Share

Two

kringg kringg kringg.

Suara alarm yang keras membangunkan lelaki tampan yang sedang tertidur pulas. Benar, lelaki itu adalah Kristaldo, atau yang kerap di panggil Kris.

Kris mulai membuka mata indahnya, melihat cahaya matahari yang menyoroti wajah tampannya. Ia kemudian bergegas ke kamar mandi, melakukan ritual pagi yaitu mandi.

Kris hanya tinggal sendiri di rumah besar itu, kedua orang tua nya ada di Los Angeles karena ada urusan perusahaan.

Setelah siap, Kris turun ke lantai bawah untuk makan, tetapi, yang dia dapatkan hanya sepotong roti sisa kemarin?

"Astaga, kalau begini apa yang harus aku makan?" gumam Kris. Lalu, Kris ingat bahwa dia sekarang mempunyai seorang asisten.

"Aku kan punya asisten, kenapa harus bingung coba. Ahh ini otak kenapa baru fungsi sih" gerutu Kris pada dirinya sendiri.

***

Sedangkan di tempat lain, ada seorang gadis yang sedang mencari info lowongan pekerjaan.

Siapa lagi kalau bukan Liora.

"Ternyata mencari pekerjaan itu sulit juga ya" ucap Liora.

"Mencari pekerjaan itu memang sulit, tapi kalau tetap berusaha dan selalu berdo'a, pasti akan di permudah" nasehat Dian, ibunda Liora.

Perlu di ketahui bahwa Liora hanya tinggal bersama ibunya, ayahnya sudah meninggal saat Liora berumur 10 tahun. Inilah yang membuat dirinya harus bekerja, agar ia dan ibunya bisa terus bertahan hidup.

"Apa masih belum dapat pekerjaan yang pas?" tanya Dian.

"Belum Bu. Hmm, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dengan ibu" ucap Liora ragu.

"Bicaralah nak" .

Dengan jujur, Liora menceritakan kejadian yang terjadi kemarin. Mulai dari ia di tuduh mencuri, datangnya lelaki misterius, hingga perjanjian yang ia sepakati dengan Kris.

Mendengar hal itu, Dian sedikit kaget.

Bagaimana bisa putri satu-satu nya itu bisa di tuduh mencuri, dan menjadi asisten orang tidak di kenal selama 1 tahun?

"Maaf karena baru mengatakan hal ini, tapi ibu tidak perlu khawatir, lelaki yang bernama Kris itu sepertinya lelaki yang baik, buktinya dia mau membantuku membayar ganti rugi sebesar 250 juta, jadi ibu tenang saja. Aku janji akan menjaga diri" ucap Liora meyakinkan sang ibu.

"Hmm, baiklah nak. Ibu percayakan semua padamu, tetapi kamu harus tetap berhati hati, bagaimanapun juga kita tidak tau seperti apa Kris itu" ucap Dian menasehati Liora.

Tiba-tiba, ponsel yang di pegang Liora bergetar, menandakan ada panggilan yang masuk.

"Nomor tidak di kenal" ucap Liora sambil melihat nomor baru di layar HP nya.

"Angkat saja dulu, siapa tau memang penting" ujar Dian.

Tanpa babibu, Liora pun mengangkat panggilan itu.

"Hallo, siapa ya?" tanya Liora di dalam panggilan.

> "Aku Kris, datanglah ke rumah, ada yang harus kamu kerjakan" ucap Kris di sebrang sana.

"Baiklah, aku akan segera ke sana" jawab Liora.

> "Hm, cepatlah" perintah Kris lagi. Ia langsung memutuskan panggilan sepihak.

"Siapa nak?" tanya Dian.

"Kris Bu, lelaki yang aku ceritakan tadi. Dia memintaku pergi ke rumahnya, dia bilang ada yang harus ku kerjakan" jawab Liora.

"Ya sudah, lebih baik sekarang kamu pergi. Tidak baik membuat orang lain menunggu" saran Dian yang mendapat anggukan dari Liora.

Setelah itu, Liora bergegas pergi menuju rumah Kris. Dia tidak memiliki kendaraan untuk bepergian, karena itu dia harus memesan ojek online agar bisa sampai lebih cepat ke rumah Kris yang cukup jauh. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, Liora pun sampai di rumah yang kemarin menjadi saksi perjanjian antara ia dan Kris.

Tok tok tok. Liora mengetuk pintu rumah itu. Tetapi tidak ada jawaban dari orang di dalam rumah itu.

"Kris!! Bukakan pintunya!" teriak Liora dari luar.

Pintu pun terbuka, menampakan Kris yang hanya memakai celana pendek dan kaos hitam yang melekat pas di tubuhnya. Dengan muka tampan dan rambut seperti idol Korea, membuat siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh hati padanya.

"Tidak usah berteriak, kamu membuat seisi rumah sakit telinga karena suaramu yang cempreng itu" oceh Kris dengan muka datar.

"Itukan salahmu yang tidak mau membuka pintu, lagipula di rumah ini sepi tidak ada siapa-siapa" jawab Liora dengan nada sedikit tinggi.

"Terserah" ucap Kris kemudian masuk ke dalam.

Mau tidak mau Liora pun mengikuti Kris di belakang. Setelah sampai di ruang tamu, Liora duduk tanpa mendapat perintah dari Kris.

"Siapa yang menyuruhmu duduk?" tanya Kris datar.

"Lalu? aku harus berdiri seperti patung?" timpal Liora.

"Aku menyuruhmu kesini untuk bekerja, bukan untuk duduk santai" ucap Kris sinis.

"Baiklah baiklah, lalu apa yang harus aku kerjakan Tuan Kris yang terhormat?" ucap Liora dengan suara yang di buat buat seperti seorang pelayan.

"Tidak usah memanggilku tuan, umurku masih 20 tahun, tak beda jauh darimu" ucap Kris malas.

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Mas Kris? Pak Kris? atau Kakek Kris?" ucap Liora sambil tertawa.

"Diamlah, tidak lucu. panggil aku Kris saja. Dan tugasmu sekarang adalah membuatkan sarapan untukku, jangan terlalu pedas dan jangan terlalu asin" perintah Kris untuk Liora.

"Hanya karna itu kamu memanggilku kesini? kenapa kamu tidak pesan go food saja, apa susahnya sih, tinggal klik langsung beres" oceh Liora sebal.

"Kalau begitu untuk apa aku menjadikanmu asistenku? untuk rebahan?" timpal Kris menohok.

"Iya iya, kamu itu laki-laki apa perempuan sih, cerewet banget" ucap Liora.

"Sudah, cepat buatkan aku makanan, dapurnya ada di sana, bahan-bahan nya ada di kulkas" ucap Kris sambil menunjuk ke arah dapur.

"Iya iya" ucap Liora kesal, kemudian pergi ke arah yang Kris tunjukkan.

"Dasar perempuan aneh" gumam Kris.

Tidak butuh waktu lama bagi Liora untuk membuat sarapan, karena dia sudah terbiasa dalam melakukan pekerjaan rumah. Di usia ibunya yang tak lagi muda, dan ibunya juga memiliki penyakit kanker, siapa lagi yang melakukan pekerjaan rumah selain Liora?

"Kris!!" panggil Liora dari meja makan.

Tidak butuh waktu lama, Kris datang dengan muka datar khasnya.

"Apa sudah matang?" tanya Kris yang mendapat anggukan oleh Liora.

Kris mulai mencicipi makanan yang di buat oleh Liora. Hanya makanan sederhana seperti Nasi goreng udang dan Chicken Krispy.

"Enak juga masakanmu, tidak salah aku menjadikanmu sebagai asistenku" puji Kris di sela-sela makannya.

"Diamlah, habiskan saja makananmu. Tidak usah heran, masakanku memang enak" ucap Liora membanggakan diri.

Kris pun memakan makanan nya sampai habis. Setelah selesai, mereka berdua pergi ke ruang tamu dan duduk. Bedanya, kali ini Liora tidak mendapat ocehan karena duduk tanpa perintah.

"Apa ada lagi yang harus ku kerjakan?" tanya Liora sambil men-scroll Ig nya.

"Sepertinya tidak" jawab Kris.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi" ucap Liora sambil berdiri.

"Mau kemana?" tanya Kris datar.

"Pulang lah, untuk apa aku berlama lama di sini?" jawab Liora malas.

"Apa aku sudah menyuruhmu pulang?" tanya Kris dan Liora hanya diam.

"Duduklah, jika kamu pulang siapa yang akan aku beri perintah nanti?" ucap Kris lagi.

"Tidak jelas" respon Liora singkat. Dia pun kembali duduk dan membuka Handphone nya.

Drrtt drrtt.

Terdengar bunyi getaran dari Handphone Kris yang menandakan ada panggilan masuk, disitu tertuliskan nama 'Mama'.

"Hallo ma, kenapa nelvon?" tanya Kris.

> "Enggak Kris, mama cuman mau ngasih tau kamu sesuatu" ucap Rena, ibunda Kris.

"Ngasih tau apa ma? semua baik-baik aja kan?" tanya Kris dengan nada khawatir.

> "Iya sayang, semua baik-baik aja kok. Mama cuman mau bilang kalau besok mama dan papa akan pulang, sekitar jam 2 siang mama dan papa sampai di rumah, kamu masih ingat permintaan mama kan sayang?" ucap Rena di sebrang sana.

Deg.

Mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Rena, Kris langsung tegang dan gugup.

> "Kris" panggil Rena.

"Eh, iya ma. Kris masih ingat kok, mama tenang aja" jawab Kris gugup.

> "Oke, see you tomorrow sayang" ucap Rena.

> "See you ma" ucap Kris di akhir kalimat.

Kris langsung tegang, memikirkan apa yang akan terjadi besok jika Rena tau yang sebenarnya. Melihat Kris bertingkah aneh, Liora jadi penasaran.

"Siapa yang menelvon? Kenapa kamu tegang begitu?" tanya Liora penasaran.

"Mama" jawab Kris dengan perasaan yang masih tegang.

"Lalu kenapa kamu tegang begitu? Apa ada masalah antara kamu dan ibumu?" tanya Liora lagi.

"Bukan hanya masalah, tapi bahaya" ucap Kris sambil memijat keningnya yang mulai pusing.

"Kamu ini bicara apa? bicaralah yang lebih jelas, aku tidak mengerti bahasa alien" ucap Liora sebal.

"Baiklah, akan aku beritahu padamu. Diam dan dengarkanlah baik-baik" ucap Kris serius.

Liora menunggu Kris melanjutkan ceritanya, sambil bergeser lebih dekat ke arah Kris agar bisa mendengar dengan lebih jelas.

"Jadii, bahaya yang akan datang adalah..."

                          

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status