Share

Nine

Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora.

"Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang.

"Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya.

"Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis.

"Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk.

"Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris, dia menerima uluran tangan dari Kris.

Proses pemakaman pun berjalan lancar, Liora tidak henti-hentinya menangis, tapi Kris selalu ada bersama Liora, memberinya kekuatan dan menjadi tempat Liora bersandar.

Dalam situasi seperti ini, mereka terlihat sangat care, baik Kris maupun Liora, mereka sama-sama saling menguatkan. Setelah semuanya selesai, Liora pergi bersama Kris dan orang tuanya ke rumah mereka. Sesuai permintaan dari Dian, mulai sekarang Liora akan tinggal bersama Kris dan keluarga.

"Liora, mulai sekarang kamu tinggal bersama kami ya sayang, sesuai pesan almarhum, kami akan merawat kamu seperti kami merawat Kris" ucap Rena yang sudah berada di ruang keluarga.

"Maaf jika Liora sudah merepotkan om, tante, dan Kris" ucap Liora menunduk.

"Kami sama sekali tidak merasa terbebani dengan kedatangan Liora, justru kami senang Liora ada bersama kami" timpal Fahri.

"Terimakasih semuanya" ucap Liora sambil tersenyum tipis.

"Ya sudah, lebih baik kita semua bergegas ke kamar, hari juga sudah malam, dan Liora juga butuh istirahat. Kris, tolong kamu antar Liora ke kamar tamu ya" perintah Fahri.

"Iya pa" jawab Kris.

Mereka semua pergi ke kamar masing-masing, Liora berjalan mengikuti Kris. Sampailah mereka di depan pintu berwarna putih.

"Kamu istirahatlah di sini, jika butuh sesuatu panggil saja aku, kamarku ada di sebelah kamarmu" ucap Kris. Memang benar, kamar Kris berada tepat di sebelah kamar tamu, yang sekarang menjadi kamar Liora.

"Terimakasih. Maaf telah merepotkan dirimu seharian ini" ucap Liora tulus.

"Hm, sekarang masuklah" perintah Kris yang mendapat anggukan dari Liora. Liora langsung masuk ke dalam kamar itu, begitu juga dengan Kris yang pergi menuju kamarnya.

Didalam kamar Liora, semuanya tertata rapih, sepertinya selalu di bersihkan meskipun tidak ada yang menempati kamar itu. Liora langsung membaringkan tubuhnya di kasur berwarna abu-abu. Sepertinya, dia tidak bisa tertidur. Berbagai cara sudah dia lakukan, tetapi tetap saja tidak bisa tidur. Dia bingung harus berbuat apa, sudah cukup dia merepotkan Kris dan keluarganya hari ini, dia tidak ingin menjadi beban lagi bagi mereka.

Tok tok tok. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Liora. Dengan sigap Liora pun turun untuk membukakan pintu. Terlihat Kris dengan pakaian tidur miliknya.

"Kenapa kamu kemari?" tanya Liora bingung.

"Bukankah kamu tidak bisa tidur?" ucap Kris yang malah balik bertanya.

"Bagaimana kamu bisa tau? Dan apa hubungannya sampai kamu datang kemari?" tanya Liora lagi.

"Tidak usah banyak bertanya, sekarang tidurlah" ucap Kris sambil melangkah masuk ke kamar Liora.

"Kenapa kamu malah masuk sih, kalau begini aku justru tambah tidak bisa tidur" ucap Liora.

"Tidur atau aku yang akan tidur di sini" ucap Kris tegas.

Mendengar itupun Liora langsung terdiam. Dia hanya mendekat ke arah kasur tanpa berniat membaringkan tubuhnya.

"Berbaringlah, aku tidak akan berbuat apapun padamu" ucap Kris mengalihkan pandangan.

"Setelah kamu tertidur maka aku akan pergi" lanjut Kris.

Liora pun membaringkan tubuhnya, entah kenapa dia langsung percaya dengan ucapan Kris. Tidak lama kemudian, Liora langsung terlelap. Kris yang menyadari itu pun langsung menghampiri Liora.

"Sudah tidur rupanya" ucap Kris pelan, dia tidak mau Liora terbangun dengan suara yang dia keluarkan.

Kris mengambil selimut yang ada di dalam lemari dan menutupi tubuh mungil Liora. Tanpa sadar, dia terus memandangi wajah Liora.

"Cantik" gumam Kris.

Dia kemudian keluar dari kamar Liora dan menuju kasur kesayangannya.

***

Di pagi hari, Liora berniat membantu Rena memasak untuk sarapan. Dia menghampiri Rena yang ternyata sudah ada di dapur.

"Selamat pagi tante" sapa Liora.

"Pagi sayang. Apa sudah merasa lebih baik?" Tanya Rena.

"Sudah tante, Liora akan belajar mengikhlaskan kepergian ibu" ucap Liora dengan senyum yang terukir di wajah nya. Mendengar itu, Rena kembali tersenyum.

"Apa Liora boleh bantu tante memasak?" tawar Liora.

"Tentu sayang, sini bantu tante membuat nasi goreng seafood kesukaan Kris" ajak Rena ramah.

Liora pun mendekat ke arah Rena. Mereka mulai memasak berbagai masakan, seperti nasi goreng seafood, ayam kecap, dll.

Makanan sudah matang, Rena menyuruh Liora untuk mengajak Kris sarapan bersama, Liora pun langsung menurut. Dia pergi ke kamar Kris.

"Kris!" panggil Liora dari luar pintu.

"Masuklah, pintunya tidak terkunci" jawab Kris. Liora pun masuk ke kamar Kris.

"Turunlah ke bawah, sarapannya sudah siap" ucap Liora.

"Sebentar lagi aku turun" ucap Kris sambil memakai jas kantornya.

"Baiklah" ucap Liora kemudian berniat pergi.

"Argh susah sekali sih" gerutu Kris.

Dia tidak bisa memasang kancing yang ada di ujung lengan jas nya. Mendengar Kris menggerutu, Liora dengan baiknya menawarkan bantuan.

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Liora menawarkan diri.

"Ah iya, bantu aku memasang kancing ini, susah sekali menggunakan satu tangan" ucap Kris.

Liora pun langsung menghampiri Kris. Dengan telaten, Liora memasang kancing di ujung lengan jas Kris.

"Jika di perhatikan dari dekat, dia cantik juga ternyata, bahkan sangat cantik" puji Kris dalam hati.

Terlalu fokus memandangi wajah Liora, sampai-sampai dia tidak sadar kalau Liora sudah selesai memasang kancing itu.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa ada yang aneh dari wajahku?" tanya Liora yang membuyarkan lamunan Kris.

"Eh tidak. Sudah selesai ya, terimakasih bantuannya" ucap Kris mengalihkan pembicaraan.

"Hm, kalau begitu cepatlah turun" ucap Liora kemudian pergi meninggalkan Kris.

"Jika seperti ini terus, bisa-bisa aku jadi salah tingkah, arrgghh" gerutu Kris pada dirinya sendiri. Dia kemudian pergi menyusul Liora untuk sarapan.

Setelah selesai sarapan, tiba-tiba Fahri membuka suara.

"Kris, Liora, ada yang ingin kami sampaikan" ucap Fahri yang membuat semua orang menoleh ke arahnya.

"Ada apa pa?" tanya Kris sambil mengoleskan selai kacang ke rotinya.

"2 hari lagi kami akan pergi ke Los Angeles, karena ada masalah perusahaan yang harus kami selesaikan. Jadi sebelum kami pergi, kalian berdua harus sudah menikah sesuai permintaan dari ibu Liora" ucap Fahri panjang lebar.

"WHAT!!" ucap Kris dan Liora kompak.

                      

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status