Share

12. Melarikan Diri

“Kalau rencana pertama gagal, lo bisa lanjut ke rencana kedua. Gue punya sesuatu di sini,” ucap Steven sambil menggerakkan kedua tangannya di depan dada, seolah-olah dirinya adalah seorang pesulap yang sedang merapalkan mantra. Tepat ketika Kevin berkedip, di tangan Steven ada sebuah botol yang tidak Kevin kenali bentuk dan mereknya.

“Minuman? Saya harus minum itu biar dia mau sama saya? Semacam pelet cinta?” tanya Kevin polos. Wajahnya yang putih bersih tanpa bekas jerawat semakin bersinar saat cahaya matahari menerpanya dari arah jendela. Namun, Steven yang kesal dengan reaksi Kevin barusan hanya menggeleng.

No. Lo kira kita hidup di zaman apaan? Pakai pelet segala. Udah enggak zaman kali, Mas Bro. Gue punya koktail.”

“Hah? Apa itu? Cock tail? Buntut ayam?” tanya Kevin, mencoba mengartikan per kata ucapan Steven barusan. Pikirannya mengacu pada cock berarti ayam dan tail

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status