Share

BAB 6: Paksaan

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-22 11:16:16

“Bagaimana keada’anya?” Tanya Axel sambil bersedekap, pria itu berdiri di sisi jendela melihat keluar klinik.

“Pergelangan tangannya terkilir dan bengkak, lututnya terluka, kaki kirinya di gips karena cedera, ada retakan di tulangnya. Butuh dua bulan, agar akan sembuh total,” jawab Adela sambil menuliskan resep obat. “Kau menabraknya? Apa ada saksi?” Tanya Adela seraya memberikan selembar resep obat kepada Axel.

“Aku harap tidak ada saksi,” bisik Axel dengan serius.

“Kau harus mengurusnya dan bertanggung jawab dengan baik Axel, jangan menambah masalahmu dengan lari dari tanggung jawab.”

“Aku tahu.”

Axel langsung pergi keluar dari ruangan Adela begitu mendapatkan resep obatnya.

Axel pergi menemui Naomi, apapun yang terjadi, dia harus menyelesaikan masalah ini secepatnya dan membuat gadis cerewet itu tutup mulut.

Pergerakan kecil Naomi yang kembali terbangun dari pingsannya membuat Axel semakin mendekat dan berdiri di sisi ranjangnya, pria itu memasang ekspresi dingin memperhatikan gerak-gerik Naomi yang mengerang dalam gumamannya meminta minum.

Tanpa bicara Axel mengambilkan minum dan membantunya.

Perlahan Naomi membuka matanya merasakan kepalanya berputar-putar masih berada di bawah pengaruh obat bius, gadis itu mengerjap pelan melihat seorang pria tampan berdiri di hadapannya.

“Arght,” ringis Naomi merasakan kepalanya berdenyut sakit dan tubuhnya terasa linu, samar ingatan Naomi berputar mengingatkan kembali apa yang telah terjadi kepada dirinya.

Axel segera menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. “Jika kau sudah sadar sepenuhnya, aku ingin berbicara denganmu.”

Susah payah Naomi mencoba duduk, sementara Axel hanya diam dan memperhatikan tanpa berniat ingin membantunya, bahkan tidak ada rasa bersalah dan kasihan sedikitpun di matanya. Pria angkuh itu mengakui kesalahannya, namun dia tidak ingin mengulurkan tangan lebih jauh karena dia tidak mengakui bahwa kecelakaan itu sepenuhnya salah dirinya.

“Bagaimana keadaanmu?” Tanya Axel dengan nada suara yang dingin, Axel menyembunyikan kekesalannya karena kecelakaan yang terjadi padanya sekarang membuat Axel harus memundurkan jadwal pekerjaannya.

Naomi menatap sengit Axel begitu teringat pria tampan yang berada di hadapannya saat ini adalah orang yang telah menabraknya.

Rasa sakit di seluruh badan hingga kepala membuat Naomi celingukan memeriksa seluruh tubuhnya bagian mana saja yang terluka. Begitu selesai memeriksa, Naomi kembali melihat Axel yang masih memasang ekspresi dingin dan angkuh.

Di bandingkan dengan sikap angkuh Axel, Naomi lebih serius meneliti wajah hingga penampilan Axel yang membuat gadis itu langsung tahu dari bahwa pria itu adalah orang kaya.

Orang kaya? Ini kesempatan besar untuk Naomi!

“Kau menabrakku,” tuntut Naomi sambil berpikir keras kata-kata apalagi yang harus dia ucapkan agar pria asing di hadapannya bisa membantunya.

“Aku menabrakmu karena kau menyebrang tidak pada tempatnya, kecelakaan ini bukan salahku sepenuhnya,” bela Axel dengan enteng.

“Tetap saja, kau juga salah karena telah lalai mengemudi.”

“Katakan saja apa yang kau butuhkan,” putus Axel tidak mau bertele-tele dan ambil pusing. Belum sempat Naomi angkat bicara untuk menjawab, pria itu sudah lebih dulu mengeluarkan dompetnya, mengambil lembaran banyak uang dan sebuah kartu nama, lalu meletakannya di hadapan Naomi.

“Ini cukup kan?” tanya Axel dengan nada angkuhnya.

 “Cih!” Naomi bercih dan membuang muka. “Luka di lutut akan meninggalkan bekas, itu tidak cukup untuk biaya ke dokter kecantikan, tanganku sakit, kakiku harus di gips, kau pikir uang itu cukup hah?” Naomi menggertak.

Axel segera beranjak dari duduknya. “Hubungi nomer ini, sekretarisku akan mengurus apa yang kau butuhkan.”

“Semua yang aku butuhkan?”

“Memangnya apa yang kau butuhkan?” tanya balik Axel.

 “Luxury apartement,” jawab Naomi begitu jujur. Di bandingkan dengan kesehatan tubuhnya yang saat ini terluka, Naomi lebih butuh tempat tinggal sebelum hari kembali gelap.

Axel berdecih jijik, pria itu tidak habis pikir dengan sikap tidak tahu malu Naomi yang langsung memerasnya secara terang-terangan, bahkan gadis itu memasang wajah polos dengan mata berbinar penuh harap seakan Axel adalah jenis spesies yang bisa memberikan apapun yang di mintanya.

 “Hayalkan saja dalam mimpimu!” balas Axel dengan tajam, pria itu langsung berbalik pergi enggan untuk membuang waktu lagi.

“Tunggu! Kita belum selesai berbicara,” panggil Naomi, namun Axel hanya membalasnya dengan lambaian kecil di tangannya tidak mau membicarakan apapun lagi.

“Tolong aku! Pria itu tidak mau bertanggung jawab setelah menabrakku!” teriak Naomi dengan jeritan kerasnya di dalam kelinik sambil menunjuk-nunjuk Axel.

Semua orang yang ada dalam klinik langsung menengok ke arah Axel, mereka bersiap-siap akan berlari mengejar bila mana Axel tetap pergi. Tangisan Naomi yang kian keras dan memanggil Axel seperti penjahat berhasil menarik banyak perhatian.

Axel menutup wajahnya begitu malu, dengan terpaksa pria itu kembali berbalik menemui Naomi lagi dan segera duduk di sisi ranjangnya.

To Be Continued..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Skenario Perjodohan Bisnis   END

    Keduanya saling memandang dalam diam, Axel meraih wajah Naomi dan mengusapnya dengan hati-hati. “Aku minta maaf karena datang terlambat, kau pasti kecewa kepadaku.” Naomi memejamkan matanya, merasakan usapan lembut Axel di wajahnya, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan membuka kembali matanya, menatap lekat mata Axel yang terlihat bersedih dan kecewa kepsada dirinya sendiri. Axel tidak puas kepada dirinya sendiri karena dia sudah datang terlambat dan tidak bisa menemani Naomi di saat-saat dia sedang terjatuh. “Aku sangat menyesal karena tidak bisa benar-benar menjagamu,” bisik Axel penuh sesal. Naomi tersenyum samar, dia tidak tahu harus berkata apa karena hari ini suka dan duka telah datang secara bersmaan dalam kehidupannya. Axel yang dia tunggu telah datang, melamarnya dihadapan Magnus, namun disisi lain Naomi juga harus mengantar kepergian Magnus dan harus merelakannya. “Naomi, apa kau marah padaku?” tanya Axel pelan. “Tidak, aku justru berterima kasih karena

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 151: Lamaran

    “Apa aku boleh berbicara dengan ayahmu berdua saja?” tanya Axel penuh kehati-hatian, dia takut Naomi masih marah kepadanya dan menolak permintaan Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, desakan ingin menangis dan perasaan yang lega begitu kuat memenuhi hatinya. Naomi tertunduk mengusap air matanya yang tidak bisa dihentikan.Naomi sangat lega karena ternyata Axel peduli kepadanya dan mau datang.Naomi mengangguk tanpa mampu berkata-kata, memberi izin Axel untuk bisa berbicara berdua dengan ayahnya.Naomi melangkah pelan, melewati Axel yang berada di depan pintu, tiba-tiba langkah itu terhenti begitu Naomi merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh Axel.Wajah Naomi terangkat, menatap lekat Axel. “Tidak, sepertinya kau harus berdiri di sisiku, kau juga harus mendengarkan apa yang ingin aku katakan,” ucap Axel lagi memperhatikan gerak gerik mata Magnus.Naomi membalikan badannya dengan ragu, pintu ruangan Magnus kembali tertutup dan orang-orang menunggu di depan ruangan.Ax

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 150: Kedatangan Axel

    Hans berdiri dengan senyuman puasnya, melihat Hutton yang digelandang keluar dari mobil kepolisian dan disambut oleh banyak media karena kontroversi yang dilakukannya dalam melancarkan aksi kejahatan.Hutton terhuyung-huyung dengan perban yang menghalangi kedua matanya, begitu pula dengan wajahnya yang kini sebagian terbungkus kain kasa.Semprotan cabai yang Axel buat berhasil membuat Hutton mengalami masalah dengan penglihatannya hingga membuat dia tidak bisa melihat untuk sementara waktu.Kedua tangan dan kaki Hutton diborgol, langkah terhuyung-huyung dijaga oleh kepolisian dan dikejar oleh wartawan yang membutuhkan keterangan darinya secara langsung. Hutton diperlakukan seperti penjahat kelas berat.Bibir Hutton menekan kuat, membungkam dengan rasa malu hebat dan jiwa yang terguncang. Kehidupannya hancur dalam waktu semalam, Hutton sungguh tidak akan menyangka jika dia akan berada di titik seperti ini dalam hidupnya.“Pengacara kita sudah sudah datang,” ucap Sharen yang berdiri di

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 149: Menangkap Hutton

    “Bajingan, kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Kau pikir aku akan diam saja hah!” geram Hutton mengayunkan pisaunya, refleks Axel menghadangnya dengan handpond di tangannya dan berhasil membuat handpone itu mati seketika.Napas Axel tertahan di dada, pria itu terlalu terkejut karena tiba-tiba saja seseorang akan menyerangnya.“Sialan!” maki Hutton menarik pisaunya.Axel bergeser mundur mencoba menciptakan jarak, butuh waktu beberapa detik untuk Axel tesadar jika orang yang hendak menyerangnya adalah Hutton. “Kenapa kau menutupi wajah jelekmu? Apa kau tidak ingin aku melihat ketakutan di wajah busukmu?”Rahang Hutton mengetat, dengan kasar dia melepaskan maskernya dan melemparkannya ke lantai.Axel menelan salivanya dengan kesulitan melihat tatapan bringas Hutton yang sudah dikuasai oleh amarah, Axel bergerak kembali mundur begitu Hutton mendekat dan mengayunkan pisaunya, kali ini Axel berhasil menangkisnya dengan menendang kaki Hutton agar dia kehilangan keseimbangan.Dengan Axe

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 148: Kedatangan Hutton

    Hutton melajukan mobilnya dengan kencang melewati jalanan, wajahnya yang babak belur terlihat di antara cahaya lampu jalan-jalan. Bola mata Hutton bergerak tajam melihat ke sekitar dengan penuh kewaspadaan karena kini wajahnya terpampang jelas di berbagai televisi gedung dan diumumkan jika kini Hutton adalah seorang buronan yang sudah melakukan kejahatan berbagai pembunuhan, pencucian uang dan sudah melakukan kekerasakan kepada isterinya.Tangan Hutton mencengkram kuat kemudi menahan amarah, dia tidak bisa pergi keluar negeri menggunakan pesawat jika wajahnya sudah terpampang dan di umumkan sebagai buronan.“Sialan!” maki Hutton memukul kemudi. Hutton tidak menyangka jika seluruh negeri mulai tahu dia penjahat, dan semua orang akan mengenali wajahnya.“Bajingan itu, aku harus menghabisinya,” bisik Hutton dengan penuh amarah.Hutton tidak terima jika seluruh usahanya selama ini harus hancur berkeping begitu saja di bawah kaki Axel. Seharusnya tidak seperti ini, seharusnya Axel yang tum

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 147: Keputusan

    “Bajingan!” Jennie terisak dengan suara yang tidak jelas karena mulunya terikat, wanita itu berusaha bergerak melepaskan diri dari ikatan tali yang mengekang tangan dan kedua kakinya pada ranjang.Tubuh Jennie terlihat memiliki banyak memar yang sudah ditinggalkan Hutton, pria paruh baya itu sudah berbuat kegilaan yang tidak terduga. Dia memperkosa Jennie berulang kali sebelum meninggalkannya dengan membawa semua uang, perhiasan hingga mobilnya.Bibir Jennie gemetar hebat, wajah cantiknya terlihat basah penuh oleh air mata merasakan seluruh tubuhnya yang sakit dan lemah tidak memiliki banyak kekuatan untuk melepaskan diri dan bergerak.Hati Jennie sangat hancur, dia merasa jijik kepada dirinya sendiri karena sudah disentuh layaknya pelacur oleh Hutton. Jennie marah kepada dirinya sendiri, dan kini dia hanya bisa memaki dirinya sendiri karena sudah salah mengambil keputusan dan terlibat dalam kehidupan Hutton.Jennie menyesal, andai saja dia tidak serakah dan mengambil keputusan yang s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status