‘Apa mungkin tukang sampah itu melihat statusnya Khamila kemarin sore dan tadi malam?’
Ku colek Mas Adnan, "Mas, Burhan mana?" bisikku di telinga suamiku.
"Mas nggak lihat," jawabnya sambil menggeleng. Sementara Khamila masih meringkuk sambil menangis.
"Coba telpon Burhan, Mas!" perintahku. Mas Adnan mengangguk kemudian mengeluarkan ponselnya. Baru saja mau memencet tombol, dari arah luar Burhan datang. Ia langsung lari dan menemui Khamila.
"Khamila, apa yang terjadi?" tanya Burhan panik langsung dipeluk istri pertamanya itu.
"Pergi!" teriak Khamila, "Ngapain kamu pulang, kamu laki-laki tak bertanggung jawab! urus istri mudamu itu," lanjut Khamila masih dengan nada tinggi. Semarah itukah Khamila sama Burhan? apa yang terjadi? Setahuku, Khamila sangat bangga dengan suaminya.
"Bapak, Ibu, sebaiknya silakan kembali ke rumah masing-masing. Bu Khamil
#StatusFacebookTetanggaPart 20"Mama ...!" panggil Papa, deg! apakah ada yang salah dengan statusku?“Iya, Pa,” kudekati Mas Adnan dengan perasaan deg-degan, jangan-jangan ada yang salah dengan statusku. Aduh ....“Bentar ya, Pa, mau bikin telur ceplok,” pintaku. Aku langsung pergi ke dapur, ingin kuhapus status yang tadi.“Ma ...!” panggil suamiku lagi, huft .... Pasrah, deh.“Ma, Mama bikin status lagi, ya. Kan Papa dah bilang, nggak usah bikin status, nanti masalah.” Aku hanya cengar-cengir saja.“Ma! Jangan cengar-cengir doang. Kalau ada yang membaca status Mama, lalu penasaran dengan Papa, lalu orang tersebut naksir Papa, Mama mau apa? Cemburu? Kemarin
Haduh, tepok jidat gara-gara Adit...Sampai rumah, kubereskan semua barang belanjaan. Aku pisahkan barang milikku dan barang untuk menjenguk Khamila.Beras, minyak, teh, gula, susu, roti, biskuit, detergent dan pewangi. Kalau kutaksir habisnya dua ratus lima puluhan.Ku ambil gambar barang yang untuk mengirim ke Khamila, lalu ku kirim ke grup emak-emak komplek.[Bu-ibu, ini sudah siap, jangan lupa besok jam sepuluh kumpul di Mama Rena.]Setelah kukirim di grup, banyak yang membalas dengan emot jempol, ada juga emot love. Ada yang membalas, oke.Sebenarnya ibu-ibu komplek sini sangat kompak, apalagi jik
Aku?Bikin status apa enggak, ya, duuh, tanganku gatel, nih.Aku menarik nafas panjang lalu kulepas pelan-pelan. ‘’Stop! Stop Dania, hentikan! Jangan bikin status lagi,’ batinku. Dari pada Mas Adnan memarahiku, lebih baik aku tidak bikin status.Setelah acara selesai, kami pamit. Aku dan rombongan ibu-ibu kembali ke rumah Mama Rena untuk mengambil kendaraan.“Ibu-ibu, terimakasih atas pertisipasinya, ya,” ucap Mama Rena.Semua ibu-ibu telah kembali ke rumah masing-masing kecuali aku, aku masih di kediaman Mama Rena.“Mama Rena, aku mau tanya,” ucapku sembari mengajak Mama Rena duduk. Kuedarkan pandangan untuk memastikan bahwa tidak ada ibu-ibu yang masih di sini.
POV KHAMILASeketika itu aku memutar otak bagaimana caranya agar aku bisa menggagalkan pernikahannya.Selama kerja, aku mencoba mengakrabkan diri dengan Mas Burhan. Makanya aku sering ikut pulang bareng dengannya karena kebetulan kami searah. Sementara Dania, ia jarang ikut Mas Burhan karena pulang lebih awal.Ketika aku pulang bareng dengan Mas Burhan, kutawari dia untuk mampir. Aku bilang padanya untuk sesekali turun dan mampir ke rumah sewaku.Aku jatuh cinta dengan Mas Burhan karena orangnya care, gaul, baik. Wajahnya saat itu juga sangat tampan, nggak seperti sekarang, gendut. Haha ....Saat ia mampir ke rumah sewa, aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Aku mencoba merangsangnya, menggodanya dan juga merayunya hingga
POV KHAMILA 1Gubrak!!! Kenapa Mama Rena bertanya seperti itu?“Mama Rena, kenapa Mama bilang begitu?”Aku penasaran dengan apa yang dikatakan Mama Rena. Selama ini tidak ada yang tahu bahwa aku dan Dania dahulu ada something.“Hanya penasaran saja, Ma, kalau aku lihat, njenengan sama Bu Dania itu suka perang sosmed. Kalau njenengan bikin status apa, nanti dibalas apa sama Bu Dania. Makanya aku tanya seperti itu.”Aku pikir Mama Rena tahu tentang masa laluku, huft.“Dulu Dania sama Mas Burhan satu kampus,” jawabku.“Benarkah?” desak Mama Rena seakan mengorek keterangan tentangku.&nbs
[Aku sudah tahu banget karaktermu, Mama Azzah.]Ugh ....========================BACK TO AUTHORSesampainya di rumah, aku duduk di ruang keluarga, kuambil hapeku dan mulailah berselancar ke dunia maya, asyik memang.Tadi aku ceritakan ke Mama Rena tentang masa lalu Khamila. Maksudku sebenarnya hanya ingin tahu apakah Khamila dan Burhan baik- baik saja.Semoga ia tidak cerita ke orang lain.Saat aku sedang membaca cerita di KBM, kulihat ada pesan masuk dari Khamila.[Assalamualaikum, Mama Adit, kenapa Mama Adit harus cerita ke Mama Rena tentang ma
Kamu bilang Burhan yang mencintaimu padahal, kamulah yang merebut Burhan dariku. “Mama Azzah, kenapa njenengan tidak mau mengakui kalau sebenarnya njenenganlah yang dulu merebut Burhan dariku, bener kan, Mama Rena?” ucapku lalu meminta pembenaran pada Mama Rena.Mama Rena diam saja, mungkin tidak enak hati.“Njenengan bilang ke Mama Rena, katanya Pak Burhan yang mencintaimu, dan aku yang mengejar-ngejar, apa nggak salah?”Khamila garuk-garuk kepala dan salah tingkah.“Ta, tapi, Mama Adit, harusnya njenengan nggak menceritakan itu ke Mama Rena. Makanya aku membela diri dengan mengatakan seperti itu.” Mama Azzah membela diri.“Sudah aku katakan diawal, aku cerita ke Mama
Part 27 #StatusFacebookTetangga Gosip Merajalela Hadeh, tepok jidat aku. Gila bener Mama Rena, berani amat bikin status seperti itu.“Bu, motornya sudah jadi,” ucap Pak Kholik pemilik bengkel motor. Setelah kubayar, kuucapkan terimakasih, lalu pulang. Sampai di rumah, aku langsung ke ruang keluarga untuk ngadem sebab di ruang tersebut ada AC-nya. Di jalan sangat panas, panas raga juga panas jiwa. Kurebahkan badanku di kasur untuk meluruskan punggung. Kuambil ponselku yang ada di tas, langsung kubuka aplikasi warna hijau. Aku balas dulu status Mama Rena. [Ma, statusnya syerem amat.] Itu balasan untuk status Mama Rena. Centang dua biru, sedang mengetik, wah langsung dibalas. [Hehe, selama aku berteman dengannya, kukira Bu Khamila itu orangnya bener. Nyatanya, dia itu pecalakor=perebut calon laki orang, kan parah. Terus, chatting suaminya njenengan, itu sanga