Share

Bab 30 Curiga dan Bukti

Hari ini kulewati seperti biasa, mengurus Tabitha serta menyiapkan sarapan dan makan siang untuk penghuni rumah ini.

Aku sudah menghubungi Masli untuk melepas rindu dan mengajaknya pergi ke butikku. Aku harus melupakan masalah ini sejenak dan fokus terhadap perkembangan butikku setelah mengalami kerugian besar karena mama dan Lula. Aku sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian meski tanpa izin dari mas Adnan. Bagiku ini adalah urusanku, bukan urusan keluarga mereka. Apalagi, dendam ini semakin tebal sejak mengetahui siapa mama Sarmila sebenarnya, jadi aku tak perlu takut kualat dan dianggap sebagai menantu durhaka.

Aku pergi tanpa mengajak siapa pun, hanya aku dan Tabitha saja. Mobilku berhenti di depan rumah Masli, lalu menunggunya beberapa menit untuk keluar dari rumah dengan mengenakan setelan kulot berwarna mocca dan sebuah kaca mata hitam.

“Hai, bayi mungil, apa kabar?”

Masli mencubit pipi gembul Tabitha yang sedang menggenggam mainan bergemerincing. Ia menggerakkan berulang dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status