harapan yang ia bangun di apotek tadi runtuh. 'Masa cuma satu? Tapi, dulu waktu aku hamil, garis tipisnya muncul belakangan,' batinnya, ia memegang test pack itu erat sekali. Laras terdiam, duduk terkulai di atas kloset. Ia masih menanti. "Ayo dong, ayo, ayo," gumamnya frustrasi selama sepuluh menit penuh. Nahas, bayangan samar kedua itu tak kunjung muncul. Laras menghela napas panjang, menatap alat itu dengan sorot mata nanar. "Belum ada, ya?" Ia mengusap perut ratanya. 'Tenang. Mungkin hormon HCG-nya belum terlalu tinggi untuk dideteksi alat ini. Aku bakal cek lagi seminggu dari sekarang,' tekadnya dalam hati, ia berusaha meredakan kekecewaan dengan logikanya sebagai dokter.**Sementara suasana berbeda terjadi di rumah sakit JB.Petang ini, Dirga baru saja menyelesaikan praktik di ruang pol

  • Skandal Terlarang Bersama Mertuaku   Bab 249: Beli Tes Pack 

    Dirga memicingkan mata mendapati istrinya terdiam sambil menunduk. Ia mendekat, mata karamelnya makin menajam tatkala Laras memegang perut dengan satu tangan. ​“Kamu sakit? Karena saya semalam? Sejak kapan? Tadi pagi atau malam?” tanya pria itu. Bahkan tanpa menunggu persetujuan, Dirga menarik tangan Laras mendekati ranjang. “Berbaringlah, saya periksa kamu.” ​Pria itu mengeluarkan stetoskop dari tas perlengkapan daruratnya. Sedangkan Laras bergeming, tangannya masih memegangi perut. Ia sendiri bingung, haruskah ia bicara tentang kecurigaannya atau memeriksanya diam-diam? ​Dirga mulai menempelkan stetoskopnya. Selama beberapa saat, ekspresi wajah tampan itu berubah serius, mencoba mendengarkan saksama. Ada sesuatu, kejanggalan dalam bunyi yang ia dengar, di area perut sang istr. Melihat suaminya diam begitu lama, Laras menjadi antusias sekaligus cemas. “Ada apa, Mas? Gimana?” ​Dirga tersentak, lalu mencabut stetoskopnya. Ia mencium perut rata Laras. “Nggak ada apa-apa, Sayang. Ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status