Share

Kedatangan Paklik

"Pak, jawab!" bentak Bulek Murni. "Uang hasil panen masih rutin kamu tabung kan?"

Paklik menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jantungnya berdegup kencang mendengar pertanyaan dari Sang Istri.

"Y-- ya, rutin lah!" sahutnya gugup. Bulek Murni tersenyum puas. "Bagus lah! Kalau begitu kita bisa pakai uang itu sementara sampai aku bisa membujuk Adam nanti."

Paklik menghela napas kasar. "Mending kita ke rumah mereka sekarang. Jangan sampai Adam dikuasai penuh sama istrinya. Enak saja, kita yang sudah merawat mereka waktu orang tuanya meninggal, sekarang main ambil-ambil saja sawah yang sudah lama kita kelola. Harusnya gak begitu, Buk!" Paklik menggebu-gebu berbicara di depan Bulek Murni. "Kamu juga jadi orang yang dituakan jangan lemah dong! Kamu mau kalah sama Nita yang baru dua tahun jadi istrinya Adam, hah?"

Dada Bulek Murni naik turun. Benar yang dikatakan suaminya, enak saja Nita mendapatkan semuanya sementara dia hanya berhasil menjual dua petak sawah dan satu kebun pada tetangganya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status