Review ya, Guys! Happy reading!
Untuk pertama kalinya Vier jatuh cinta. Untuk pertama kalinya dia menyatakan cintanya kepada wanita yang dicintainya. Dan untuk pertama kalinya, dia terluka karena cinta itu sendiri. “Seandainya aku bisa terlahir kembali di kehidupan yang selanjutnya, aku akan tetap memilih kamu menjadi perempuan yang aku cintai.”Kata demi kata yang dikeluarkan oleh Vier membuat ketukan di hati Violet. Vier sepertinya tidak mengharapkan sebuah jawaban karena yang dia butuhkan sekarang adalah dia mengatakan perasaannya kepada sang istri.Ironi sekali memang. Mencintai seorang istri adalah keharusan. Tapi ketika dia menyadari dia jatuh cinta, justru hubungan mereka harus diakhiri.Violet melepaskan pelukan Vier yang melingkupi tubuhnya. Dalam kegelapan ruangan, Violet tidak bisa melihat bagaimana raut wajah suaminya. Tapi itu bukan sebuah hambatan. Dia tetap berbalik dan dia hanya bisa menatap kegelapan di segala penjuru ruangan.“Abang membutuhkan jawaban dariku?” tanyanya setelah itu.“Aku tidak ingi
Hara tersenyum dengan riang setelah mengetahui jika Vier sudah menggugat cerai istrinya. Akhirnya, setelah dia merasakan penderitaan yang membuatnya hampir mati, hari kebahagiaan itu tiba. Habis gelap terbitlah terang, begitu kan kata pepatah. Maka setelah dia merasakan kepiluan karena ditinggalkan, sekarang dia bisa kembali mendapatkan kebahagiaannya kembali.“Sepertinya saya pernah melihat kamu.” Hara bertemu dengan seorang perempuan ketika dia berada di sebuah butik. Untuk merayakan kebahagiaannya, Hara berbelanja banyak barang untuk dirinya sendiri. Atau, dia juga harus membelikan untuk keluarga Vier sebagai tanda terima kasihnya sudah berada di pihaknya dan membantunya mewujudkan mimpinya.“Benarkah? Di mana?” tanya perempuan itu. “Itu mungkin di beberapa iklan?”“Benar, kamu adalah perempuan yang mengambil calon suami Violet.” Mendengar Hara mengatakan itu dengan gamblang, tentu saja Briana tampak kesal. Dia menoleh ke ruangan tersebut dan untungnya tidak ada yang memperhatikan
Violet menatap kaca spion untuk melihat Vier dan keluarganya yang masih berdiri di depan gedung pengadilan agama. Perempuan itu lantas menarik nafasnya panjang setelah mobilnya sudah berbelok dan meluncur cepat di jalanan. Tatapannya kini mengarah pada jalanan yang menikmati kesibukan kota Jakarta. “Aku puas banget lihat Hara yang wajahnya kayak pantat babi. Dia bener-bener tersiksa banget waktu lihat kamu pelukan sama Vier.” Candy yang sedang menyetir membuka suara lebih dulu. Mengingat perempuan yang selalu mencari keributan dengan sahabatnya itu rasa kesalnya menyeruak keluar. Benar yang dikatakan oleh Violet, Hara pasti sekarang sedang bertepuk tangan di belakangnya. Kemenangan ada di tangannya karena Vier dan Violet sudah bercerai. Bagi Hara, tidak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan melihat kehancuran hubungan kekasihnya dengan suaminya. Violet tidak menanggapi ucapan Candy. Pikirannya sibuk memikirkan hal yang lain. Kali ini dia benar-benar baru merasakan jika tidak ada
Hara bahkan tak bisa menyembunyikan keterkejutan karena ulah Vier yang diluar kendali. Selama sebelas tahun mereka bersama, dia tak pernah melihat Vier seperti itu. Dia pernah melihat Vier merokok saat mereka kuliah, tapi Vier menghentikan kebiasaan buruk itu. Hara bahkan mendukung keputusan Vier tersebut. Sekarang, karena Violet, lelaki itu bahkan mencoba sumber penyakit itu sekali lagi? Tidak, dia tak akan membiarkan itu terjadi.“Kamu mengajakku?” Hara membalas ucapan Vier. “Baiklah, ayo kita lakukan.” “Hara!” Ibu Vier panik ketika Hara sudah mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Vier menyeringai sedangkan Hara tampak ragu-ragu. Dulu dia pernah menggunakan cara itu. Hara yang berpura-pura merokok di depan Vier agar Vier menghentikan kebiasaan merokok tersebut. Dan karena itulahlah dia berusaha untuk tidak merokok di depan Hara. Tapi sekarang, ketika Hara akan melakukan itu, Vier sama sekali tak menahannya. Perasaan Hara kacau karena itu. Maka dengan tekadnya, Hara benar-b
Evan mungkin beranggapan jika usaha yang kuat untuk mendapatkan Violet kembali, akan membuahkan hasil. Nyatanya dia ditolak mentah-mentah. Sekali dia mengkhianati Violet, maka dia hanya akan menjadi ‘musuh’ perempuan itu. Kini wajah Evan tak secerah seperti tadi, ucapan Violet menyentil hatinya dan kegelapan merambat pada ekspresinya. “Tolong lepaskan!” Violet kembali bersuara. “Dan sekali lagi, tolong jangan ganggu saya. Kita dulu memang memiliki hubungan yang sangat special, tapi itu dulu sebelum kamu menghancurkan semuanya. Jadi, jangan lagi mengejar sesuatu yang sudah pernah kamu rusak.” “Kamu masih sombong meskipun kamu sudah menjadi bekas orang lain?” Evan mencibir kesal. “Kita semua tahu bagaimana skandal yang terjadi padamu. Kamu berpikir akan ada laki-laki yang bersedia bersamamu? Berterima kasihlah karena aku masih menawarkan sesuatu yang baik.”“Terima kasih.” Violet bahkan sedikit menundukkan kepalanya dengan sopan saat mengatakan itu. Sayangnya itu terlihat sekali jika
Abang, aku mendengarkan berita kurang baik tentang keadaan Abang. Ada apa? Kenapa Abang melakukan sesuatu hal yang buruk untuk tubuh Abang? Kalau Abang ingin membalas orang-orang yang memperlakukan Abang tidak adil, Abang membutuhkan tubuh Abang tetap sehat dan baik. Ayolah, Abang harus bangkit dan tunjukkan kalau Abang bisa hidup dengan baik. kalau kita tidak bisa bersama di kehidupan sekarang, maka mungkin saja kita akan bersama di kehidupan selanjutnya.’ Vier tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bangkit dari duduknya dan mencari Bibi. Perempuan itu ada di dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. “Di mana Bibi bertemu dengan dia?” tanyanya dengan menggebu.“Di Supermarket, Pak.” Hanya ada satu supermarket tak jauh dari kompleks Vier. Dengan cepat, dia mengambil kunci motornya dan pergi keluar. Tidak peduli dengan teriakan ibunya, lelaki itu justru segera menyalakan motornya dan pergi dari rumah. Dia mengharapkan akan bertemu dengan Violet. Tapi apakah mungkin perempuan itu masih
Vier sekarang sungguh berbeda. Lelaki itu kini seolah memiliki kekuatan besar untuk melawan semua orang dalam satu pukulan. Dia menjadi lelaki dingin yang tidak tersentuh. Tatapannya menunjukkan perlawanan yang cukup kuat. Vier yang dulu selalu tunduk dan patuh, kini sudah tidak ada lagi. Digantikan dengan Vier yang sedikit kejam. Jika mereka melawan Vier tanpa strategi, maka itu hanya akan menghasilkan kekalahan. Hara pasti akan menyesal dan sakit hati jika pernikahan itu batal. Mereka sudah berjalan sejauh ini untuk membuat Vier dan Violet akhirnya berpisah.“Vier.” Itu adalah suara ibu Hara. “Pesta itu adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah pernikahan. Itu adalah sebuah kenangan untuk kalian saat kalian tua nanti. Lagi pula, itu adalah hari bahagia kalian.”“Itu kebahagian kalian, bukan kebahagiaan saya.” Vier segera menyergap ucapan ibu Hara. “Saya tidak sedang bernego sekarang. Itu adalah sebuah keputusan. Saya tidak akan memaksa untuk kalian menerimanya.” “Baiklah.” Hara akhir
“Tolong jangan bertengkar di sini, Pak.” Karena suasana sudah tidak kondusif, akhirnya petugas KUA itu turun tangan. “Acara ijab qabul sudah selesai. Untuk selanjutnya, Bapak dan Ibu bisa menyelesaikan permasalahan kalian di rumah. “Surat-surat yang perlu tanda tangan juga selesai ditandatangani, jadi semua urusan sudah selesai.” Vier tampak puas dengan ucapan petugas KUA. Dengan peringatan yang diberikan oleh petugas, tidak ada dari mereka yang bersuara. Mereka tampak terkejut. Ingin sekali Vier meninggalkan tempat itu, namun dia masih tahu sopan santun. Maka mau tak mau dia tetap berada di kantor menyelesaikan sampai akhir. Empat saksi yang dibawa oleh pihak Vier dan Hara mungkin juga bingung dengan situasi yang kurang mengenakkan tersebut. Sayangnya, Vier sama sekali tak peduli. Hara yang masih terpukul dengan tindakan Vier yang ‘menolaknya’ itu hanya menampakkan wajah kusutnya. Tidak ada senyum sedikitpun di bibirnya. Cincin pernikahan yang akan dipasangkan di jari Vier masih a