Share

Bab 24

Nana

Selalu saja ada momen di mana aku sadar kalau di setiap keindahan itu akan ada khayalan yang selalu tinggal. Terlalu berekspektasi, padahal kenyataannya semuanya semu. Fatamorgana.

Masih di malam yang beberapa saat yang lalu menjadi saksi bagaimana aku menikmatinya, dan sekarang aku justru membenci malam ini.

Masih dengan aku yang terpaku, logika seolah berontak jika apa yang aku dengar tadi hanya bualan mimpi. Tapi bisikan yang mengalun lembut di telinga itu begitu nyata. Telingaku tidak mungkin salah mendengar.

Lama kami terdiam. Dia terlihat resah sementara aku menahan sesak yang menghimpit. Tuhan, aku salah karena sudah mempercayainya dengan begitu mudah. Padahal jelas tidak ada manusia yang sempurna seratus persen.

“Na...”

“Siapa sebenarnya Raina?” Aku memotong ucapannya.

Dia mengusap wajahnya, pergerakan tangannya sampai ke atas kepala. Lalu menjambak rambutnya. Matanya membidikku ya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status