Share

07. Milikku Selamanya

"Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan!" Freya mendorong tubuh Alex dengan sekuat tenaganya. dia berlari sekuat tenaganya menjauhi Alex.

Alex hendak mengejar Freya, tetapi langkahnya dihentikan oleh Renata yang sudah keluar dari ruang rapat. "Hentikan, Pak! Aku mohon jangan mengejarnya lagi! Tolong biarkan Freya menata hatinya kembali!" pinta Renata menatap Alex dengan tajam.

Renata tidak ingin mendapati sahabatnya kembali sedih karena dibayangi oleh Alex. Freya pasti terkejut karena perusahaan tempatnya bekerja sama dengan perusahaan Alex. Ternyata, langkah Freya bekerja kembali dapat menjadi bumerang baginya.

"Jangan ikut campur masalah rumah tanggaku! Kamu tidak tahu apa pun tentang hubungan kami!" tegas Alex pada Renata yang mendengus mendengar pernyataan Alex.

Alex segera mengejar Freya, tetapi wanita itu telah lebih dulu pergi menggunakan mobilnya. "Sial! Seharusnya aku mengejarnya lebih cepat!" gerutu Alex mengepalkan tangannya.

Sekretaris Alex yang bernama Felix menghampirinya. Alex menolehkan kepalanya seraya berpikir sebelum memberikan perintah pada bawahannya. "Aku ingin kamu mencari tahu tempat tinggal Freya, saat ini! Secepatnya kamu harus menyampaikan informasi ini padaku!" perintah Alex.

"Baik, Pak. Saya akan segera melaporkannya pada Anda!" jawab Felix yang langsung menghubungi seseorang untuk menjalankan perintah Alex. Walau pikirannya dilanda banyak pertanyaan tentang hubungan atasan dan istrinya, dia tidak berani mengutarakan pada Alex.

Alex semakin ingin menemui Freya, dia harus meminta istrinya untuk memikirkan kembali perceraian yang telah mereka sepakati. Pria itu mulai dibayangi oleh perasaan rindu pada istrinya. Ingin rasanya dia kembali memeluk Freya dengan erat dan menenggelamkan perasaan membuncah yang ada dalam hatinya.

'Freya! Aku tidak akan melepaskanmu, kamu adalah milikku selamanya!' gumam Alex dalam hatinya.

Sementara itu, Freya mengendarai mobilnya tanpa arah, dia tidak ingin kembali ke kantor. Akhirnya, dia memutuskan untuk menepikan mobil di sebuah taman yang terletak di tengah kota. Perasaannya sangat kacau karena bertemu kembali dengan Alex.

"Mengapa takdir terus mempermainkanku? Seharusnya aku tidak kembali bekerja, hal itu membuatku dapat bertemu dengannya lagi! Mengapa dia terus membayangi hidupku?" keluh Freya.

Freya duduk di sebuah bangku di taman. Dia melihat sebuah keluarga kecil di hadapannya sedang menikmati sore hari dengan gembira. Keluarga tersebut terdiri dari seorang Ayah, Ibu, dan anaknya. Mereka terlihat sangat bahagia.

'Andaikan aku memiliki anak, apakah Alex akan memberikan cintanya padaku?' batin Freya.

Wanita itu kemudian menggelengkan kepalanya. "Apa sebenarnya yang aku pikirkan? Tidak ada lagi jalan menuju kebahagiaan dalam pernikahan kami. Alex tidak mungkin memberikan cintanya hanya karena kami memiliki anak!" gumam Freya.

Freya ingat saat Alex terus mencecarnya dalam rapat, dia kesal sekali pada suaminya. Ingin rasanya dia menghajar pria angkuh itu. Dia pikir dengan menjadi rekan kerjanya dapat berbuat seenaknya pada karyawan sepertinya.

Saat masih berada dalam pikirannya, seseorang menepuk pundaknya dan menyodorkan sebotol air mineral. "Minumlah, Freya. Aku rasa kamu membutuhkan air untuk menetralkan perasaanmu," ucap Renata yang tersenyum pada sahabatnya. Freya mengambil botol air tersebut lalu menenggaknya dengan pelan.

Tadinya, Freya masih berusaha tegar, tetapi mendapati sahabatnya menyusulnya dia malah menitikkan air matanya. "Aku kesal! Mengapa aku tidak menyadarinya? Perusahaan Kingston! Perusahaan itu adalah milik keluarga Alex. Beberapa minggu ini, aku mengerjakan desain resort, tetapi aku sama sekali tidak menyadarinya. Bukankah aku bodoh?" racau Freya.

"Tidak! Aku juga yang salah karena sama bodohnya denganmu! Aku seharusnya menyadari kalau itu adalah perusahaan milik suamimu. Maafkan aku, Frey! Aku tidak tahu kalau akan jadi seperti ini!" sesal Renata pada sahabatnya.

Renata memeluk sahabatnya yang sedang menangis. Freya mengungkapkan semua kegelisahannya. "Tadi dia memelukku, Ren! Dia mengatakan ingin membicarakan sesuatu denganku! Saat itu, aku sedikit luluh dengan ucapannya. Namun, aku teringat kembali dengan wanita idaman yang Alex cintai," ungkap Freya.

Semenjak Freya mengetahui Alex memiliki idaman lain, Freya kehilangan kepercayaan dirinya. Freya belum bisa bangkit dari kenyataan itu. Pertemuannya dengan Alex membuatnya sedikit kehilangan pijakannya. Terlihat dengan jelas Alex bersikap biasa saja saat bertemu kembali dengan Freya.

"Aku merindukannya, Ren! Aku sangat merindukannya! Namun, aku tahu perasaan ini tidak akan pernah berbalas. Aku bagaikan pungguk merindukan bulan!" Freya menumpahkan semua perasaan yang ada dalam hatinya.

Renata menenangkan sahabatnya itu, dia tidak bisa melihat Freya terpuruk seperti ini. Saat masih menangis dipelukan Renata, tiba-tiba ponsel Freya berbunyi. Freya mengecek ponselnya, ternyata itu adalah panggilan dari Alex.

Freya menegakkan tubuhnya, dia menghapus jejak air matanya dan menerima panggilan tersebut. "Ya, ada apa?" tanya Freya berusaha berbicara dengan tenang.

"Apa? Baiklah! Aku akan segera ke rumah sakit!" kata Freya dengan terkejut, wanita itu kemudian berdiri dan menutup panggilan dari ponselnya.

"Ada apa?" tanya Renata pada Freya yang tampak panik. Terlihat raut kekhawatiran di wajah Freya.

"Kakek Brian masuk rumah sakit, aku harus segera menjenguknya. Alex mengatakan dia terus menyebutkan namaku," jawab Freya yang kemudian berjalan menuju mobilnya. "Kamu pulang ke apartemen saja nanti aku akan menyusul," ucap Freya pada sahabatnya.

"Ya, baiklah. Hubungi aku bila terjadi sesuatu," pesan Renata pada Freya yang bergegas masuk ke mobilnya.

Sepanjang perjalanan Freya mengingat kebaikan dari Brian yang merupakan kakek dari Alex. Beliau adalah sosok yang sangat menyayangi Freya. Alex menghubunginya untuk mengatakan Brian masuk rumah sakit karena sakit jantung yang dideritanya kembali kambuh.

Freya terus mendoakan kesehatan Brian. "Semoga Kakek baik-baik saja," gumam Freya sambil mempercepat laju mobilnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status