Beranda / Young Adult / Sleep With My Enemy / Mandi Bareng Aja Dari Pada Telat Sekolah!

Share

Mandi Bareng Aja Dari Pada Telat Sekolah!

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 20:37:58

"TOK TOK TOK. Igo, Cia, kalian sudah bangun belum? Nanti telat berangkat ke sekolah lho!" seru Nyonya Chintami sambil mengetok pintu kamar mereka.

Pasangan muda mudi yang tadinya tidur lelap berpelukan mesra itu pun terbangun bersamaan. Mereka saling tatap lalu cepat-cepat Igo menutup mulut Ciara agar tidak menjerit. "Iya, Ma. Sebentar lagi kami turun!" balas Igo dengan suara lantang agar mamanya mendengar.

"Ya sudah, Mama tunggu di meja makan ya!" ujar Nyonya Chintami lalu meninggalkan depan pintu kamar putranya.

Ciara memelototi Igo dan menghardik pemuda itu, "Lo pagi-pagi main bekap aja sih! Ngapain juga peluk-peluk gue tadi?!" 

"Hey, semalem lo yang nemplok ke badan gue. Kali lo kedinginan sama AC kamar gue. Stop debatnya, nggak penting tahu. Kita sudah mau telat dan gue ada ulangan matematika jam pertama. Dari pada telat sekolah mending kita mandi bareng aja!" celoteh Igo sembari bangkit dari tempat tidurnya dan memilih baju seragam hari ini di lemari.

"Ogah, ngeri amat ngeliatin body gue ke elo! Dasar omes lo!" tolak Ciara mentah-mentah.

Rodrigo tak ingin buang waktu. Dia segera bergegas ke kamar mandi dengan handuk dan celana dalam bersih. "Kalo gitu gue duluan!" tukasnya singkat tanpa menoleh ke tempat tidur.

"Sialan! Gak bisa gitu dong!" Ciara melompat bangkit dari ranjang lalu menarik handuk Igo agar berhenti.

"Woii ... jangan ngajak war dulu, kita udah mau telat!" teriak Igo mulai stres.

"Lo mandi pake shower bathtub. Gue di shower box. Buruan!" Ciara meraih pakaian dalam dari kopernya dan handuk yang ada di jemuran dekat pintu kamar mandi.

Igo menuruti kemauan Ciara, dia santai saja mandi seperti biasa dengan berdiri di dalam bathtub kosong lalu mulai menggunakan shower. Sementara itu Ciara juga lekas-lekas mengguyur dirinya di dalam shower box dan menggunakan sabun seperlunya agar tak terlalu lama membilas busa. 

Setelah selesai mengeringkan diri dengan handuk dan memakai pakaian dalam atas-bawah Ciara bergegas keluar dari shower box. "KYAAAA!" jeritnya kencang hingga menggema dalam kamar mandi.

"Woiii ... lo mau bikin gue jantungan mpe meninggoy pagi-pagi begini, Ciaaa!!" tegur Igo yang baru saja selesai membilas busa di badannya. Dia tahu gadis tengil itu berteriak karena apa. "Biasain deh liat burung gede gue, kita teman sekamar dan seranjang. Besok pasang alarm, jangan manja makanya!" lanjut Igo sembari mengeringkan badan dan memakai celana dalam. Dia melenggang meninggalkan Ciara yang masih memejamkan matanya di dekat bathtub.

"Buruan pake seragam, apa lo mau pake beha sama CD doang ke sekolah?!" teriak Igo dari luar kamar mandi.

"Tskk ... emang lo ngeselin!" tukas Ciara lalu dia buru-buru mengenakan seragam putih abu-abu SMA Teruna Negeri di kamar yang sama dengan Igo. 

Mereka berdiri saling memunggungi sekalipun Igo mengintip Ciara dari bayangan cermin riasnya. Senyuman tampannya terukir di bibir merah muda pemuda itu. 'Body bini gue mantep bener, bemper depan belakang aman. Wkwkwk!' batin Igo senang.

"Lo bawa buku pelajaran buat hari ini 'kan?" tanya Igo karena Ciara baru pindah ke rumahnya semalam. 

"Bawa kok, tapi pulang sekolah gue mau balik ke rumah ortu. Banyak yang ketinggalan barang gue!" jawab Ciara sembari mengikat rambutnya model cepol atas.

"Siap, ntar gue anterin!" Igo menyangklong ranselnya seusai bersiap-siap. Aroma parfum Hugo Boss yang terkesan mewah nan maskulin menguar di kamarnya. 

"Yuk, Beib. Sargi dulu ya?" ajaknya seraya menggandeng tangan Ciara.

(Sargi: sarapan pagi)

"Jangan lama-lama, waktunya mepet!" sahut Ciara. Dia membiarkan tangannya digenggam telapak tangan lebar pemuda itu yang ternyata hangat dan nyaman.

"Hmm ... menu bikinan mama biasanya praktis kok. Ada lunch box juga buat ditenteng ke sekolah!" jawab Igo yang memang paling dimanja oleh Nyonya Chintami karena anak bungsu satu-satunya di rumah itu. 

Ternyata benar kata Igo, sarapan mereka hanya pancake sirup gula mapel yang yummy dan lumer. Tak sampai lima menit mereka sudah kelar sarapan.

"Lunch box kalian jangan lupa dibawa ya!" pesan Nyonya Chintami seraya melepas kepergian Igo dan Ciara. Sementara suaminya masih mandi karena baru berangkat nanti pukul 07.30 WIB, kantor perusahaan produsen packaging milik keluarga Sutedja buka operasional pukul 09.00 WIB.

"Cia, pamit sekolah ya, Ma!" Ciara cipika cipiki dengan mama mertuanya lalu menerima helm dari tangan Igo. Dia bertanya ke pemuda itu, "Kita naik motor pagi ini?"

"Gak nyampe kalau pake mobil, Cia Sayang. Nurut aja!" tegas Igo lalu mengenakan helm serta menstarter sepeda motor Ducati hitam miliknya. 

Ciara yang melihat sepeda motor model sport dengan dudukan jok menungging di belakang menelan ludah. "Igo, tinggi banget ... gimana naiknya ke situ?" tanyanya tak yakin.

"Naik pijakan kaki lo lah, lompat!" jawab Igo santai seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Okaay ... gue coba!" Ciara pun mengenakan helm pinjaman itu lalu naik ke boncengan motor Igo dengan cara yang dikatakan Igo tadi. Dia berhasil mendaratkan bokongnya dengan aman di jok lalu berkata, "Igo, udah. Yuk cabut!"

"Pegangan yang kenceng ntar terbang lo ketiup angin, bagusan lagi kalau lo peluk gue dari belakang ... pasti aman!" jawab Igo sembari memainkan tuas gasnya beberapa kali sebelum memasukkan gigi motor.

Kali ini Ciara tidak membantah, dia teringat siaran F1 MotoGP yang motornya melaju secepat kilat. Segera kedua tangannya melingkari perut six pack Igo lalu sepeda motor mentereng itu meluncur menuju jalanan. Jarak dari rumah Igo ke sekolah tidak terlalu jauh, mereka membelah lalu lintas pagi yang ramai lancar di kota Bandung.

"Hei ... heiii!" seru Ciara agar Igo melambatkan sepeda motornya.

"Panggil nama gue yang bener, lo itu bini gue, Cia Baby!" sahut Igo dari balik helm sport full face di kepalanya.

"Baik, Suamikuu ... gitu?!" sahut Ciara dengan extra lebay.

Igo terkekeh geli mendengar kata itu. "Lo mau anak-anak satu sekolahan tahu kalau kita laki-bini, hmm?" pancingnya seraya memelankan kecepatan sepeda motor gede miliknya.

"Huuu ... enak aja, aib dahh! Makanya turunin gue di trotoar sebelum gerbang sekolah. Buruan!" balas Ciara lalu dia menepuk-nepuk bahu bidang Igo yang terbalut jaket kulit warna caramel.

Seperti permintaan istrinya, Igo menghentikan sepeda motor di dekat trotoar. "Lantas, ntar pulang sekolah gimana tuh?" tanya pemuda itu seraya menangkap lengan Ciara yang nyaris ngeloyor pergi begitu saja.

Ciara pun berdiri bersedekap lalu menjawab, "Chat gue via wassapbro!"

Maka Igo pun merogoh ke dalam saku jaketnya dan mengambil ponsel. "Masukin nomor hape lo, gue kagak punya!" 

"Okay, gue kasi nama Baby C!" ucap Ciara sambil mengetik memasukkan nomor kontaknya ke phone book. 

"Sebelum pisah kelas, kiss dulu, Sayangku!" Igo menarik dasi Ciara hingga gadis itu hilang keseimbangan karena terkejut. Namun, bibir mereka sukses bertemu mesra. CUP!

Igo menjilat bibirnya sendiri lalu mengerling. "Gue demen cherry lips elo, Cia! Sekolah yang bener biar pinter sono, bye!" ujar pemuda tampan itu lalu menekan tuas gas meninggalkan Ciara bengong sendirian di trotoar.

"Huhh ... apa pula maksudnya? Dia tuh selalu aja seenak perutnya sendiri! Moga-moga kagak ada yang liat gue kissing sama Igo!" gerutu Ciara sembari bergegas menuju ke pintu gerbang SMA Teruna Negeri. Dua menit lagi pintu ditutup.

Untung saja Ciara tiba tepat sebelum satpam menggembok pintu gerbang. "Ehh ... Pak Tarjo, tungguin Cia! Tengkiuu Bapakku!" teriaknya heboh.

"Ya sudah, buruan masuk, Neng Cia. Besok datengnya lebih pagi ya!" ujar satpam shift pagi sekolah itu seraya membiarkan Ciara menyelinap masuk dan berlari-lari menuju ke kelasnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (47)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
udah ketagihan kmu igo sama bibir manis cia
goodnovel comment avatar
haniah Nia
hmmm awal yg baik, lucu deh iGO sama Ciara pasangan yang unik
goodnovel comment avatar
Jihan Khanaya
ketagihan ya igo cium CIA. ya wajar sih kan suami istri ya jadi udah selayaknya wkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status