Share

BAB 7: Ditinggalkan

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-22 11:16:53

Wajah Axel mengeras menahan amarah, pria itu bersedekap menatap Naomi dengan penuh permusuhan, teriakan kencang Naomi berhasil membuat Axel mendapatkan tatapan penuh penghakiman dari orang-orang di sekitarnya.

“Apa sebenarnya maumu?” tanya Axel dengan geraman.

“Kau tidak lihat tangan dan kakiku?” Naomi menunjuk kakinya yang di gips dan tangannya yang terbungkus terlihat bengkak. “Aku baru datang ke kota ini seorang diri membawa ransel besar dan koper besar tanpa tujuan dan tanpa sanak keluarga. Setelah menabrakku, kau akan meninggalkanku begitu saja? Aku tidak bisa mengurus diriku sendiri, bahkan berjalanpun aku kesulitan. Setidaknya bertanggung jawablah” desak Naomi.

 “Hey bocah kecil, aku sudah bertanggung jawab membawamu ke klinik dan memberikanmu uang konpensasi, jika kau membutuhkan lebih dari ini kau tidak ada bedanya dengan memerasku,” ucap Axel dengan sengit.

“Tapi itu tidak cukup! Aku mengalami kerugian besar.”

Axel menyeringai jahat, pria itu tampak jengkel mendengar celotehan Naomi yang mengganggunya, dengan kesal Axel kembali mengambil dompetnya, tanpa ragu pria itu menarik sebuah kartu dan meletakannya di hadapan Naomi. “Pinnya hari kemerdekaan Neydish, kau bisa mendapatkan apartement yang kau inginkan dengan uang di dalamnya, ini kan maumu? Sekarang urusan kita sudah selesai.”

Naomi tercengang kaget melihat kartu yang di berikan pria asing itu kepadanya.

Namun, jika kondisi Naomi sekarang seperti ini? Bagaimana cara dia mengurus dirinya sendiri dan menjalani hari-harinya meski tidur di tempat yang enak?

Naomi tertunduk sedih, jari mungilnya meremas-remas permukaan selimut, “Tapi aku tidak bisa mengurus diriku sendiri. Tangan dan kakiku benar-benar sakit,” bisik Naomi memberitahu.

Axel mendengus kasar,  Axel tidak menyangka, setelah memberikan apa yang gadis itu inginkan, bagaimana bisa dia dengan tidak tahu malunya masih meminta lebih?

“Kau tidak malu masih mau memerasku?” desis Axel penuh peringatan.

Naomi kian tertunduk takut, dia tahu ini hal yang memalukan, meski menyebalkan namun pria yang berdiri di hadapannya ini adalah satu-satunya orang yang bisa Naomi mintai tolong. Tubuh Naomi sangat sakit, kini dia tidak lagi membutuhkan tempat tinggal saja, Naomi juga memutuhkan seseorang yang bisa merawatnya karena kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan.

Tidak mungkin juga Naomi pulang, ini hanya akan menambah beban ayahnya.

“Aku mohon, bantu aku sampai aku sembuh,” bisik Naomi penuh permohonan.

“Hubungi sekretarisku,” jawab Axel.

“Bantu sekarang!” tuntut Naomi keras kepala, Naomi tidak ingin melepaskan Axel karena siapa tahu jika sekretarisnya akan menolak panggilannya ketika di hubungi. Naomi tidak boleh tertipu untuk kedua kalinya.

“Tidak,” tegas Axel tidak dapat di ganggu gugat.

“Kau harus setuju membantuku atau aku akan mengambil bukti cctv di jalan dan melaporkanmu ke polisi!”

Axel membuang napasnya dengan gusar, pria itu tetap menggeleng enggan membantu Naomi. Axel tidak ingin terlibat apapun dengan wanita karena posisinya sendiri sedang mendapatkan banyak perhatian.

“Terserah kau saja, aku akan menyiapkan pengacara untuk menanggapi tuntutanmu,” jawab Axel tidak terpengaruh dengan apapun ancaman Naomi. Tanpa berkata apapun lagi, Axel segera beranjak dan berbalik pergi meninggalkan Naomi seorang diri.

Bibir Naomi gemetar dengan mata berkaca-kaca melihat Axel yang pergi meninggalkannya seorang diri di ranjang klinik dengan keadaan yang menyedihkan. Jangankan untuk bepergian, menggerakan kakinya saja rasanya sakit.

Pandangan Naomi mengedar melihat penjuru ruangan kecil klinik, gadis itu tersadar jika kini tidak ada satupun yang dia kenal, tidak tempat tujuan lain untuk dia bisa pergi, jika Naomi keluar dari klinik dia harus menggendong ransel dan menarik koper besarnya lagi dengan keadaan tubuhnya yang tidak memungkinkan.

Sungguh sial dan menyedihkan untuk Naomi, lebih menyedihkannya orang yang telah menabraknya tetap pergi dengan meninggalkan beberapa lembar uang, kartu dengan kartu nama.

Bagaimana Naomi menggunakannya jika untuk bergerak saja dia kesulitan?

“Hikss” Naomi mulai terisak menangis tidak dapat lagi menyembunyikan kesedihan dan rasa takutnya lagi.

***

Seorang pria muda berpakaian formal keluar dari sebuah gedung perusahaan, pemuda tampan itu melangkah dengan cepat pergi ke sebuah café yang terletak di sebrang kantornya tempatnya bekerja.

Jaden adalah nama pemuda itu, dia adalah seorang manajer di perusahaan teknologi.

Begitu  Jaden masuk ke dalam café, pandangannya langsung tertuju pada Magnus yang sejak tadi duduk diam tengah menunggunya. Dengan sopannya Jaden membungkuk memberi hormat dan meminta maaf atas keterlambatannya hingga membuat Magnus menunggu lama.

Magnus tersenyum simpul, meminta Jaden duduk di hadapannya karena ada sesuatu yang ingin dia katakan. Pada akhirnya, Magnus membuka percakapan dengan menceritakan masalah kepergian Naomi dari rumah.

Magnus sengaja datang menemui Jaden karena pria itu selalu menjadi tempat pertama Naomi untuk di temui setiap kali mendapatkan masalah.  Jaden adalah anak dari tukang kebun di rumah Magnus. Dulu, ketika Magnus dan Cassandra baru bercerai,  Jaden menjadi teman Naomi di kala Naomi merasa sedih dan kesepian.

Ketika Naomi dan Jaden mulai tumbuh dewasa, Jaden memilih pergi keluar dari rumah Magnus karena Naomi mulai mencintai Jaden dan tidak lagi menganggapnya sebagai teman masa kecil.

Sampai saat ini Naomi dan Jaden  masih berhubungan, namun kini hubungan dekat dan indah mereka sudah mulai berubah sejak Jaden memberitahu Naomi bahwa dia akan bertunangan dengan wanita lain.

Naomi menjaga jarak untuk meredakan kekecewaan dan patah hatinya karena di tinggal Jaden.

Sejak saat kabar itu, Naomi jarang menemui Jaden dan menghubunginya, beberapa kali Naomi menghindar setiap kali Jaden berkunjung ke rumah untuk menemui orang tuanya yang masih bekerja di bawah Magnus.

To Be Continued..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Skenario Perjodohan Bisnis   END

    Keduanya saling memandang dalam diam, Axel meraih wajah Naomi dan mengusapnya dengan hati-hati. “Aku minta maaf karena datang terlambat, kau pasti kecewa kepadaku.” Naomi memejamkan matanya, merasakan usapan lembut Axel di wajahnya, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan membuka kembali matanya, menatap lekat mata Axel yang terlihat bersedih dan kecewa kepsada dirinya sendiri. Axel tidak puas kepada dirinya sendiri karena dia sudah datang terlambat dan tidak bisa menemani Naomi di saat-saat dia sedang terjatuh. “Aku sangat menyesal karena tidak bisa benar-benar menjagamu,” bisik Axel penuh sesal. Naomi tersenyum samar, dia tidak tahu harus berkata apa karena hari ini suka dan duka telah datang secara bersmaan dalam kehidupannya. Axel yang dia tunggu telah datang, melamarnya dihadapan Magnus, namun disisi lain Naomi juga harus mengantar kepergian Magnus dan harus merelakannya. “Naomi, apa kau marah padaku?” tanya Axel pelan. “Tidak, aku justru berterima kasih karena

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 151: Lamaran

    “Apa aku boleh berbicara dengan ayahmu berdua saja?” tanya Axel penuh kehati-hatian, dia takut Naomi masih marah kepadanya dan menolak permintaan Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, desakan ingin menangis dan perasaan yang lega begitu kuat memenuhi hatinya. Naomi tertunduk mengusap air matanya yang tidak bisa dihentikan.Naomi sangat lega karena ternyata Axel peduli kepadanya dan mau datang.Naomi mengangguk tanpa mampu berkata-kata, memberi izin Axel untuk bisa berbicara berdua dengan ayahnya.Naomi melangkah pelan, melewati Axel yang berada di depan pintu, tiba-tiba langkah itu terhenti begitu Naomi merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh Axel.Wajah Naomi terangkat, menatap lekat Axel. “Tidak, sepertinya kau harus berdiri di sisiku, kau juga harus mendengarkan apa yang ingin aku katakan,” ucap Axel lagi memperhatikan gerak gerik mata Magnus.Naomi membalikan badannya dengan ragu, pintu ruangan Magnus kembali tertutup dan orang-orang menunggu di depan ruangan.Ax

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 150: Kedatangan Axel

    Hans berdiri dengan senyuman puasnya, melihat Hutton yang digelandang keluar dari mobil kepolisian dan disambut oleh banyak media karena kontroversi yang dilakukannya dalam melancarkan aksi kejahatan.Hutton terhuyung-huyung dengan perban yang menghalangi kedua matanya, begitu pula dengan wajahnya yang kini sebagian terbungkus kain kasa.Semprotan cabai yang Axel buat berhasil membuat Hutton mengalami masalah dengan penglihatannya hingga membuat dia tidak bisa melihat untuk sementara waktu.Kedua tangan dan kaki Hutton diborgol, langkah terhuyung-huyung dijaga oleh kepolisian dan dikejar oleh wartawan yang membutuhkan keterangan darinya secara langsung. Hutton diperlakukan seperti penjahat kelas berat.Bibir Hutton menekan kuat, membungkam dengan rasa malu hebat dan jiwa yang terguncang. Kehidupannya hancur dalam waktu semalam, Hutton sungguh tidak akan menyangka jika dia akan berada di titik seperti ini dalam hidupnya.“Pengacara kita sudah sudah datang,” ucap Sharen yang berdiri di

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 149: Menangkap Hutton

    “Bajingan, kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Kau pikir aku akan diam saja hah!” geram Hutton mengayunkan pisaunya, refleks Axel menghadangnya dengan handpond di tangannya dan berhasil membuat handpone itu mati seketika.Napas Axel tertahan di dada, pria itu terlalu terkejut karena tiba-tiba saja seseorang akan menyerangnya.“Sialan!” maki Hutton menarik pisaunya.Axel bergeser mundur mencoba menciptakan jarak, butuh waktu beberapa detik untuk Axel tesadar jika orang yang hendak menyerangnya adalah Hutton. “Kenapa kau menutupi wajah jelekmu? Apa kau tidak ingin aku melihat ketakutan di wajah busukmu?”Rahang Hutton mengetat, dengan kasar dia melepaskan maskernya dan melemparkannya ke lantai.Axel menelan salivanya dengan kesulitan melihat tatapan bringas Hutton yang sudah dikuasai oleh amarah, Axel bergerak kembali mundur begitu Hutton mendekat dan mengayunkan pisaunya, kali ini Axel berhasil menangkisnya dengan menendang kaki Hutton agar dia kehilangan keseimbangan.Dengan Axe

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 148: Kedatangan Hutton

    Hutton melajukan mobilnya dengan kencang melewati jalanan, wajahnya yang babak belur terlihat di antara cahaya lampu jalan-jalan. Bola mata Hutton bergerak tajam melihat ke sekitar dengan penuh kewaspadaan karena kini wajahnya terpampang jelas di berbagai televisi gedung dan diumumkan jika kini Hutton adalah seorang buronan yang sudah melakukan kejahatan berbagai pembunuhan, pencucian uang dan sudah melakukan kekerasakan kepada isterinya.Tangan Hutton mencengkram kuat kemudi menahan amarah, dia tidak bisa pergi keluar negeri menggunakan pesawat jika wajahnya sudah terpampang dan di umumkan sebagai buronan.“Sialan!” maki Hutton memukul kemudi. Hutton tidak menyangka jika seluruh negeri mulai tahu dia penjahat, dan semua orang akan mengenali wajahnya.“Bajingan itu, aku harus menghabisinya,” bisik Hutton dengan penuh amarah.Hutton tidak terima jika seluruh usahanya selama ini harus hancur berkeping begitu saja di bawah kaki Axel. Seharusnya tidak seperti ini, seharusnya Axel yang tum

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 147: Keputusan

    “Bajingan!” Jennie terisak dengan suara yang tidak jelas karena mulunya terikat, wanita itu berusaha bergerak melepaskan diri dari ikatan tali yang mengekang tangan dan kedua kakinya pada ranjang.Tubuh Jennie terlihat memiliki banyak memar yang sudah ditinggalkan Hutton, pria paruh baya itu sudah berbuat kegilaan yang tidak terduga. Dia memperkosa Jennie berulang kali sebelum meninggalkannya dengan membawa semua uang, perhiasan hingga mobilnya.Bibir Jennie gemetar hebat, wajah cantiknya terlihat basah penuh oleh air mata merasakan seluruh tubuhnya yang sakit dan lemah tidak memiliki banyak kekuatan untuk melepaskan diri dan bergerak.Hati Jennie sangat hancur, dia merasa jijik kepada dirinya sendiri karena sudah disentuh layaknya pelacur oleh Hutton. Jennie marah kepada dirinya sendiri, dan kini dia hanya bisa memaki dirinya sendiri karena sudah salah mengambil keputusan dan terlibat dalam kehidupan Hutton.Jennie menyesal, andai saja dia tidak serakah dan mengambil keputusan yang s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status