Bahagia bersama keluarga
***
Keluarga kecil yang Rukun dan harmonis, bisa hancur karena, perdebatan-perdebatan kecil yang tidaklah penting. Tapi ini lain Bram telah menghamili perempuan itu, sebenarnya Bram adalah pria yang romantis dan penyayang, bersamanya Shelomitha lupa bagaimana caranya menagis.
Delapan tahun menikah, baru kali ini Bram menyakiti hati Mitha,pi kenapa? Ini soal yang ada diperut itu Dia tak berdosa ia harus mendapatkan perhtian dari Ayahnya biologisnya. Dengan cepat Mitha menghapus air matanya.
Mobil terparkir di depan rumah sang Eyang, mereka masuk dan Mamanya menyambutnya dengan sangat senang. Mamanya bahagia andai mereka tak berpisah. Tapi kenyataannya lain sebentar lagi mereka akan berpisah,
"Pagi Mama." Sapa Mitha sambil membawakan sang mama oleh-oleh buah dan juga kue kering.
"Pagi sayang, gimana hari ini sehat," jawab sang Mama, setelah selesai mencium kedua pipi mena
Fiko penyelamat Mitha***Fiko berkemas di dalam kamarnya, ia mencari bajunya buat tanding namun tak ia temukan, perasaan Fiko menaruhnya di dalam tas. Ia turun dari kamar atas menemui sang Mama,"Mama tau seragam Fiko yang baru kemarin, ndak? Baju buat lomba kemarin Ma?" Tanya Fiko pada sang mama."Gimana sih sebentar lagi berangkat lo, inget ga ditaruh dimana," jawab Mamanya."Di dalam Tas sih ma.""Kan habis pertandingan kita nginep di rumah Masmu. Inget ga? Mungkin ketinggalan disana.""Oh iya, kalau ndak ada di sana bagaimana Ma.""Makanya sekarang cepat cari, mumpung masih tiga jam lagi berangkatnya," jawab Mama."Iya deh Ma, Fiko berangkat kesana."
Berkunjung ke rumah AyahPemandangan yang asri udara yang sejuk membuat Raka dan Rania melihat pemandangan yang begitu indah. Dari balik kaca mobil terlihat senyum merekah dari kedua anaknya. Mitha dan anaknya tak sabar berjumpa dengan sang kakek yang telah lama tak mereka jumpai.Mobil terparkir di alamat yang Mith pegang, tiga bulan lalu saat terakhir kali bertemu sang Ayah pindah ke kota Nganjuk. Rasa bahagia ketika alamat sang Ayah sudah ia ketemukan, halaman yang luas penuh bunga-bunga jarak antara rumah penduduk masih beberapa meter, 200 meter dari rumah Ayahnya. Terlihat akses jalan rel kereta api.Rumah yang nyaman dan indah dengan perabot bercorak kayu jati asli membuat mata tak bosan memandang.Assalamu'alaekumWa'alaikumsalam"Ayah..." Dengan takzim Mitha mencium punggung sang ayah dan memelukn
LiburanPagi yang indah terdengar suara riuh burung-burung berkicau, Mitha dan anak-anaknya berjalan di persawahan juga melihat pemandangan yang hijau dan juga sejuk. selesai jalan-jalan mereka berlalu pulang dan Kakaknya sudah berada pulang dari kota Madiun. Ia memeluk Mitha. Kakaknya sangatlah rindu dengan adik semata wayangnya."Ko tambah cantik saja sih Adik Mas?""Mulai menggoda," jawab mitha sambil mencubit pipi Pramono."Gimana kabar kamu? Mas sampai rindu sudah lama kita tak bertemu.""Alhamdulillah baik Mas, tapi tidak dengan pernikahan Mitha sudah diambang kehancuran Mas?""Kok bisa gimana sih Mas ndak ngerti?""Mas Bram selingkuh dengan Siska Mas?""Apa... dasar bener-bener Siska ndak ada habisnya buat hancurin keluarga kita.
Tangis ShelomithaSebelum adzan magrib berkumandang mereka sudah samapi di rumah sang kakek, mereka membersihkan diri lalu sholat magrib berjamaah. Setelah itu mereka berkumpul di meja makan.Makan malam sudah tersedia ada mie goreng, telur, ayam bakar juga urap-urap dan sambal kentangHeningHanya terdengar suara sendok dan piring mereka menikamati makanan, yang begitu menggoda lidah. Hingga piring mereka kosong, Mitha membantu membersihkan sisa makanan. Meja kembali rapi, Mitha mendekatiAyahnya, dan Pak Ferdi bertanya pada Mitha.Kapan baliknya nak? Apa sebaiknya disini saja, temani bapakmu juga Masmu?" tanya sang Ayah."Raka harus sekolah Ayah, kan Mitha kemarin sudah cerita sama Ayah.""Yakin ndak takut kalau digangguin atau mungkin sama Siska
Melawan penjahatMereka berangkat mengantar Raka ke sekolah mobil Fiko melaju dengan kecepatan sedang. Fiko mengantar sang keponakan di depan gerbang sekolah. Mama mertuanya mengajak Mitha untuk membeli kebutuhan makanan di dapur, mobil Fiko sudah terparkir di mall.Sang mama dan Mitha turun lalau masuk kedalam untuk belanja, sedangkan Fiko melihat-lihat baju sambil menunggu mereka belanja. Fiko sepintas melihat Siska belanja dengan seorang lelaki setengah baya. Fiko terus mengamati gerak gerik mereka berdua. Apa itu yang namanya Om Jarwo ya? Batin FikoLelaki setengah baya itu mendapat telepon dan langsung bergegas pergi bersama Siska, Fiko berjalan gontai menuju resto ia memesan satu cangkir capuchino, sambil menunggu sang Mama juga Mitha. ia menyeruput isi dalam cangkir yang begitu nikmat, tak berselang lama Mama dan Mitha datang menghampiri.
Wanita istimewaTiada satupun skenario Allah yang tiada indah, semuanya pasti indah walaupun kita sulit untuk memahaminya, itulah yang terjadi pada musibah tadi semuanya atas kehendaknya. Semoga Fiko baik-baik saja, ia terluka karena menyelamatkanya, bayangan tusukan itu selalu menari-nari diotak Mitha.Fiko selamat adalah anugerah terindah di balik setiap musibah yang mereka alami. Sungguh Mitha berharap semua baik-baik saja. Ia takut melibatkan keluarga mertuanya untuk membantunya, ia takut jika banyak yang terluka olehnya karena ulah Siska.Siska hanya mengincarnya tapi Fiko yang terluka.Apa Mitha harus pergi sajadari rumah ini, Mitha takut jadi beban Mama juga Fiko. Apa di izinin ya sama Mama. Mitha takut jika Mama marah ia tak berani berkata. Semoga saja mama menyetujuinya, Mitha berjalan mememui sang Mama.
Putusan pengadilanBisakah Siska berubah, di dalam hidupnya hanya ada ambisi dan dendam, kami selalu menyayanginnya hanya dengan sekali hasutan sang paman, ia berubah jadi wanita yang kejam. Siska tidak pernah menyadari bahwa hidupku tidak dipenuhi dengan ambisi, kalaupun ia harus terpuruk karena kehancuran rumah tangganyaShelomitha tidak lupa bahwa semua sudah rencanaNYA.Tantangan hidup setiap orang pasti ada, taklukkan dan jadilah pemenang. Kemenangan bukti perjuangan, makin gigih berjuang, makin terbuka pintu kebahagiaannya.Nama Bramantiyo dan Shelomitha sandara dipanggil di dalam ruang pengadilan. Mereka dan juga saksi masuk dalam ruangan, debaran hati Shelomita tak beraturan keringat dingin membasahi tubuhnya. Sungguh tak ada dalam benaknya akan duduk dikursi dihadapan para hakim dipengadilan.Ya Allah
Hati Raka terluka, lebih sakit dari diselingkuhiFajar terbit dari ufuk timur, matahari mulai menampakkan sinarnya, Mitha begegas membantu simbok untuk membuat sarapan untuk Raka juga Rania. Sarapan sudah tersedia di meja makan, ada mie bihun dan juga ayam goreng dan telur, mereka sarapan bersama, lalu beranjak menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.Mitha begitu cemas, jika Fiko tidak datang bagaimana dengan Raka, ia takut jika Raka kecewa, apapun yang terjadi Mitha harus berusaha membahagiakan batin anaknya. Ia menatap benda pipih ditangannya ia berharap Fiko menghubunginya, namun ponsel milik Fiko pun tidaklah aktif."Bunda Ayo berangkat? Nanti Raka telat ke sekolah." Raka bertanya kepada Bundanya sambil bersiap-siap membawa tas miliknya."Iya sayang, Ayo! Rania di rumah sama Mbok Darmi apa ikut Bunda sayang?" tanya Mitha kepada anaknya Rania.