LOGINArya akhirnya sampai di lantai yang memiliki geografis kehutanan, lantai itu merupakan tempat yang sama dengan tempat yang pernah di singgahi oleh Tiara.
"Sekarang apa ini? Matahari di ruangan bawah tanah?... Tidak, sepertinya bukan!" Ujar Arya yang merasa penasaran. Arya lanjut berjalan masuk lebih dalam lagi ke dalam hutan, dalam perjalanannya itu. Dia bertemu dengan monster ular dan kalajengking, monster-monster yang telah di kalahkan dan di serap oleh Tiara sebelumnya telah respawn. Mata Arya menatap dingin dan tajam kedua Monster yang ada di depannya. "Hooohh... Tak kusangka aku akan langsung di sambut hangat oleh makhluk besar ini!" Ucap Arya dengan ekspresi dingin tanpa emosi. Monster ular dan Monster kalajengking itu langsung menembakkan racun mereka ke arah Arya, dan dengan cepat Arya melompat menghindarinya. Swooshh.... Saat Arya berada di udara, Arya menarik keluar dua pedang hitamnya, dan saat kakinya menyentuh tanah. Dia langsung mendorong tubuhnya melesat maju menyerang monster ular besar lebih dulu. Siiingg.... "Terlalu dangkal!" Ucap Arya yang baru saja mendaratkan sebuah tebasan ke leher Monster ular. Kemudian monster ular dan Arya berbalik menghadap ke arah satu sama lain secara bersamaan, lalu Monster ular itu bergerak menyerang Arya dengan menyeruduk. Arya tidak diam saja, dia segera berlari mundur dan melompat naik ke atas pepohonan. Dia berlari dan melompat lompat kesana kemari, pandangannya hanya tertuju kepada monster ular. Arya terlalu fokus terhadap monster ular sampai lupa kalau masih ada monster kalajengking di sekitarnya. Di saat Arya melihat ke arah sang ular yang sedang mengejarnya di belakang, monster kalajengking menyerang Arya dari depan dengan mengibaskan ekornya. Kibasan ekor itu berhasil mengenai Arya yang telat bereaksi dan kurang waspada. Buakk.... Swooshh... Arya terhempas jauh hingga menabrak sebuah pohon hingga hancur, mulut Arya memuntahkan seteguk darah kemudian dahinya mengernyit kesal. Tak lama kemudian Arya langsung bangkit kembali, dia berdiri dengan tegak sambil menyeka darah di sudut bibirnya. "Sepertinya aku sudah terlalu percaya diri hanya karena telah mengalahkan beberapa monster sebelumnya, aku seharusnya tidak meremehkan lawanku, ini adalah pelajaran yang tidak boleh kulupakan!" Gumam Arya sambil menatap tajam dua Monster yang sedang bergerak ke arahnya. Tangan kanan Arya menggenggam pedang dengan cara yang sama seperti pada umumnya, sedangkan tangan kirinya memegang pedang secara terbalik. Kemudian aura yang di pancarkan Arya mulai berubah. Mata dingin dan tajamnya itu mulai menyala, hembusan nafas yang keluar dari mulutnya menunjukkan jejak aura. Huufff.... Gerakan monster ular dan monster kalajengking perlahan melambat, insting mereka memberitahu bahwa sosok yang ada di depan mereka adalah Monster yang lebih kuat dan berbahaya. Mereka tampak ragu untuk menyerang Arya, kemudian Arya melesat dengan sangat cepat menyerang monster ular itu. Dia menebaskan pedangnya berkali-kali sambil berputar seperti angin topan. Sing sing sing.....!! Pedang Arya memberikan banyak sayatan yang cukup dalam sehingga membuat monster ular itu memuncratkan banyak darah dari setiap luka yang di buat oleh tebasan pedang Arya. Arya tak berhenti melakukan serangan, dia terus mengayunkan pedangnya dengan sangat cepat sampai monster ular itu mati. Pada akhirnya, monster ular itu mati dengan penuh luka sayatan yang dalam di tubuhnya. Saat Arya berdiri dan menoleh ke samping, monster kalajengking telah kabur berlari dengan terbirit-birit. Kalajengking itu fokus berlari lurus untuk kabur dari Arya sejauh mungkin, namun tak di sangka sangka. Dalam sekejap saja Arya langsung berhasil menyusulnya, Arya berdiri di depan Monster kalajengking itu untuk mencegatnya. Monster kalajengking itu terpaksa ngerem mendadak dan berhenti. Monster kalajengking itu berdiri di depan Arya dengan tubuh yang gemetaran, dia merasa ragu untuk mengambil keputusan. 3 detik kemudian, monster kalajengking itu memberanikan diri menyerang Arya dengan capit dan sengatan di ekornya. Shashh... Swooshh... Arya dengan mudahnya menghindari setiap serangan kalajengking itu, dan pada saat serangan ke5, Arya tiba-tiba saja menghilang bersama dengan 2 lengan capit kalajengking. Croott!!! Darah monster kalajengking itu langsung muncrat bercucuran ke tanah, tak jauh di belakang monster kalajengking tersebut, terlihat Arya yang sedang berdiri sambil melakukan pose dua pedang. 1 detik kemudian potongan lengan capit kalajengking itu jatuh dari langit. Bruuk!! Kalajengking itupun langsung mendecit keras karena kesakitan sambil mengamuk menyerang Arya menggunakan sengatan ekornya. Kyieekkk!!!! Chahhhsss...!! Arya bergerak sangat cepat seperti sebuah bayangan, dia memotong ekor kalajengking yang bergerak menusuk ke arahnya. Siingg.... Kemudian saat Arya masih melambung di udara, dia melemparkan satu pedangnya ke kepala kalajengking. Siingg... Ceebb!! Pedang Arya menancap tepat di kepala monster kalajengking, kemudian Arya menggunakan udara tipis sebagai pijakan untuk mendorong tubuhnya kebawah. Swooshh... Arya mendarat tepat di atas pedangnya sambil memberikan dorongan yang sangat kuat hingga membuat kepala Monster kalajengking dan permukaan tanah dibawahnya hancur berantakan. Duaarrr!!! Setelah membunuh kalajengking itu, aura menakutkan dari Arya menghilang. Matanya yang tajam berhenti menyala tepat saat dia menghela nafas lega. "Huufff.... " Beberapa saat kemudian setelah membunuh monster ular dan monster kalajengking, Arya terlihat bersemangat dan sangat senang. Bibirnya yang tak pernah tersenyum sejak datang kedunia itu akhirnya tersenyum tipis. "Hmm.... Selama ini aku memakan daging Monster yang sangat abnormal, dan ini pertama kalinya aku memakan makanan normal sejak datang kedunia ini!! Benar sekali! Ini adalah daging kelinci yang aku panggang!" Setetes air mata berlinang di pipi Arya, tanpa basa-basi lagi, dia langsung menyantap daging kelinci yang ia panggang. 1 Minggu kemudian.... "Tiga lantai sebelumnya memiliki tema hutan cerah, hanya saja ukuran dan kekuatan binatang-binatang di dalamnya tidaklah normal, bahkan monster-monster yang kulawan dilantai lantai sebelum-sebelumnya tidak sebanding dengan mereka!... .... Dan sekarang, tema tempat ini kembali seperti sebelumnya, goa bawah tanah yang menyeramkan! Hanya saja kali ini rasanya agak lembab dan sedikit berkabut!!" Arya berjalan menyusuri tempat yang berbentuk seperti lorong goa dengan santai, di pinggangnya ada potongan daging kelinci yang sudah di asapi sebagai cadangan makanan. Setelah satu jam berkeliling di sana, dia akhirnya bertemu dengan sekelompok Monster laba-laba yang berisikan 5 laba-laba. Badan laba-laba kali ini memiliki cangkang seperti armor pelindung, kekuatan dan ketahanannya berbeda jauh dengan monster laba-laba yang pernah ia temui sebelumnya. "Laba-laba ya... Ngomong-ngomong! Aku sudah mulai bosan dengan semua ini, aku ingin segera keluar dari tempat yang suram ini. Jadi menyingkirlah dari jalanku!" Ucap Arya dengan ekspresi dingin sambil mengeluarkan pedangnya. Arya berlari maju lalu menebaskan pedangnya ke monster laba-laba yang berada paling dekat dengannya. Ctiiingg!!! Arya merasa sedikit terkejut saat tebasan pedangnya memantul kembali ke belakang, meskipun serangan Arya nampak seperti tak berguna. Akan tetapi ia berhasil membuat retakan pada cangkang monster laba-laba itu. Dengan cepat teman monster laba-laba yang ada di sampingnya membalas serangan dengan melancarkan tebasan tajam menggunakan kakinya yang telak mengenai badan Arya. Siiingg.... Craattt!!! Tebasan kaki monster laba-laba itu berhasil menembus pertahanan tubuh Arya yang telah ia tempa dengan berbagai macam pengalaman bertarung di lantai lantai sebelumnya, Arya terhempas dan jatuh berguling ke belakang dengan darah yang mulai mengalir keluar dari lukanya. Dia bertekuk lutut setelah selesai terhempas, pandangannya tiba-tiba menjadi buram dan mulutnya memuntahkan cukup banyak darah. "Cough!!..." Arya menutup mulutnya menggunakan tangannya saat muntah darah sehingga membuat telapak tangannya di penuhi oleh darah. "Racunkah? Jika saja aku tidak mempunyai skill resistensi terhadap racun, maka aku pasti sudah langsung mati!... .... Akan tetapi sekarang, aku sudah memiliki resistensi terhadap racun, meskipun belum terlalu tinggi tapi ini sudah cukup. Sisanya tinggal bertahan dari serangan para monster laba-laba itu sampai aku bisa beradaptasi dengan racunnya! Dan setelah itu, akan ku pastikan kalian akan menjadi senjata baruku!!" Urat-urat tipis berwarna merah memenuhi mata Arya, kemudian sudut matanya mulai mengeluarkan darah sebagaimana air mata yang keluar saat menangis. Arya bangun berdiri dengan tubuh yang teracuni oleh racun yang sangat mematikan, jika itu orang lain, mereka akan langsung mati kurang dari satu detik. Arya mulai memasang kuda-kudanya, dia memegang erat kedua pedangnya dan mulai menangkis serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh 5 monster laba-laba. Ctting cting cting... Kondisi Arya terbilang cukup buruk, akan tetapi pergerakannya tetap cepat sehingga mampu bertahan melawan 5 monster laba-laba itu. "Aku bisa bertahan melawan mereka, akan tetapi aku tidak bisa melancarkan serangan balik sampai tubuhku beradaptasi dengan racunnya dan resistensi terhadap racunku meningkat karenanya!" Ctang tang tang tang.... 30 menit telah berlalu, nafas Arya mulai terengah-engah. Tubuhnya mengeluarkan keringat sangat banyak sampai ada yang menetes dari dagunya. "Haahh... Haahh..." Tak lama kemudian urat-urat merah di mata Arya mulai menghilang, kulitnya yang awalnya pucat karena keracunan kini telah pulih. Sudut bibirnya yang memiliki jejak darah tiba-tiba saja tertarik ke samping, Arya tersenyum kecil sambil menahan tebasan kaki monster laba-laba. Tubuhnya sekarang sudah beradaptasi dengan racun monster laba-laba. Arya sekarang bisa menggunakan tubuh dan kekuatannya seperti semula, meskipun tenaganya sudah banyak terkuras. Tapi itu cukup untuk menghabisi 5 monster laba-laba di hadapannya. Arya langsung mendorong kaki monster laba-laba yang ia tahan, kemudian ia melompat dan melakukan tendangan berputar. Swooshh... Duaarrr!!! Monster laba-laba yang di tendang Arya langsung terhempas jauh ke belakang, kemudian Arya melakukan tiga serangan terhadap masing-masing Monster laba-laba. Dua serangan untuk menghancurkan cangkang armonya yang keras, dan satu tebasan untuk membunuhnya. Sing sing sing sing... Dia melakukannya dengan sangat cepat, dan tepat setelah membunuh monster laba-laba yang terakhir. Kedua pedang di tangannya langsung patah. Craakkk!!! "Seperti yang kuduga, senjata ini tidak akan bertahan lama. Semakin aku menjelajah ke bawah, semakin kuat monster yang aku hadapi, jadi aku membutuhkan senjata yang lebih kuat juga untuk membantuku!" Ucap Arya sambil menatap dingin mayat monster laba-laba di belakang. Kemudian Arya mulai membuat senjata dengan bahan kaki mayat monster laba-laba itu di tempat yang sekiranya aman, proses membuat senjata itu memakan waktu cukup lama. Dia memotong kaki monster laba-laba menggunakan belati yang ia buat berbarengan dengan pedang yang telah patah. Hanya dengan melakukan dua kali tebasan, belati miliknya sudah langsung hancur. Namun untungnya dia memiliki banyak belati. Ctang ctang ctang!! 2 hari kemudian... Senjata Arya telah selesai dibuat, dia membuat jenis senjata yang sama seperti sebelumnya namun dengan desain gaya yang berbeda. Dia membuat 2 pedang dengan detail gaya yang lebih bagus pada pelindung tangannya, dan terdapat Lis/garis berwarna hijau pada bilahnya yang berwarna hitam. Jika senjata yang sebelumnya memiliki status melumpuhkan sementara, senjata Arya yang sekarang memiliki status baru. Yaitu racun mematikan bagi musuh yang statusnya lebih rendah darinya. Dia juga membuat beberapa belati baru sebagai senjata cadangan atau senjata untuk dilempar. "Persiapannya sudah selesai, saatnya melanjutkan perjalanan!" Gumam Arya dalam hati.Skill pasif Regenerasi Arya tengah aktif mengobati luka-luka di sekujur tubuhnya, dalam waktu singkat sebagian besar luka-lukanya telah pulih. Sang jendral iblis Redrun merasa cukup terkejut saat melihat Arya yang berhasil selamat hidup-hidup setelah terkena semburan nafas naga secara langsung. Area hutan itu sekarang sudah hancur akibat nafas naga dan amukan sihir Tiara saat mengira kalau Arya sudah mati. Kini Arya dan Tiara sedang berdiri menghadap satu sama lain. "Arya, kamu terluka!.." "Aku tak apa, yang lebih penting sekarang adalah dia! Kita harus membuat bajingan itu turun!" Ucap Arya sambil menatap tajam ke arah naga es dan jendral iblis Redrun. "Apakah dia baru saja melihat ke arahku? Dari jarak sejauh ini? Menarik..." Ujar sang jendral iblis Redrun. "Orang sepertinya akan mengganggu di masa depan, jadi aku harus membunuhnya apapun yang terjadi sekarang. Ice Dragon ayo!" Jendral iblis Redrun mndorong telapak tangan kanannya ke depan sambil memerintahkan sang naga untuk
Arya berdiri menyamping di atas dinding sambil memeluk erat Tiara yang tidak sadarkan diri supaya tidak terjatuh, kemudian sang naga es putih yang ada di depannya menyemburkan bola energi yang telah terkumpul di dalam mulutnya.Groarrr!!!!Semburan naga itu sangat kuat hingga mampu menghancurkan beberapa lapis dinding dungeon yang tebal dan keras, untungnya Arya telah menghindari semburan nafas naga itu sambil menggendong Tiara. Swooshh... Arya mendarat di atas kawah air terjun yang membeku, kemudian sang naga lanjut mengeluarkan semburannya lagi ke arah Arya.Groaarr!!! Swooshh...Kaki Arya yang baru saja mendarat di permukaan es langsung kembali melompat untuk menghindari serangan sang naga es.Duaarrr!!!Kekuatan semburannya kali ini tidak sekuat sebelumnya, namun dia menyemburkannya ke arah Arya berkali-kali sehingga membuat Arya tidak bisa berhenti bergerak untuk menghindar.Duar duar duar!!Semburan naga itu meninggalkan jejak kristal es dimana-mana, dia berusaha untuk menyem
Arya dan Tiara berjalan di tengah pegunungan salju yang tinggi lembut, di sekitar mereka terdapat pohon-pohon yang tertimbun oleh salju putih.Jauh di depan mereka, ada sebuah gunung yang jauh lebih tinggi dari pada gunung yang lainnya."Lantai ini jauh lebih luas dibandingkan dengan lantai-lantai sebelumnya, aku mungkin tidak akan bisa mencapai langit-langitnya hanya dalam satu lompatan lagi!" Gumam Arya dalam hati sambil mengernyitkan keningnya.Beberapa menit setelah mereka berjalan di dalam hutan, mereka akhirnya bertemu dengan segerombolan monster Yeti. Monster Yeti adalah monster yang berbentuk seperti kera, namun ukuran dan kekuatannya jauh lebih besar, dan lagi wajahnya sangat mengerikan, dia memiliki taring tajam yang menjulur keluar dari mulutnya."Yeti, beberapa lantai sebelumnya dia menjadi bos monster, tapi sekarang dia mulai bergerombol seperti para kroco yang menyebalkan!" Ucap Tiara yang merasa kesal dan bosan menghadapi banyak Yet
Badai salju berhenti di pagi hari, cahaya terang seperti mentari muncul menembus masuk ke dalam goa melalui mulut goa/pintu masuk.Arya masih mendekap Tiara dengan lembut sampai cahaya sang mentari buatan hampir menyentuhnya, beberapa detik kemudian, kelopak mata Arya berkedut, jari telunjuknya sedikit bergerak.Kemudian mata Arya terbuka perlahan, Tiara yang menyadari hal itu langsung menyambutnya dengan sapaan hangat."Selamat pagi Arya!" Ucap Tiara dengan suara yang sangat lembut dan hangat sampai-sampai membuat salju yang lembut di depannya meleleh karena merasa minder dengan kelembutan suara Tiara.Arya tidak menjawab apapun, bibirnya tetap tertutup rapat, meskipun Tiara mendapatkan balasan dingin dan datar dari Arya, Tiara merasa tidak masalah.Kemudian Arya menarik kedua tangannya yang sedang melingkari tubuh Tiara (memeluknya), lalu dia bangun berdiri dengan acuh tak acuh seolah tidak terjadi apa-apa.Mata Tiara terus melirik ke arah Arya yang terus memasang ekspresi dingin da
Setelah Arya dan Tiara bertemu satu sama lain, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari sana bersama-sama.Dengan adanya Tiara yang menemani Arya, melawan para Monster kini menjadi lebih mudah. Dan ada masanya dimana Arya merasa iri kepada Tiara yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang dari jauh.Selama perjalanan mereka, Tiara semakin terobsesi dalam mencintai Arya. Sampai-sampai ia selalu menatap Arya setiap saat bahkan saat berada di tengah-tengah pertarungan sekalipun seperti saat ini."Haahh... Arya memang sangat mempesona, dia sangat kuat dan begitu tampan sampai-sampai membuatku meleleh!" Ucap Tiara dengan posisi kedua tangannya yang sedang menyentuh pipinya, kemudian lidahnya menjulur keluar dan menjilat bibirnya yang kering.Tatapan matanya terhadap Arya terlihat begitu intens dan intim.Sementara itu Arya sedang sibuk mengalahkan beberapa Monster raksasa yang ada di depannya, monster-monster raksasa itu memiliki perawakan seperti ora
Setelah membuat pedang dan belati baru, Arya langsung melanjutkan perjalanannya ke lantai yang lebih dalam, dalam perjalanannya itu. Dia bertemu dengan berbagai macam monster tipe baru yang memiliki racun lebih mematikan di banding sebelum-sebelumnya.Skill bertarung Arya menjadi semakin mahir, tebasannya menjadi sangat kuat. Bahkan tekanan angin yang keluar dari tebasannya saja dapat membelah sebuah batu yang sangat keras.1 bulan kemudian...Arya telah melewati lebih dari 50 lantai, sekarang dia sedang berhadapan dengan ratu monster laba-laba.Ratu monster laba-laba itu memiliki setengah badan manusia (perempuan) ke atas, dan setengah badan laba-laba ke bawah. Matanya ada banyak sampai memenuhi jidatnya,Arya berdiri tegak 20 meter di depan ratu monster laba-laba, kedua tangannya memegang erat pedangnya."Menjijikan!" Ucap Arya dengan tatapan dan ekspresi dingin.Arya menatap jijik ratu monster laba-laba di depannya dengan pupil mata yang menyala, di saat sang ratu berteriak keras







