Share

Three

"Jadii, bahaya yang akan datang adalah mama dan papa, mereka akan tiba besok!" ucap Kris serius.

"Kamu ini memang aneh ya, orang tua datang bukannya senang malah tegang" timpal Liora merutuki Kris.

"Kamu ini tidak tau masalahnya tetapi tidak mau diam, biarkan aku menyelesaikan ceritanya dulu baru kamu berkomentar" ucap Kris kesal. Lalu, ia pun melanjutkan ceritanya.

"Yang aku takutkan jika mama dan papa datang adalah, mereka akan menagih permintaan mereka padaku. Apa kamu tau permintaan mereka?" tanya Kris yang mendapat gelengan kepala dari Liora.

"Permintaannya adalah, ketika mereka kembali ke Indonesia, aku harus sudah mempunyai pasangan, sedangkan pacar saja aku tidak punya. Argghh ini membuatku pusing" jelas Kris sambil memijat keningnya yang sudah semakin pusing.

"Hahaha Kris, kamu membuat perutku sakit hahaha" ucap Liora sambil tertawa.

"Apakah ini lucu? Kamu seharusnya memberi saran bukan malah ketawa, dasar asisten aneh" gerutu Kris pada Liora.

"Benar benar lucu Kris, ternyata kamu ini tidak terlalu pintar ya. Jika orang tuamu ingin kamu mempunyai pasangan, kenapa kamu tidak mencarinya? Apa stok wanita di dunia ini sudah habis? Bahkan hanya dengan kamu keluar, seluruh wanita yang melihatmu akan bermimpi jadi pasanganmu, kenapa kamu tidak memanfaatkan tubuh dan wajahmu yang seperti dewa Yunani?" ucap Liora panjang lebar.

"Apa kamu sudah gila? jika yang menjadi pasanganku adalah wanita yang tidak tepat, mau jadi apa aku?" jawab Kris menanggapi saran Liora.

"Kalau begitu kamu tinggal mencari wanita yang tepat, mudah kan?" ucap Liora lagi.

"Kamu fikir mencari pasangan yang tepat itu mudah? Otakmu memang terlalu dangkal untuk orang genius sepertiku" ucap Kris membanggakan diri.

"Kalau begitu fikirkan saja sendiri, lebih baik diam dari pada berdebat dengan lelaki aneh sepertimu" ucap Liora sinis.

Mereka pun bergulat dengan aktivitas nya masing-masing, Kris yang memikirkan jalan keluar dari masalahnya, dan Liora yang bermain dengan Handphone kesayangan nya.

Tiba-tiba, muncul ide di kepala Kris.

"Aku sudah menemukan solusi dari masalah ini" ucap Kris girang.

"Aku tidak yakin solusi yang kamu dapat adalah solusi yang bagus" cibir Liora menanggapi.

"Ini adalah solusi terbaik dari masalah ini, karena aku sudah menemukan wanita yang tepat untuk menjadi pasanganku, mau tau siapa wanita itu?" ucap Kris yang membuat Liora penasaran.

"Beritahu padaku siapa wanita yang tepat itu, hm?" tanya Liora.

"Wanita itu tidak jauh dari sini, memang sih tidak secantik wanita Korea, tapi lumayanlah" ucap Kris mendefinisikan wanita itu.

"Tinggal menyebutkan namanya saja susah, pakai menjelaskan tentangnya segala" sinis Liora.

"Liora" ucap Kris.

"Apa? sudah kubilang jangan terlalu bertele-tele, tinggal sebutkan namanya saja" kesal Liora.

"Liora" ucap Kris lagi.

"Kamu ini benar-be.." 

"Orang yang tepat itu adalah kamu, Liora!" ucap Kris mantap.

Uhuk Uhuk , Liora terbatuk setelah mendengar perkataan Kris.

"Apa kamu sudah gila? Aku ini asistenmu bukan pasanganmu" ucap Liora tegas.

"Mulai sekarang kamu adalah pasanganku, dan sebagai asisten kamu harus menurut dan tidak boleh membantah!" tegas Kris dengan wajah yang tersenyum kemenangan.

"Enak saja kamu mengklaim seperti itu, pokoknya aku tidak mau!" ucap Liora dengan nada tinggi.

"250 juta saat ini juga, bagaimana? Masih mau menolak, hm?" ucap Kris enteng.

Liora hanya diam dan merutuki dirinya. Mimpi apa dia sampai bisa menjadi pasangan dari laki-laki aneh seperti Kris.

"Oke, tapi ingat!! Ini hanya salah satu pekerjaanku sebagai asistenmu, tidak lebih!" ucap Liora tegas.

"Lagipula siapa yang mau menjadikan wanita aneh sepertimu sebagai pasangan, halu!" ucap Kris sinis.

"Kasihan sekali wanita yang menjadi jodohmu, pasti dia akan gila menghadapi lelaki aneh sepertimu" Jawab Liora tak kalah sinis.

"Yang ada dia akan beruntung memiliki jodoh yang tampan dan mapan sepertiku, memangnya kamu, dasar asisten gila. Lebih baik kamu pulang saja, dari pada lama-lama membuatku gila" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir.

"Memang kamu sudah gila, dan tanpa kamu suruh pun aku akan pergi. Bye!!" ucap Liora kemudian pergi meninggalkan Kris.

"Benar-benar orang yang tepat" ucap Kris sambil mengukir senyum manis di wajah tampan nya.

_Keesokan Harinya_

Liora sedang menyiapkan makanan bersama ibunya. Menu sarapan hari ini adalah tumis kangkung dan telur dadar. Meskipun sederhana, Liora selalu bersyukur atas semua nikmat yang Tuhan berikan kepada nya.

Drrtt Drrtt.

Suara getar terdengar dari Handphone Liora, menandakan ada sebuah pesan masuk. Liora pun langsung melihat siapa yang mengirim pesan.

"Kris? apa dia ingin menyuruhku membuatkan sarapan lagi?" tebak Liora. Tanpa menunggu, Liora pun langsung membuka pesan dari Kris.

[ Datanglah sebelum jam 2 nanti, jangan sampai telat, atau aku akan menghukum dirimu ]

"Dia fikir dia siapa menyuruhku begitu, huhh menyebalkan" ucap Liora di sela-sela membaca.

[ Berpakaian lah yang rapih, jangan seperti domba yang belum mandi. Tidak usah berdandan terlalu menor!! ]

"Arghh dia memang menyebalkan!" gerutu Liora sambil memukul Handphone nya.

waktu berjalan begitu cepat.

Jam menunjukan pukul 13.00, Liora sedang bersiap-siap.

"Mana yang harus aku pakai untuk bertemu dengan orangtua Kris? Ah sudahlah, menjadi diriku sendiri lebih baik" Ucap Liora sambil memilih baju yang akan ia kenakan.

"Perfect" ucap Liora di depan cermin.

Dia mengenakan celana panjang berwarna hitam di padukan dengan kaos putih yang dilapisi dengan cardigan bulu yang menghiasi tubuhnya.

Dengan sedikit polesan make up membuatnya semakin terlihat menawan.

"Bu, aku akan pergi ke rumah Kris. Ibu jaga diri baik-baik ya" pamit Liora sambil mencium tangan ibu nya.

"Iya nak, kamu juga hati-hati" balas sang ibu.

Liora pun pergi meninggalkan rumah, menuju rumah Kris dengan ojek online yang sebelumnya telah ia pesan. Di sinilah dia sekarang, rumah mewah berwarna putih yang hanya dihuni 1 orang laki-laki.

Tok tok tok.

"Masuk, pintunya tidak terkunci" teriak Kris dari dalam rumah. Liora pun masuk ke dalam rumah, dia mendapati Kris sedang duduk sambil memainkan Handphone nya.

"Dimana ibumu?" tanya Liora spontan.

Yang ditanya pun menoleh, Kris tidak langsung menjawab, dia melihat penampilan Liora dari atas sampai bawah. Dia sedikit dibuat terpesona oleh Liora, tetapi rasa gengsi membuatnya menahan diri.

"Masih di jalan, sebentar lagi akan sampai. Duduklah, jangan berdiri seperti patung, tidak cocok" jawab Kris datar.

Mereka berdua sama-sama diam, tidak ada yang membuka suara. Tiba-tiba, terdengar ketukan dari arah luar.

Tok tok tok.

"Kris ini mama dan papa sayang" ucap Rena dari arah luar.

"Iya ma, sebentar" jawab Kris dari dalam.

"Dengar, bersikaplah seolah-olah kita adalah sepasang kekasih, kamu mengerti kan?" ucap Kris pelan.

"Iya aku mengerti" jawab Liora.

Mereka berdua pun berjalan ke arah pintu, membukakan pintu untuk orang tua Kris. Terlihatlah orang tua Kris, dengan dua koper yang ada di samping mereka.

"Kris, mama papa kangen banget sama kamu" ucap Rena kemudian memeluk Kris bergantian dengan papa nya.

"Kris juga kangen sama mama papa" jawab Kris.

"Eh, siapa dia? Cantik sekali" tanya Rena sambil melihat ke arah Liora.

"Kenalin ma pa, dia Liora, pacar Kris" ucap Kris sambil mengenalkan Liora.

"Liora tante, om" ucap Liora dilanjutkan mencium tangan orang tua Kris.

"Jadi ini calon menantu papa" ucap Fahri, ayah Kris.

Liora yang mendengar kata 'menantu' pun sedikit kaget. Bagaimana bisa dia dan Kris menikah? sedangkan hubungan mereka hanya pura-pura.

Melihat raut wajah Liora yang berubah, Kris mengalihkan pembicaraan.

"Kita lanjutkan mengobrol di dalam saja, tidak baik mengobrol di pintu seperti ini" ucap Kris kemudian masuk dengan membawa koper milik ibunya.

Setelah sampai di ruang tamu, mereka kembali bertanya tentang hubungan Kris dan Liora.

"Jadi bagaimana hubungan kalian selama ini?" tanya Rena dengan senyum manisnya.

"Kami baik-baik saja ma, tidak ada yang perlu di khawatirkan, benarkan sayang?" ucap Kris meminta jawaban Liora. Liora yang dipanggil seperti itu pun menjadi salah tingkah.

"Ehh, iya tante hubungan kami baik-baik saja, Kris adalah lelaki yang sangat baik" jawab Liora menanggapi.

"Baguslah kalau begitu" ucap Rena senang.

"Kalau begitu kapan rencana kalian untuk menikah?" tanya Fahri to the point.

"MENIKAH?" ucap Kris dan Liora bersamaan.

"Kenapa kaget begitu, sudah sewajarnya kalian memikirkan kejelasan hubungan kalian, tidak baik pacaran terlalu lama, iya kan ma?" ucap Fahri meminta persetujuan Rena.

"Iya, papa kamu memang benar, tidak baik lama-lama berpacaran" ucap Rena.

Kris dan Liora saling pandang, seakan-akan saling bertanya "Bagaimana ini?" sambil menaikkan alisnya.

                          

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status