Story Wa Istriku bag 18.
**POV Syahdan."Vika!" Suaraku mirip seperti gumaman. Kulihat dia bersama seorang pria yang ku taksir usianya masih muda. Apakah itu kekasih barunya?
"Mas Syahdan ...."
Vika tercenung tak sangka aku ada memergokinya. Dia secara cepat melepaskan tangannya yang dari tadi nyaman berada di lengan pria itu.
Naya istriku hanya mencibir dan meremehkan Vika, wanita yang ku akui kalau aku mencintainya.
"Oh, pacar baru kamu!" kataku ketus padanya. Vika langsung menggeleng cepat.
"Bukanlah ... Dia .... Sepupu jauh aku. Ya kan!" kilah Vika memerintah agar pria itu meng-iyakan perkataannya.
"Tapi aku kan ...."
Vika langsung mencubit halus perut pria itu dan dia meringis.
"Mas, aku gak selingkuh dan dia hanya saudara jauh aja. Kamu ngapain di sini?"
Vika berkata ketus sekaligus menatap Naya.
"Buat apa kamu jelaskan, toh gak ada hubungannya sama kami. Dia menemani aku istrinya d sini. P
Story Wa Istriku bag 19.**POV SyahdanAku bingung bagaimana menyampaikan pada Naya kalau Vika kecelakaan. Apakah dia gawat atau bagaimana?Setahuku keluarga Vika tidak ada di kota ini. Mereka berada di luar kota dan Vika sendiri di sini itulah sebabnya Vika bisa kemanapun sesuka hati karena orang tua Vika tidak terlalu mengekang dia.Setelah mobil kami sampai, Naya turun. Dia langsung disambut anakku, Ahmad."Ummi sudah pulang, hore," katanya sumringah. Naya memberikan bungkusan es krim buat anakku dan dia langsung menyambarnya. Aku turun dari mobil dan langsung kupeluk dia."Sama Abi gak rindu, cuma dengan Ummi saja rindunya.""Abi jarang main sama Ahmad. Sering sibuk," katanya dengan cibiran."Oke, Abi minta maaf. Yuk makan dulu es krim nya ntar Abi nyusul," kataku. Dia mengangguk dan berlari kedalam."Ayo masuk, Mas," kata Naya menarik ku, aku masih betah berdiri."Nay, maaf aku mau pergi sebentar. Temanku
Story Wa Istriku bag 20.**PoV Syahdan.Aku menghembuskan napas berkali-kali, merutuki diri yang tak bisa menahan cemburu. Ada apa dengan diriku, mengapa rasa ini datang secara tiba-tiba. Aku hanya baru dekat dengan Naya namun jantung rasanya seperti berulah didekatnya dan marah kalau ada lelaki yang mendekatinya.Padahal aku dulu sama sekali gak peduli padanya. Ya Allah kenapa aku ini, padahal tinggal kurang lebih dua bulan lagi dan aku bebas darinya. Apa kah Naya sudah mengguna-gunai aku, astagfirullah. Aku membatin telah menuduhnya.Dia sekarang tidur membelakangi ku, dia masih marah karena aku ketahuan membohonginya. Tetapi aku menjelaskan kalau aku tidak ngapa-ngapain dengan Vika hanya khawatir saja karena orang tua dia jauh."Nay, kamu masih marah. Aku minta maaf. Vika itu sendiri, dia disini gak ada siapa-siapa dan wajar saja aku sebagai teman kesana melihatnya. Sebatas teman wajar saja kan," kataku lembut padanya, Naya masih tak
Story Wa Istriku bag 21.**PoV Syahdan."Naya!" sentakku pada istriku, dia terkejut melihatku. Naya menghapus butiran dari netranya akibat kesedihan karena kepergian abiku."Ustadz Ridwan bagaimana, Pak Syahdan?" tanya Fikri mengalihkan pandangan padaku. Dengan malas kujawab."Abi sudah berpulang pada penciptanya.""Innalillahiwainnailaihi rojiun," katanya menghembuskan nafas nya resah. "Saya permisi dulu, Pak. Mau melihat Ustadz Ridwan!" serunya berlalu memasuki ruangan itu. Sebelum dia pergi masih dapat kulihat netranya melirik Naya.Hatiku semakin memanas. D*s*r s*al*n masih bisa dia curi pandang pada istriorang. Setelah Fikri masuk ke ruang privat Abi. Ku-hampiri Naya, kutarik tangannya."Ahmad, kamu sama Asih dulu ya, Abi mau bicara sama Ummi," kataku pada anakku. Dia mengangguk dan menghampiri Asih.Kutarik tangan istriku itu, Naya heran melihatku. Dia meronta dan aku gak peduli."Apa sih, Mas!" sentakn
Story Wa Istriku bag 22.**PoV NayaSuasana duka kami rasakan, kerabat dan sanak saudara sudah berkumpul di dekat jenazah Abi. Ummi terlihat lebih tegar, beberapa kali dia menangis, Ummi sepertinya sudah ikhlas karena memang Ummi sudah menemani Abi melewati sakit selama hampir setahun.Aku melirik juga kesana kemari namun tak ku-jumpai sosok sang istri kedua, Tante Halimah dan anaknya Fahmi yang selalu kucing-kucingan datang ke rumah sakit karena Ummi tidak mengizinkan mereka."Nyari siapa, Nay?" tanya Mama yang setia di sisiku.Mama memangku Ahmad yang nyaman bermain mobil-mobilan. Ahmad masih belum terlalu paham apa yang terjadi. Dia sempat menangis tetapi setelah diberitahu dia kemudian diam apalagi setelah diberikan mainan.Belum sempat aku menjawab Mama, Lala dari jauh melambaikan tangan padaku, dia datang ber-belasungkawa bersama Faiz, suaminya. Lala duduk mengambil tempat."Nay, kamu kenapa? Kayak nya kamu bingung gitu?" ta
Story Wa Istriku bag 23.**PoV Naya.Mas Syahdan memegangi-ku ketika tongkat penyangga yang ditangan Vika ku-rebut begitu saja."Heh, apaan sih kamu, dasar gak sopan!" kata wanita l*kn*t itu padaku."Apaan sih, Mas. Lepaskan aku!" bentakku pada suamiku, dia memegang-ku agar aku tidak lepas kendali."Nay, udah sayang. Mas gak ada apa-apa sama dia. Naya, dia datang kesini hanya buat berbelasungkawa atas meninggalnya Abi," kata Mas Syahdan menjelaskan.Aku mendengkus padanya dan ku-hentakkan tubuhku agar dia melepaskan-ku. Mas Syahdan menghembuskan napas panjangnya dan melepaskan-ku."Kamu pikir aku percaya, ngapain kamu dan dia harus berduaan disini!" kataku emosi."Naya, Mas takut Ummi marah dan terjadi pertengkaran makanya Mas suruh dulu Vika tunggu disini, Mas juga baru saja bertemu dia dan kami gak ngapa-ngapain. Benar, Nay."Mas Syahdan kembali menjelaskan. Aku masih menahan emosiku. Apalagi kulihat Vika seperti
Story Wa Istriku bag 24.**PoV Syahdan."Cukup, Nay. Kita sudahi saja pembicaraan ini. Aku gak mau berlarut-larut membahas ini karena Abi baru saja meninggal dan kita sekeluarga sedang berkabung!" kata ku kesal pada Naya yang ku-anggap membesar-besarkan masalah.Kuakui aku salah berduaan dengan Vika. Namun, dia datang begitu saja, aku panik dan ku-seret dia ke tempat yang agak sunyi supaya tidak terjadi keributan. Aku benar-benar bingung karena kalau kemarin ketahuan Ummi bisa gawat sekali.Namun, siapa sangka juga akhirnya aku kepergok Naya. Padahal aku dan Vika sedang bicara baik-baik agar dia jangan muncul dulu. Ku-lirik istriku hanya diam. Pisah dan pisah, dia selalu mengancam-ku dengan ucapan itu tak tahukah dia wanita yang minta pisah itu tidak akan mencium bau surga. Ku-hembuskan napas gusarku, Naya diam tak menyahut. Aku anggap masalah ini selesai."Nay, aku tunggu dibawah, kita ke rumah Ummi buat acara baca doa Abi," kataku namun dia
Story Wa Istriku bag 25.**PoV Syahdan.Aku terbatuk sekaligus tersedak saat Vika mengaku hamil. Yang benar saja, hamil dan anak siapa. Pacar nya kah? Aku dan Vika baru sebulan ini putus artinya dia sudah beberapa bulan pacaran lagi di belakangku atau setelah putus dariku dia langsung cari ganti. Namun, apakah dia langsung berhubungan badan dengan pacarnya setelah putus dariku? Entahlah."G*la kamu! Hamil? Anak siapa?" tanya ku curiga padanya.Dia sesenggukan, aku menjadi tambah gusar."Aku minta maaf sama kamu. Tetapi dia gak bisa bertanggung jawab sama aku!" katanya menangis."Vik, aku gak ngerti maksud kamu apa? Maaf masalah kamu terlalu berat buat aku."Aku berniat meninggalkannya karena tak mau masuk terlalu dalam untuk masalahnya karena menyelesaikan masalahku sendiri saja aku bingung ditambah masalah Vika.Namun, bukan Vika namanya bila menyerah, dia menahan-ku. Dan kembali membanjiri dirinya dengan air matanya.
Story Wa Istriku bag 26.**PoV Naya."Naya, aku mau bicara serius sama kamu!" ucap Mas Syahdan saat aku sedang membongkar lemariku. Aku berniat menyusun beberapa pakaian. Aku menoleh sesaat kearahnya. Bosan sekali pasti dia cemburu yang memuakkan. Selalu dia ingin dimengerti tanpa mau mengerti aku.Entah mengapa aku merasa kesal dengan sikapnya itu, tidak seperti dulu. Mas Syahdan tak mau pusing saat aku berteman dengan siapa saja terkesan tak peduli. Sekarang ruang gerakku seakan dibatasinya dan nyaris posesif, menyebalkan. Bukan ini yang aku mau, aku mau dia percaya padaku dan tidak berlebihan."Apasih, Mas!""Kamu kok ketus begitu sih, kemana perginya sifat lembut istriku," ucapnya mendekatiku.Aku hanya mencibir. Sikap manis ku rasanya sudah ditelan paus seiring banyak kebohongannya."Kamu gak lihat, aku sibuk mau pilih-pilih pakaian yang akan dibawa buat acara diluar kota!" ucapku sambil tersenyum ringan, dia mendengkus padak