Beranda / Thriller / Streaming Neraka / Berkumpulnya Para Hantu

Share

Berkumpulnya Para Hantu

Penulis: Mega Kembar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-15 16:05:11

Tidak terasa seminggu berlalu sejak kejadian panas di ruang OSIS. Persiapan acara Halloween telah rampung dikerjakan setiap kelompok. Misalnya, pengurus stand konsumsi. Mereka mengolah jenis makanan dengan menyelipkan nuansa horor. Seperti kue tengkorak, jus darah, snacks serangga dan lainnya.

Bukan hanya tim konsumsi yang bekerja maksimal, tetapi bagian dekorasi pun menunjukan keahliannya. Halaman outdoor dirancang memukau dengan lampu hias dan kepala labu khas hantu Jack O'Lantern. Patung dan hiasan ala hantu-hantu Barat maupun lokal pun terpasang apik sepanjang taman sekolah.

Di stand permainan pula terdapat banyak game seru seperti Apple Bobing, Cermin Bloody Marry, Mummy Wrap dan lainnya. Di puncak acara ada pemburuan kotak misteri yang digabung dengan tradisi Track Or Treat.

"Kalian tidak pulang?" 

Kyler berdiri sambil menyampirkan ransel mewahnya di punggung. Rapat terakhir OSIS baru saja selesai. 

Meski pertanyaan tadi ditunjukan pada anggota OSIS yang tersisa di ruangan. Namun, tatapan Kyler hanya terpaku pada satu orang gadis.

"Tidak. Kalau pulang dulu nanti takut ketinggalan acaranya. Rumah kami jauh dari sekolah," sahut bendahara OSIS bernama Cerry Andriana.

"Oh, terus kostum hantunya? Kalian tidak akan pakai?" tanya Kyler lagi, sedikit berharap Aletta akan menjawabnya.

"Ada di tas. Nanti kita bisa pakai kamar mandi sekolah untuk gantinya."

Akan tetapi, harapan itu pupus ketika gadis lain yang menjawabnya. Kyler menghela napas, memilih untuk menyerah dan pergi saja. "Oh, oke. Aku pergi."

"Aletta ... kenapa diam saja? Takut sama Kyler, ya?" 

Pertanyaan Zaneta membuat langkah kaki Kyler melambat. Penasaran juga ia akan pendapat Aletta tentangnya.

"Bukan begitu. Aku hanya risih saja. Ketua sepertinya membenciku."

Kyler meruntuk. "Dasar gadis polos. Aku seperti ini karena menyukaimu."

Tidak ingin larut dalam kesedihan, Ketua OSIS pun kembali melanjutkan perjalanan. Tidak lagi memiliki mood untuk menguping pembicaraan tiga siswi di belakangnya. 

***

"Lucian ... Kostum ini bagaimana? Apa cocok untukku?" 

Setelah kejadian di ruang OSIS, Kyler memutuskan mengajak kedua temannya ke tempat penyewaan kostum hantu. Sebenarnya ini adalah ide Valen yang merengek tidak mempunyai pakaian untuk ke festival.

"Luci ... Lucian ...." Valen terus memanggil-manggil nama Kyler, tetapi sang empunya nama masih larut dalam angan.

"Woy, Buddeeeek!" teriak Valen membahana tepat di telinga Ketua OSIS.

Kyler terperanjat. "Berisik! Aku mendengarnya."

"Ya. Kalau dengar jawab, dong."

"Oke, apa?"

Meski dengan rengutan, tetapi Valen tetap menunjukan satu stel pakaian berwarna putih terang pada sahabatnya. Tidak lupa sepasang sayap berbulu dengan aksen senada.

Valen tersenyum cerah. "Kalau aku pakai kostum Angel ini bagus, tidak?"

"Hm ... bagus."

"Serius, Lucian. Aku tidak bisa terlihat buruk di depan para subscribers. Nanti viewers-ku menurun," rengek Valen berlinang air mata. Kumat sudah penyakit lebaynya.

Kyler menepuk jidat. "Aku serius, itu cocok untukmu. Matamu berwarna biru, bukan? Itu kuat dengan image Malaikat."

"Benarkah?" Valen berbinar-binar senang.

"Of course."

"Ya, terima kasih. Kamu memang sahabat terbaikku."

Valen berhambur memeluk erat tubuh Kyler sambil tertawa-tawa bahagia, mengabaikan keberadaan Wesley Guraxa yang mengernyit dengan kedekatan mereka. 

"Lepaskan bodoh! Orang lain bisa salah paham," hardik Kyler mendorong tubuh Valen menjauh.

"Oh, iya ... iya, Sorry."

Ketiga siswa itupun kembali sibuk memilih kostum hantu.

***

Malam Hari ....

Kerlap-kerlip lampu festival membuat Aletta mengukir senyum manis. Dengan mengenakan gaun putih panjang dan rambut tergerai bebas, Aletta siap untuk menyambut festival Halloween. Riasan di wajahnya memang di glamor seperti yang lain. Hanya tamburan bedak bayi dan lingkaran hitam di bawah mata. Tidak lupa menambahkan kesan darah di sudut bibirnya.

Benar, Aletta memilih mengenakan kostum hantu lokal asal Indonesia, yaitu Kuntilanak. Sungguh dirinya tidak tahu banyak mengenai kostum hantu lain, terlebih hantu yang berasal dari Negari Barat ataupun Timur. 

"Hei, Aletta ... Kemari!"

Mendengar namanya dipanggil, Aletta langsung menoleh ke asal suara. Terlihat seorang gadis bergaun merah muda di atas lutut. Selendang berwarna senada bertengger manis di lehernya. Di tambah riasan jempit unik berbentuk mahkota, menambah kesan imut, seksi dan mewah.

"Erna?!" panggil Aletta pada siswi bersoftlens merah delima. Dialah Erna Zee Asmila, teman sebangku Aletta sejak kelas satu.

Erna tersenyum, merangkul bahu Aletta akrab. "Dari tadi aku mencarimu. Ke mana saja?"

"Maaf, tadi aku sibuk dengan OSIS."

"Oh, terus sekarang sudah selesai?"

"Iya. Seperti yang kamu lihat."

Erna mengangguk mengerti, kemudian menggandeng tangan Aletta dan mengajaknya berkeliling menikmati festival Halloween yang telah dimulai. Sesekali dua sahabat itu berhenti untuk mencicipi hidangan yang disuguhkan sampai mereka tiba di stand permainan Cermin Bloody Marry.

Sementara itu, tak jauh dari sana Kyler menghentak-hentakkan kakinya penuh amarah. Bibirnya senantiasa mengumpat dan menggerutu kesal pada setiap siswa-siswi yang diam-diam membicarakannya.

Jelas saja, kostum yang dikenakan Kyler jauh dari image sombongnya. Bayangkan saja Ketua OSIS terbungkus dengan kostum hitam dan topeng kepala labu khas hantu Jack O'Lantern. Sosok legenda cerita rakyat yang konon arwahnya tidak diterima di Surga maupun Neraka.

"Katanya kalau kita berdiri di depan cermin terus memanggil nama Bloody Marry tiga kali, nanti kita akan diperlihatkan siapa jodoh kita di masa depan."

"Oh ya? Aku baru mendengarnya."

Suara itu membuat Kyler menengok ke asal suara, terlihat Aletta berbincang seru dengan siswi bergaun seksi.

Tunggu ....

Kostum hantu apa itu?

"Tapi mitosnya selama ritual tidak boleh melihat ke belakang," tutur Erna memberitahu aturan permainan Bloody Marry.

"Wow, menarik sekali," puji Aletta tersenyum lebar. "Tapi kenapa tidak boleh, ya?"

"Soalnya nanti Bloody Marry akan datang dan membunuh setiap orang yang melanggar peraturannya."

Erna mencoba menakuti-nakuti. Mimik wajahnya dibuat menyeramkan. Meski tentu saja gagal karena riasan make up tebal di wajahnya.

Aletta hanya terkekeh geli.

"Ck ... Bodoh sekali! Mitos begitu saja dipercaya." 

Aletta dan Erna tersentak dengan suara yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Keduanya menoleh untuk mendapati tiga orang siswa berjalan mendekat.

"Siapa, yah?" 

Erna mengenali dua dari mereka. Antek-antek dari Ketua OSIS, tetapi tidak untuk siswa terakhir yang mengenakan topeng labu. Namun, dari nada suaranya terasa familiar.

Di mana Erna pernah mendengarnya?

"Bodoh seperti biasanya, Zee," ejek Kyler.

"Tunggu! Suara ini ...." Erna berpikir keras, di detik kelima sorot matanya melotot sempurna.

"Kamu ... Kyler?"

"Berisik!" hardik Kyler membuka topeng labu-nya, membuat rambut merahnya berkibar tertiup angin malam.

"Ketua!" pekik Aletta sangat terkejut dengan penampilan Kyler yang tak biasa.

Aletta pikir Ketua OSIS itu akan mengenakan kostum yang menunjukan keangkuhannya. Mungkin kostum Vampire atau Drakula akan cocok untuknya karena itu menunjukan fitur wajah.

"Apa?" ketus Kyler menatap tepat iris manik terang Aletta yang menanggalkan kacamata bulatnya. Jujur saja, Kyler terkesima oleh kecantikan siswi berkostum Kuntilanak itu.

"Kamu juga akan meledek kostumku?" tuduh Kyler. 

Aletta terperanjat. "T-tidak. Maksud saya ... Saya_____"

"Alahhhh, basi," sela Kyler memotong pembelaan Aletta yang kini tertunduk sendu.

Di sisi lain, Erna yang tidak terima dengan bentakan itu langsung melotot bengis, mencengkram kerah pakaian hitam Ketua OSIS.

"Hei, bisakan tidak perlu asal menuduh,  Bajingan?!"

"Kenapa kamu yang sewot? Ada masalah dengan gaya bicaraku?" Kyler ikut tersulut emosi, membuat suasana semakin memanas.

"Sudah, Erna. Aku baik-baik saja," bujuk Aletta berusaha menenangkan sahabatnya.

"Tidak bisa begitu, Aletta. Aku tidak terima kamu dimarahi oleh pemuda norak ini."

Bagai menaburkan minyak dalam api, raut wajah Kyler semakin berkerut marah. 

"Bercermin dulu sana. Penampilanmu juga norak. Ini tuh festival Halloween, bukan fashion show. Kamu seharusnya memakai kostum hantu bukan gaun mini, Dasar Cabe!"

"Dasar Kuper!" raung Erna ganas. "Ini tuh kostum Les Dames Balances. Hantu dari Prancis. Kamu saja yang mainnya kurang jauh. Mengaku saja anak Miliarder, tapi ke luar Negeri saja tidak pernah." 

"Sialan! Apa maksudmu?" bentak Kyler murka. Jebol sudah batas kesabarannya.

"Apa?" tantang Erna tak kalah galak.

Kyler berdecih. "Kalau bukan seorang gadis, aku sudah menghajarmu."

"Sini, kalau berani ... Pengecut!"

"Cukup, Erna. Ayo, kita pergi dari sini!" 

Alettamenyeret sahabatnya pergi, meninggalkan Kyler yang mengepalkan tangan kuat.

***

 Waktu terus berlalu, tak terasa festival sekolah telah mencapai puncak acara. Kini hanya tinggal satu permainan lagi yang tersisa yaitu Track or Treat.

Permen atau Jail adalah sebuah permainan yang sering dilakukan anak-anak saat Halloween berlangsung. Caranya dengan berkeliling di setiap rumah untuk meminta permen, jika tidak dikasih mereka akan mengacau.

Game terakhir ini dirancang khusus oleh Kyler yang telah menyuruh anak buahnya untuk menyebarkan kotak misteri berisi voucher hadiah ke beberapa rumah dekat sekolah. Nantinya para peserta akan meminta kotak tersebut dengan imbalan melakukan apa saja yang diperintahkan sang tuan rumah. Tidak semua orang akan mengikuti permainan ini. Peserta dipilih dari pemenang kostum terbaik.

"Oke, semua peserta sudah berkumpul. Aku akan membacakan pembagian kelompok timnya."

Kyler mulai membacakan nama-nama kelompok yang terdiri dari tiga orang. 

"Erna dari kelas 11 IPA-2, dan Aletta dari kelas yang sama ...."

"Yes, kita satu kelompok." Erna berhambur memeluk Aletta dengan perasaan bahagia. Akan tetapi ....

"Lalu, aku dari kelas 11 IPA-1."

... Kebahagiaan itu sirna saat mengetahui anggota ketika yang tak lain adalah Ketua OSIS yang dimusuhinya.

"Apa? Apa maksudnya 'AKU'? AKU siapa?" tanya Erna beruntun. Mengenyahkan pikiran buruk yang mulai bersarang. Berharap apa yang ada di pikirannya salah tentang Kyler yang masuk ke kelompoknya.

Kyler menghela napas. Ia akui sangat senang bisa satu kelompok dengan Aletta. Memang ialah yang mengusulkan pada panitia acara untuk menyatukan dirinya dengan Sekretaris OSIS agar bisa dekat dengan pujaan hatinya. Namun, tidak dengan Erna.

Kyler pun tak mau satu kelompok dengan gadis cerewet itu. Tahu begini mending ia satu tim dengan Valen. Namun, sahabat kecilnya itu sudah masuk kelompok Ben.

"Ya aku ... Kyler Lucian Maghata."

"Tidak! Aku tidak setuju. Aku tidak mau satu kelompok dengan manusia sok kecakepan sepertimu," tolak Erna mengernyit jijik.

"Maaf, tapi aku juga tidak setuju."

Seorang siswi berkostum Bloody Marry ikut mengacungkan tangan. Menolak keras hasil keputusan kelompok yang dibacakan Kyler. Di samping itu, Ketua OSIS pun mengerutkan alis heran karena tidak mengenalinya.

"Siapa kamu? Kenapa berani membantah perkataanku?" sentak Kyler menatap tajam siswi yang berdiri di dekat Valen.

"Loh, Lucian. Karin kan satu SD dengan kita. Dia juga teman SMP-mu, bukan?" tanya Valen innocent.

"...."

"Dasar sombong! Masa teman sendiri saja tidak kenal," cibir Erna mengejek.

"Sudah tidak usah berdebat lagi! Permainan akan segera di mulai," ujar Ben menengahi situasi.

Mereka pun mulai berpencar.

Let's start this game!

Bersambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Streaming Neraka   Selamat Datang Di Neraka

    "Kyler ... Kyler!" Kyler mengerjapkan kedua bola matanya. Cahaya terang yang tiba-tiba masuk rentinanya, membuat Kyler hanya mampu membuka tutup matanya, membiasakan diri dari sinar terang entah dari mana.Suara-suara bising orang-orang memanggil namanya, samar-samar mulai tertangkap indera pendengaran Kyler. Sebelah pipinya tampak memanas, perih seolah sudah ditampar beberapa kali."Kyler ... bangun, ooy. Mau tidur sampai kapan? Bukankah kamu ada rapat Osis. Ayolah bangun."Itu Suara Valen, pikir Kyler yang belum bisa membuka matanya. Syukurlah jika pemuda urakan itu sudah ditemukan. Akan tetapi, itu tidak lebih baik ketika Valen mengetahui kebenaran tentang Erna. Sungguh, dapat Kyler duga jika Valen akan sangat terpukul jika mengetahu Erna yang merupakan gadis gebetannya itu telah mati tertusuk Ben, sahabat mereka sendiri. Tidak mau larut dalam pikitan tak berujung, Kyler pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuka kedua mata dengan sempurna agar dapat melihat dengan jelas.

  • Streaming Neraka   Jack O'Lantern

    Seorang pria paruh baya dengan hodie hitam yang menutup hampir sebagian besar wajahnya, berdiri dengan santai menatap tiga remaja yang bepenampilan berantakan dengan darah mengotori baju mereka. Jack tertawa pelan melihat raut terkejut di wajah ketiga manusia unyu di depannya, terutama ketika melihat wajah Kyler yang biasanya angkuh dan sombong, kini wajah itu kusut, tak ubahnya kaset rusak. "Kamu ... Pak tua, Sialan. Ke mana saja kamu selama ini? Jangan-jangan kamulah dalang dibalik pembunuh berantai ini?" tanya Kyler membuka suara, memecah keheningan di antara mereka dengan suaranya yang tak sopan, masih terkesan angkuh dan sombong. "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang kamu cari? " tanya Kyler lagi tidak puas dengan keterdiaman si Tuan Rumah. Nada suaranya kini merendah, tidak sekeras tadi."Kenapa anda mengurung kami di sini?" tanya Ben ikut bertanya. Meski perkataannya sopan. Namun, nada pemuda berjubah hitam itu sama menakutkannya dengan Kyler, Sang Ketua Osis yang memiliki

  • Streaming Neraka   Selamatkan Yang Tersisa

    Napas berderu saling bersahutan dengan degup jantung yang kian berdetak kencang. Keringat mulai membasahi, meluncur turun hingga dagunya. Rambut hitam panjang tergerai Indira kini mulai basah oleh keringat. Indira sesekali tampak mengangkat gaun putih panjangnya tinggi-tinggi.Gadis berkostum Kuntilanak itu tidak berani menengok belakang. Deru langkah kaki yang bersahutan sudah cukup sebagai tanda bahwa sosok bitam itu masih mengejarnya. Aletta mulai melambatkan laju larinya. Kaki jenjang putih Aletta mulai terasa pegal. Napasnya pun mulai tidak stabil. Namun, Aletta takut untuk berhenti bahkan hanya untuk menarik napas sejenak saja. Hal itu dikarenakan nyawanya kini bisa melayang kapan saja jika ia berhenti berlari. "Jangan lari, Aletta!"Kembali suara itu bergaung nyaring, semakin membuat nyali Aletta menciut. Suara serak khas pria dewasa yang menyuruhnya untuk berhenti berlari. Bahkan sesekali terdengar tawa mengerikan dari mulut sosok yang mengejarnya.Di kejauhan sana Aletta pu

  • Streaming Neraka   Kebohongan Berujung Maut

    Gaun putih panjangnya terseok-seok di lantai. Sesekali kain menjuntai itu menghambat langkah kakinya, sesekali ia tersandung meja dan kursi. Meski begitu, tak menyurutkan niat Aletta untuk terus berlari mencari seorang pemuda yang tadi meninggalkannya sendiri. Seorang pemuda yang kabur karena melihat mayat Karin di dalam kamar dengan bukti tulisan nama Kyler di cermin yang retak. Seolah-olah menegaskan, bahwa Kylerlah yang telah membunuh sosok Karin dan meninggalkan mayatnya di kamar seorang diri. Namun, Aletta yang telah selesai membaca buku di kamar itu, telah mengetahui apa yang menimpa mereka semua. Sejak awal mereka memang sudah terjebak dalam permainan Iblis yang mencoba mengambil jiwa mereka. Sendari awal memasuki rumah ini tidak jauh sebelum itu, sejak kegadungan di ruang Osis mengenai perbedaan pendapat antara Kyler dan Ben, semuanya sejak tersusun dengan rapi saat mereka menyetujui rencana Ketua Osis untuk mengadakan acara Halloween.Permainan Track Or Treat dengan hadiah

  • Streaming Neraka   Kerja Sama Leviathan

    Jack meronta, berusaha melepaskan rantai besi yang ada di lehernya, tubuh kurus keringnya pun terseok-seok, terseret oleh dua bawahan Lucifer yang menyeretnya kasar menuju tempat Leviathan berada. Jangan lupakan keringat yang membasahi wajahnya. Lucifer berjalan di depan. Sungguh, sebenarnya ia sangat malas mengunjungi kerajaan dingin Envy. Namun, mau bagaimana lagi, jiwa manusia yang dikirimkan Gabriel padanya membuat Lucifer mau tidak mau harus membereskan semuanya dengan kedua tangannya sendiri. Sambil berdecak kesal, Lucifer kembali meneruskan perjalanan menuju kerajaan Leviathan sambil memikirkan kejadian sebelumnya. Jujur saja, melihat sosok bercahaya Gabriel tadi membuat Lucifer mengingat saat ia berada di kelompok para Angelus ribuan tahun lalu. Namun, sifat sombongnya yang membangkang keputusan Sang Pemilik Alam Semesta, membuat ia diusir ke Neraka. Bukan Lucifer menyesali kejadian itu, sungguh tidak ada sedikitipun rasa penyesalan didirinya. Toh, ia sekarang juga sudah

  • Streaming Neraka   Menemukan Titik Terang

    Flashback beberapa puluh tahun sebelumnya ..."Hahaha, aku untung banyak!" Jack berlari sambil memainkan kantong kain berisi kepingan emas di tangannya. Hari ini, pemuda berpakaian hitam lusuh itu berhasil menipu para bangsawan dalam permainannya di Kasino. Dia tertawa sumringah dengan keberuntungannya yang memiliki otak cerdas, hingga berhasil mengelabui banyak orang. "Jack ... apa yang kau lakukan di sini?"Pemuda yang dipanggil namanya itu, menoleh untuk mendapati seorang gadis bergaun coklat lusuh tampak tergopoh berlari mendekat. Jack memasukkan kantong berisi kepingan koin ke dalam bajunya ketika sang kakak telah berdiri di depannya, sibuk mengatur napas yang tersengal-sengal. "Kak Violeta, ada apa?" tanya Jack pada satu-satunya saudara yang ia miliki. Gadis berambut panjang sepunggung yang terikat rapi. Kulit putih bersih bak porselen dengan mata jernih kecoklatan. Wajahnya manis khas perempuan jaman kerajaan."Kemana saja kau?" hardik Violeta bertanya berang. "Kau tau, Tu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status