Share

Melahap

Author: Ikan Kembung
last update Last Updated: 2025-10-14 18:12:45

Arya melakukan solo farming mati-matian di dalam labirin bawah tanah dengan taruhan nyawanya, dia tidak ingin mati begitu saja di dalam Dungeon itu seperti keinginan sang gadis suci. Jadi dia melawan dengan mati-matian.

Mayat-mayat dari berbagai jenis Monster bertumpuk hingga menciptakan sebuah gunung mayat, Arya duduk di atas gundukan mayat itu dengan ekspresi dingin dan pedang yang menancap pada salah satu mayat yang kakinya injak.

"Sudah berapa hari berlalu sekarang? Berapa bulan sudah terlewati? Aku sudah menjelajahi 50 lantai sekarang, tapi aku masih belum sampai pada ujungnya!" Gumam Arya dalam hati sambil duduk beristirahat di atas gundukan mayat Monster.

Semua mayat monster itu dibunuh oleh Arya seorang diri, pertarungan yang terjadi waktu itu sungguh luar biasa. Saat ia baru sampai di lantai bawah yang belum pernah terjamah oleh penduduk lokal sekalipun, dia langsung di sambut oleh ratusan monster bertubuh besar yang mengerikan.

Pertarungan itu sangat sengit dan memakan waktu berjam-jam, hingga pada akhirnya. Pertarungan itu di menangkan oleh Arya.

Darah para monster bajingan itu terciprat membasahi pakaian dan wajah tampan Arya, rambut hitam Arya kini telah memanjang hingga menyentuh tengkuk lehernya.

Setelah energinya pulih, Arya langsung melompat turun dari gundukan mayat Monster yang cukup tinggi itu hanya dengan satu lompatan.

Swooshh.... Duaarrr!!!

Arya mendarat di permukaan dengan keras hingga membuat permukaan tanah menjadi cekung ke dalam dan hancur, muncul juga tekanan udara berbentuk cincin yang meluas dan membuat debu-debu disekelilingnya beterbangan.

Kemudian dia melangkah maju dengan santai, kakinya menginjak genangan darah monster yang menjijikan, Arya sudah mulai terbiasa dan beradaptasi dengan lingkungan yang mengerikan itu.

Sementara Arya lanjut farming, Ren Gama dan teman-teman sekelas lainnya sedang melanjutkan pelatihan dasar mereka di akademi.

Mereka berkumpul di sebuah lapangan tempat berlatih yang sangat luas seperti sebuah stadion sepakbola, di depan mereka berdiri seorang pria paruh baya bertubuh tegap dan sangar, pria tersebut mengeluarkan aura yang luar biasa berwibawa.

"Semuanya! Pelatihan kali ini adalah latihan skill berpedang. Apakah kalian lihat boneka yang memakai armor besi di sana?... Gunakan lah boneka itu sebagai lawan latihan kalian, tunggu apa lagi? Lakukan sekarang!" Ucap Profesor Grandal yang merupakan seorang kesatria terkuat kerajaan Namzad.

"Baik!" Jawab para murid dengan suara yang lantang dan serentak.

Para murid langsung menghampiri boneka latihan mereka masing-masing, kemudian mereka mulai mengayunkan pedang mereka ke boneka latihan.

"Hyaa!!"

Bletak... Bletak... Bletakk!!!...

"Ingat! Di saat kalian menebaskan pedang kalian, jangan lupa untuk mengalirkan mana kalian ke dalam ayunan pedang kalian!" Ucap Profesor Grandal.

"Baik!!" Jawab para murid dengan serentak.

Ren Gama benar-benar serius dan bekerja keras di saat yang lainnya ada yang sibuk bercanda, dia mengatur nafasnya dan menggenggam erat pedangnya.

"Huuff... Bayangkan mana yang ada dalam tubuhmu mengalir ke tangan dan pedangmu!" Gumam Ren Gama sambil memejamkan kedua matanya supaya lebih fokus.

3 detik kemudian, samar-samar pedang Ren Gama terlihat mulai bersinar. kemudian Ren membuka kedua matanya dengan cepat dan langsung menebaskan pedangnya ke arah boneka latihan yang ada tepat di depannya.

Siiingg!!!

Boneka latihan yang dipakaikan armor itu langsung terbelah dua, mereka yang melihat hal tersebut langsung merasa takjub kepada Ren Gama.

"Woahh... Kau hebat Ren!"

"Bagaimana kau bisa melakukannya?"

"Kau membelah boneka latihan yang dipakaikan armor itu menjadi dua!"

"Seperti yang di harapkan dari seseorang yang memiliki job Pahlawan!"

Banyak murid yang memuji Ren atas apa yang baru saja Ren lakukan, terutama para murid perempuan yang kagum kepadanya baik dari kalangan bangsawan, pahlawan terpanggil (temen sekelasnya di bumi), maupun dari kalangan rakyat jelata.

Ren Gama merasa malu sekaligus senang mendapatkan pujian dari orang-orang, dia tertawa kecil dengan wajah yang ceria dan memerah karena malu.

"Hahaha... Kalian terlalu melebih-lebihkan, kalian juga bisa melakukannya jika kalian melakukannya dengan lebih serius lagi!"

"Benarkah? Kalau begitu aku akan melakukannya dengan lebih serius!"

"Aku juga!"

Banyak orang merasa termotivasi oleh Ren, akan tetapi tidak semua orang. Pasti ada saja orang yang merasa iri dan syirik dengannya seperti Anton dan beberapa murid laki-laki dari kalangan bangsawan.

"Tch! Dasar tukang pamer, jika saja kau tidak mendapatkan job Pahlawan itu bagaimana mungkin kau bisa melakukannya dalam waktu sesingkat ini!" Gumam Anton dalam hati sambil menatap tajam Ren dari kejauhan.

"Hoohh... Sepertinya ada juga orang yang sadar disini!" Ucap seorang siswa dari kalangan bangsawan yang tiba-tiba datang menghampiri Anton.

Anton menoleh ke samping dan melihat ke arah siswa yang tiba-tiba bicara padanya itu.

"Ah! Ternyata kau Xazaq!"

"Perkataan mu tadi benar Anton, orang itu hanyalah orang licik yang beruntung karena mendapatkan job Pahlawan!" Ucap Xazaq sambil menatap tajam ke arah Ren bersama dengan Anton.

Di saat semua orang berhenti berlatih dan teralihkan oleh pencapaian Ren, profesor Grandal langsung berteriak dengan keras.

"Apa yang kalian semua lakukan? Bagaimana bisa kalian merasa kagum dengan pencapaian kecil seperti itu? Seperti kata Ren sebelumnya, kalian juga bisa melakukannya jika berlatih lebih serius lagi, jadi cepatlah kembali ke tempat kalian masing-masing dan mulailah kembali mengayunkan pedang kalian sambil mengalirkan mana kalian!!" Ucap Profesor Grandal dengan tegas.

Melihat profesor Grandal marah membuat murid-murid merasa takut, jadi mereka langsung kembali ketempat mereka masing-masing dan lanjut berlatih menyerang boneka latihan mereka masing-masing.

Kelas berpedang itu hanya di ikuti oleh murid-murid yang berspesialis dalam pertarungan jarak dekat, mereka yang menggunakan pedang, kapak, belati, atau tombak harus mengikuti kelas berpedang profesor Grandal.

Meskipun nama kelasnya kelas berpedang, mereka semua memakai senjata spesialis mereka masing-masing. Dan profesor Grandal juga mengajarkan teknik yang cocok dengan senjata yang mereka gunakan, singkatnya tidak selalu dengan pedang.

Sementara itu, murid yang menggunakan magic berlatih di tempat yang berbeda dan guru yang berbeda.

Dan mayoritas murid yang belajar magic rata-rata adalah perempuan, akan tetapi ada banyak juga murid laki-laki yang mengambil jurusan magic. Dan rata-rata murid laki-laki yang mengambil jurusan magic itu berasal dari kalangan bangsawan.

Sedangkan laki-laki yang berasal dari kalangan rakyat jelata hanya sedikit, sebaliknya dengan kelas berpedang.

Kebanyakan murid rakyat jelata yang mengambil jurusan itu daripada para bangsawan.

Professor yang mengajarkan magic bernama Marie, dia adalah wanita yang sangat cantik dan memiliki body yang aduhai bla'em bla'em. Bibirnya juga terlihat seksi, dia adalah salah satu mage/magician kerajaan Namzad.

"Baiklah murid-murid sekalian, apakah kalian melihat target yang ada di depan kalian?... Aku ingin sekarang kalian menghancurkan target itu menggunakan sihir dasar yang telah kalian pelajari!" Ucap Marie sambil tersenyum ramah menunjukan pesona cantiknya.

Murid laki-laki terus berdiri diam dengan wajah yang agak memerah karena melihat pesona seksi profesor Marie.

"Aku tidak pernah bosan ikut pelajaran ini!"

"Kau benar! Aku juga!" Ujar murid laki-laki sambil mengusap hidung belang mereka.

"Baiklah! Nama murid yang ku panggil silahkan maju ke depan, Emelyn, George Wrest, Diana, VIfi Trenxi, dan Jia!" Ucap Marie.

Sesuai instruksi dari Marie, murid yang namanya baru saja di panggil langsung melangkah maju ke depan lalu berdiri di depan target mereka masing-masing. Kemudian mereka mengacungkan tongkat sihir mereka ke arah target dan mulai membacakan mantra.

"Oh angin yang berhembus kencang, jadilah setipis mungkin dan setajam pedang, bantulah aku menghancurkan target yang ada di depanku ini. Wind Cutter!!" Murid George Wrest membaca mantra dengan percaya diri.

Ketika George Wrest membacakan mantra, lingkaran sihir angin muncul di depannya. Dan saat mantra yang ia bacakan selesai, bilah angin tajam berbentuk bulan sabit melesat keluar dari lingkaran sihirnya.

Sing...!!!

Bilah angin itu menyerang target tembak di depannya dan membelahnya, George Wrest terlihat puas dan bangga setelah menembakkan sihir wind Cutternya. Dia pikir dia akan terkenal dikalangan siswi-siswi di sana, namun ternyata tak ada satupun yang memperhatikannya.

Karena perhatian semua orang saat ini sedang tertuju kepada Emelyn yang sedang menggunakan sihir tanpa mengucapkan mantra yang panjang.

Emelyn mengangkat tongkatnya ke depan lalu mengucapkan mantranya yang hanya berisikan dua kata.

"Fire Ball!!"

Sebuah lingkaran sihir muncul, lalu lingkaran sihir tersebut langsung menembakkan bola api yang membakar target tembak di depan Emelyn.

Duarr!!!!

Para siswa-siswi pribumi (bukan yang dipanggil dari bumi) merasa terkejut melihat hal itu, sedangkan profesor Marie nampaknya sudah bisa menebak bahwa akan terjadi hal seperti ini.

"Seperti yang diharapkan dari pahlawan dunia lain, kalian bisa langsung menggunakan sihir rapalan singkat!" Puji profesor Marie.

"Terimakasih atas pujiannya profesor Marie!"

"Baiklah semuanya, jangan merasa seperti tertinggal jauh seperti itu. Kalian juga akan bisa menggunakan sihir rapalan singkat seperti tadi di masa depan, yang perlu kalian lakukan hanyalah menggunakannya terus menerus sehingga sihir tersebut menjadi skill kalian!"

"Baik profesor!" Jawab para murid yang telah mendapatkan kembali kepercayaan diri mereka.

"Kalau begitu, mari kita lanjutkan latihannya!"

Para murid melanjutkan latihan menembak sihir mereka dibawah bimbingan Profesor Marie secara bergantian, hari demi hari berlalu. Waktu terus berjalan baik bagi Ren dan kawan-kawannya, maupun bagi Arya dan Tiara yang berada di dalam Dungeon.

Kembali ke waktu sebelumnya di saat Arya dan Tiara di teleportasikan oleh gadis suci, ternyata Tiara juga di teleportasikan ke dungeon yang sama dengan Arya. Hanya saja titik kemunculan mereka berbeda.

Tiara di teleportasikan ke lantai yang medannya tidak segelap Arya, situasi/kondisi geografis di tempat Tiara muncul sangat mirip seperti hutan pada umumnya. Dan di sana juga ada siang dan malam.

Awalnya Tiara merasa panik dan kebingungan karena tiba-tiba diteleportasikan ke tempat yang asing.

"Dimana ini? Bukannya seharusnya aku di teleportasikan ke tempat yang nyaman?" Ucap Tiara dengan wajah yang ketakutan dan panik.

Karena dia tidak melihat satupun orang di sekitarnya, dia mulai berteriak meminta pertolongan.

"Tolong!! Apakah ada seseorang di sini? Halo! Hey! Apakah ada orang!..." Tiara berteriak sambil berjalan pelan-pelan.

Setelah ia berteriak sampai tenggorokannya terasa agak sakit, dia akhirnya berhenti berteriak dan memutuskan untuk berjalan menjelajahi tempat itu.

Rasa takut dan cemas di hati Tiara tak kunjung hilang, lalu tiba-tiba dia mendengar suara benturan keras.

Buakk... Darr!!!

Tanah tiba-tiba bergetar, Tiara yang panik dan ketakutan itu langsung berteriak.

"Aaakhhh... Aku tidak mau mati disini, siapapun! Tolong selamatkan aku... Hiks... Hiks..." Air mata Tiara mengalir membasahi pipi, tangisnya terisak-isak.

Dia berjongkok dan menundukkan kepalanya sambil menutup kedua telinganya, tangisnya terus berlanjut. Suara benturan itu terdengar semakin mendekat, dan ternyata suara itu berasal dari seekor ular sebesar mobil truk yang sedang bertarung dengan seekor kalajengking yang ukurannya tak kalah besar.

Keduanya bertarung dengan sengit sambil bergerak ke tempat Tiara berada, pertarungan mereka memberikan dampak kehancuran pada area sekitar. Pohon-pohon tumbang, tanah menjadi retak dan hancur.

Kedua monster itu saling menembakkan racun ke arah satu sama lain, racun mereka bagaikan cairan asam yang bisa melelehkan besi sekalipun, pohon yang terkena tembakan racun itu langsung meleleh dan mati/layu.

Tiara merasa sangat ketakutan, dia terus berjongkok dan menunduk di saat monster ular dan monster kalajengking melewatinya.

30 menit kemudian, suara keras dari pertarungan kedua monster itu akhirnya menghilang. Tiara yang sudah merasa lebih tenang akhirnya memberanikan diri untuk berdiri dengan kaki yang tak bisa berhenti gemetaran.

Matanya langsung terbelalak ketika melihat area sekitarnya yang hancur, pohon-pohon tumbang dan layu. Jejak pertarungan dua monster itu membuat jalan besar.

Tiara berjalan melawan rasa takutnya, dia berjalan menyusuri jejak pertarungan itu sampai ia tiba di tempat monster ular yang sedang terbaring sekarat.

Tiara merasa sangat syok saat melihat ular yang berukuran abnormal itu, dia menutup mulutnya yang hendak berteriak. Keringat dingin menetes dari dagunya.

Dimata Tiara, tubuh monster ular besar itu terlihat diselimuti oleh asap energi gelap. Instingnya memberitahukannya untuk segera melahap monster itu.

Kemudian Tiara mengulurkan telapak tangannya ke depan lalu secara naluriah berkata.

"Melahap!!"

Energi gelap tiba-tiba muncul keluar dan melahap monster ular yang sekarat tak berdaya itu, setelah Melahap bulat-bulat ular besar. Energi gelap itu kembali di serap oleh Tiara.

Saat menggunakan skillnya, mata Tiara terlihat bersinar. Dan setelah energi gelapnya ia serap, tiba-tiba saja Tiara merasa tidak enak badan.

Tubuhnya terasa panas dan berasap, darahnya terasa mendidih. Sel-sel dalam tubuhnya mulai berubah menjadi lebih kuat.

Tubuh Tiara mulai berubah beriringan dengan rasa sakit yang mengerikan, Tiara berteriak dengan keras karena rasa sakit luar biasa yang terjadi pada perubahan tubuhnya itu.

"Kugh.... Akkkhh!!... Aaakkhh!..."

Tubuh gendut Tiara mulai menjadi kurus, rambutnya acak-acakan hingga menutupi wajahnya karena dia sedang mengamuk kesakitan.

Itulah awal dari perjalanan dan perubahan dari Tiara, setelah menlahap monster ular. Tubuhnya berubah dan sikap penakutnya mulai berkurang, dia dapat merasakan kekuatan sedang memenuhi tubuhnya.

Setelah selesai berevolusi sepenuhnya, Tiara lanjut menjelajah. Awalnya dia ketakutan saat bertemu dengan monster, namun seiring berjalannya waktu, dia mulai terbiasa dan rasa takutnya hilang tergantikan oleh dendam dan amarah. Mirip seperti yang dirasakan oleh Arya.

Setelah terbiasa dengan semua itu, Tiara membunuh banyak monster di lantai itu dan menyerapnya. Dia juga membunuh monster kalajengking yang bertarung dengan monster ular sebelumnya.

Baik penampilan maupun sifat Tiara sudah berubah 180 derajat, dia juga telah belajar beberapa skill baru. Kekuatannya telah meningkat pesat baik dalam segi fisik maupun sihir.

Kemudian Tiara juga menjelajah turun ke ruangan selanjutnya setelah berada di lantai itu selama seminggu lebih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skill Adaptasi Tanpa Batas   Jendral Iblis Redrun

    Skill pasif Regenerasi Arya tengah aktif mengobati luka-luka di sekujur tubuhnya, dalam waktu singkat sebagian besar luka-lukanya telah pulih. Sang jendral iblis Redrun merasa cukup terkejut saat melihat Arya yang berhasil selamat hidup-hidup setelah terkena semburan nafas naga secara langsung. Area hutan itu sekarang sudah hancur akibat nafas naga dan amukan sihir Tiara saat mengira kalau Arya sudah mati. Kini Arya dan Tiara sedang berdiri menghadap satu sama lain. "Arya, kamu terluka!.." "Aku tak apa, yang lebih penting sekarang adalah dia! Kita harus membuat bajingan itu turun!" Ucap Arya sambil menatap tajam ke arah naga es dan jendral iblis Redrun. "Apakah dia baru saja melihat ke arahku? Dari jarak sejauh ini? Menarik..." Ujar sang jendral iblis Redrun. "Orang sepertinya akan mengganggu di masa depan, jadi aku harus membunuhnya apapun yang terjadi sekarang. Ice Dragon ayo!" Jendral iblis Redrun mndorong telapak tangan kanannya ke depan sambil memerintahkan sang naga untuk

  • Skill Adaptasi Tanpa Batas   Cerberus KW

    Arya berdiri menyamping di atas dinding sambil memeluk erat Tiara yang tidak sadarkan diri supaya tidak terjatuh, kemudian sang naga es putih yang ada di depannya menyemburkan bola energi yang telah terkumpul di dalam mulutnya.Groarrr!!!!Semburan naga itu sangat kuat hingga mampu menghancurkan beberapa lapis dinding dungeon yang tebal dan keras, untungnya Arya telah menghindari semburan nafas naga itu sambil menggendong Tiara. Swooshh... Arya mendarat di atas kawah air terjun yang membeku, kemudian sang naga lanjut mengeluarkan semburannya lagi ke arah Arya.Groaarr!!! Swooshh...Kaki Arya yang baru saja mendarat di permukaan es langsung kembali melompat untuk menghindari serangan sang naga es.Duaarrr!!!Kekuatan semburannya kali ini tidak sekuat sebelumnya, namun dia menyemburkannya ke arah Arya berkali-kali sehingga membuat Arya tidak bisa berhenti bergerak untuk menghindar.Duar duar duar!!Semburan naga itu meninggalkan jejak kristal es dimana-mana, dia berusaha untuk menyem

  • Skill Adaptasi Tanpa Batas   Naga Es

    Arya dan Tiara berjalan di tengah pegunungan salju yang tinggi lembut, di sekitar mereka terdapat pohon-pohon yang tertimbun oleh salju putih.Jauh di depan mereka, ada sebuah gunung yang jauh lebih tinggi dari pada gunung yang lainnya."Lantai ini jauh lebih luas dibandingkan dengan lantai-lantai sebelumnya, aku mungkin tidak akan bisa mencapai langit-langitnya hanya dalam satu lompatan lagi!" Gumam Arya dalam hati sambil mengernyitkan keningnya.Beberapa menit setelah mereka berjalan di dalam hutan, mereka akhirnya bertemu dengan segerombolan monster Yeti. Monster Yeti adalah monster yang berbentuk seperti kera, namun ukuran dan kekuatannya jauh lebih besar, dan lagi wajahnya sangat mengerikan, dia memiliki taring tajam yang menjulur keluar dari mulutnya."Yeti, beberapa lantai sebelumnya dia menjadi bos monster, tapi sekarang dia mulai bergerombol seperti para kroco yang menyebalkan!" Ucap Tiara yang merasa kesal dan bosan menghadapi banyak Yet

  • Skill Adaptasi Tanpa Batas   Sihir Es

    Badai salju berhenti di pagi hari, cahaya terang seperti mentari muncul menembus masuk ke dalam goa melalui mulut goa/pintu masuk.Arya masih mendekap Tiara dengan lembut sampai cahaya sang mentari buatan hampir menyentuhnya, beberapa detik kemudian, kelopak mata Arya berkedut, jari telunjuknya sedikit bergerak.Kemudian mata Arya terbuka perlahan, Tiara yang menyadari hal itu langsung menyambutnya dengan sapaan hangat."Selamat pagi Arya!" Ucap Tiara dengan suara yang sangat lembut dan hangat sampai-sampai membuat salju yang lembut di depannya meleleh karena merasa minder dengan kelembutan suara Tiara.Arya tidak menjawab apapun, bibirnya tetap tertutup rapat, meskipun Tiara mendapatkan balasan dingin dan datar dari Arya, Tiara merasa tidak masalah.Kemudian Arya menarik kedua tangannya yang sedang melingkari tubuh Tiara (memeluknya), lalu dia bangun berdiri dengan acuh tak acuh seolah tidak terjadi apa-apa.Mata Tiara terus melirik ke arah Arya yang terus memasang ekspresi dingin da

  • Skill Adaptasi Tanpa Batas   Dekapan Hangat

    Setelah Arya dan Tiara bertemu satu sama lain, mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari jalan keluar dari sana bersama-sama.Dengan adanya Tiara yang menemani Arya, melawan para Monster kini menjadi lebih mudah. Dan ada masanya dimana Arya merasa iri kepada Tiara yang bisa menggunakan sihir untuk menyerang dari jauh.Selama perjalanan mereka, Tiara semakin terobsesi dalam mencintai Arya. Sampai-sampai ia selalu menatap Arya setiap saat bahkan saat berada di tengah-tengah pertarungan sekalipun seperti saat ini."Haahh... Arya memang sangat mempesona, dia sangat kuat dan begitu tampan sampai-sampai membuatku meleleh!" Ucap Tiara dengan posisi kedua tangannya yang sedang menyentuh pipinya, kemudian lidahnya menjulur keluar dan menjilat bibirnya yang kering.Tatapan matanya terhadap Arya terlihat begitu intens dan intim.Sementara itu Arya sedang sibuk mengalahkan beberapa Monster raksasa yang ada di depannya, monster-monster raksasa itu memiliki perawakan seperti ora

  • Skill Adaptasi Tanpa Batas   Senyum Psikopat

    Setelah membuat pedang dan belati baru, Arya langsung melanjutkan perjalanannya ke lantai yang lebih dalam, dalam perjalanannya itu. Dia bertemu dengan berbagai macam monster tipe baru yang memiliki racun lebih mematikan di banding sebelum-sebelumnya.Skill bertarung Arya menjadi semakin mahir, tebasannya menjadi sangat kuat. Bahkan tekanan angin yang keluar dari tebasannya saja dapat membelah sebuah batu yang sangat keras.1 bulan kemudian...Arya telah melewati lebih dari 50 lantai, sekarang dia sedang berhadapan dengan ratu monster laba-laba.Ratu monster laba-laba itu memiliki setengah badan manusia (perempuan) ke atas, dan setengah badan laba-laba ke bawah. Matanya ada banyak sampai memenuhi jidatnya,Arya berdiri tegak 20 meter di depan ratu monster laba-laba, kedua tangannya memegang erat pedangnya."Menjijikan!" Ucap Arya dengan tatapan dan ekspresi dingin.Arya menatap jijik ratu monster laba-laba di depannya dengan pupil mata yang menyala, di saat sang ratu berteriak keras

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status