Share

Four

"Kris, Liora. Kenapa malah diam begitu?" ucap Rena membuyarkan pandangan Kris dan Liora.

"Eh, tidak kok ma, kami hanya merasa sedikit malu saja hehe" balas Kris gugup.

"Jadi, bagaimana? Apa sudah ada rencana untuk menikah dalam waktu dekat ini?" tanya Fahri lagi.

"Maaf om, tante. Sebenarnya kami masih belum memikirkan tentang pernikahan, kami masih ingin seperti ini. Apa om dan tante keberatan?" ucap Liora memberanikan diri.

"Ah jadi begitu, ya sudah tidak apa-apa. Mama dan papa ngerti kok, iya kan pa?" ucap Rena meminta tanggapan dari Fahri.

"Iya, papa maklumi. Tetapi pesan papa, jika kalian berdua memang sudah siap dan yakin, segeralah berlanjut ke hubungan yang lebih serius" pesan Fahri untuk Kris dan Liora.

"Benar, mama juga sudah tidak sabar ingin menggendong cucu " timpal Rena girang.

"Mama, menikah saja belum sudah memikirkan perkara anak, malu tauu" rengek Kris seperti anak kecil.

"Kalau begitu segeralah menikah" goda Rena yang membuat Kris semakin sebal.

Sedangkan Fahri dan Liora hanya diam menyaksikan perdebatan antara ibu dan anaknya itu.

"Sudahlah, kami akan ke kamar. Kalian berdua jangan macam-macam, mengerti?" ucap Fahri kemudian berdiri. Disusul Rena yang juga berdiri.

"Iya iya, kami tidak akan macam-macam" ucap Kris dengan raut kesal.

"Liora, jika Kris macam-macam lapor saja ke om, biar nanti Kris om marahi, oke?" pesan Fahri ke Liora.

"Oke om" balas Liora sambil tersenyum.

Fahri dan Rena pun pergi ke kamar mereka. Kini di ruangan itu hanya ada Kris dan Liora.

"Haduhh kenapa jadi kacau begini sih" ucap Kris sambil memijat keningnya.

"Ini semua kan juga gara-gara kamu, pakai memintaku menjadi kekasih pura-pura segala" balas Liora kesal.

"Kenapa kamu jadi menyalahkanku? ini kan sudah tugasmu sebagai seorang asiten, ingat ya, sekarang ini kamu masih jadi asistenku, jadi hormatilah aku!" ucap Kris tegas.

"Cihh, seperti raja saja dia seenaknya memerintahku" ucap Liora pelan, tetapi masih di dengar oleh Kris.

"Apa kamu bilang?" tanya Kris datar.

"Eh hmm, aku hanya sedang memikirkan ibuku, iya ibuku" ucap Liora bohong.

"Aku tau kamu berbohong, jadi lain kali berkata jujurlah padaku!" ucap Kris dengan nada yang ditinggikan.

"Maaf" ucap Liora lirih. Dia menundukkan wajahnya, mood nya sedang tidak baik saat ini.

"Eh kamu kenapa, maafkan aku jika terlalu kasar padamu, aku tidak bermaksud melukai hatimu, sungguh" ucap Kris serius.

Dia jadi merasa bersalah kepada Liora. Bagaimanapun, dia lah yang sudah membawa Liora dalam masalahnya. Mereka berdua saling diam, tidak ada yang mau membuka suara. Tiba-tiba Liora izin untuk pamit.

"Aku ingin pulang, apa aku boleh pergi?" tanya Liora kepada Kris.

"Tentu, kamu boleh pulang" jawab Kris mengizinkan.

Liora pun berdiri, tapi sebelum itu datang Rena dari dalam kamar.

"Eh Liora sayang, mau kemana nak?" tanya Rena sambil berjalan mendekat ke arah Kris dan Liora.

"Liora pamit pulang tante, hari juga sudah sore, takut ibu di rumah khawatir" balas Liora sopan, dia kembali mengukir senyuman di wajah cantiknya.

"Kalau begitu biar Kris yang antar, tidak baik perempuan pergi sendiri, apalagi sudah sore dan langit mulai gelap" ucap Rena sambil tersenyum ramah.

"Eh tidak perlu tante, Liora bisa kok pulang sendiri" ucap Liora.

"Biar aku antar, benar kata mama, tidak baik perempuan pergi sendiri di sore hari seperti ini, lagi pula aku tidak mau terjadi apa-apa padamu" ucap Kris meyakinkan. Mendengar kalimat terakhir Kris, jantung Liora berdetak lebih kencang.

"Apa dia mengkhawatirkan diriku?" batin Liora.

"Liora" panggil Rena membuyarkan lamunan Liora.

"Ah maaf Tante, Liora tadi tidak memperhatikan" ucap Liora merasa bersalah.

"Sudah tidak apa, lebih baik kalian pergi sekarang" ucap Rena menyarankan.

"Baiklah ma, kami pergi dulu" pamit Kris.

"Iya, berhati-hatilah, tidak usah ngebut menyetirnya" pesan Rena.

"Kalau begitu Liora pamit tante, titip salam buat om ya tante" pamit Liora sambil mencium tangan Rena.

"Iya sayang, hati-hati" balas Rena.

Mereka berdua pun keluar dari rumah itu. Menaiki mobil milik Kris yang sudah terparkir di depan. Mereka berdua pergi menuju rumah Liora. Hanya ada keheningan di perjalanan, hingga Kris membuka suara.

"Dimana alamat rumahmu?" tanya Kris tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

"Di jalan Anggrek nomor 4" jawab Liora mengarahkan.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Liora. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil untuk di tempati Liora dan ibunya. Tanpa menunggu lama, Liora pun berniat keluar dari mobil Kris.

"Tunggu" ucap Kris menghentikan Liora.

"Ada apa?" tanya Liora.

"Hm, terimakasih untuk hari ini. Maaf telah membawamu dalam masalah pribadiku" ucap Kris tulus.

Liora yang mendengar ucapan Kris pun sedikit tidak menyangka,ternyata lelaki seperti Kris juga bisa bersikap lembut dan manis.

"Sama-sama. Tidak usah meminta maaf, lagipula ini sudah menjadi tugasku sebagai asistenmu bukan? Jadi tidak usah sungkan meminta bantuan padaku" ucap Liora dengan senyuman yang terukir indah di wajahnya.

"Hm, kamu memang asisten yang baik meskipun sedikit aneh" ucap Kris sambil cengengesan.

"Kamu juga tidak kalah aneh dariku. Sudahlah aku akan masuk, kamu pulanglah, sampaikan salamku untuk orang tuamu" ucap Liora yang mendapat anggukan dari Kris. Kemudian dia keluar dari mobil Kris.

Mobil Kris mulai menjauh dari rumah Liora. Dengan perasaan lebih lega dari sebelumnya, Kris pun sampai di rumah. Dia masuk dengan senyuman yang terukir di wajahnya.

"Sudah pulang Kris, eh kenapa kamu? kok senyum-senyum begitu?" sapa Rena saat Kris tiba di ruang tamu.

"Tidak ada apa-apa, cuaca nya membuat mood Kris naik saja, Kris ke kamar dulu ma" jawab Kris sambil pamit menuju kamarnya.

"Dasar anak muda, palingan juga karena Liora" tebak Rena yang pas sasaran hehe.

_Di rumah Liora_

Di kamar, Liora sedang memainkan Handphone nya. tiba-tiba saja dia teringat perkataan Kris tadi yang masih teringat jelas di fikirkan Liora.

*Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu*

*Aku tidak mau terjadi apa-apa padamu*

kata-kata itu terus melayang di fikirkan Liora.

"Ahh kenapa aku jadi memikirkan dia sih, Liora sadarlah!" gerutu Liora pada dirinya sendiri.

Kemudian dia membaringkan tubuhnya berusaha untuk tertidur, karena jam menunjukan pukul 21.15 WIB.

Pagi harinya, Liora melihat ibunya sedang duduk di ruang tamu sambil memegang sesuatu di tangannya. Karena Liora penasaran, dia pun pergi menghampiri ibunya.

"Ibu, apa yang sedang ibu lihat?" tanya Liora sambil mendekat ke arah ibunya.

"Oh Liora, kamu mengagetkan ibu saja. Kemarilah, ibu sedang melihat foto ibu dan teman ibu sewaktu masih SMA, kamu mau lihat?" jelas Dian.

"Waah ternyata ibu masih menyimpan kenangan lama ya, coba aku lihat" ucap Liora sambil melihat bingkai foto yang tidak terlalu besar.

Akan tetapi, ada yang aneh di foto itu. Liora terus berfikir sampai dia pun menemukan jawabannya.

"Bukankah ini.."

                        

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status