Share

08. Permintaan Kakek

"Bagaimana keadaan Kakek? Mengapa bisa hal ini terjadi padanya?" tanya Freya pada Alex yang sedang berdiri di luar ruangan ICU dengan cemas.

Alex menolehkan kepalanya menatap Freya. "Aku tidak tahu, dokter mengatakan sakit jantungnya kambuh. Pelayan menemukannya di dalam kamarnya," jawab pria yang masih memandangi wajah Freya dengan intens.

Freya melirik Alex yang terus menatapnya. "Ada apa? Apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Freya melihat pandangan mata Alex tertuju padanya.

"Kamu habis menangis? Apa ini semua karenaku, Frey?" Alex mengatakannya dengan penuh percaya diri. Dia yakin kejadian di ruang rapat menjadi alasan Freya menangis.

Alex menyadari kalau perbuatannya mencecar Freya dengan berbagai pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu. Tindakannya sangat kekanakan karena melihat Freya ada dihadapannya. Bahkan, bekerja di perusahaan kecil. Alex tidak menyukai Freya bekerja, dia terlihat begitu cantik dan mandiri sehingga membuat beberapa pria tertarik pada istrinya.

"Jangan terlalu percaya diri. Aku menangis karena mengkhawatirkan keadaan Kakek Brian. Seharusnya kita menjaganya dan tidak membiarkannya tinggal sendiri," kilah Freya. Dia tidak ingin Alex mengetahui kalau dirinya menangisi Alex.

'Bisa besar kepalanya kalau tahu tadi aku menangisiny,' gerutu Freya dalam hatinya.

Dokter keluar dari ruangan ICU, dia telah memeriksa kondisi Kakek Brian. Alex melangkah maju menghampiri dokter. "Bagaimana keadaan Kakek saya?" tanya Alex dengan rasa cemas.

"Keadaan beliau sudah stabil dan sudah sadar, tetapi tadi dia terus memanggil nama Freya. Sebaiknya, Nona Freya segera menemui beliau." jawab dokter melihat ke arah Freya, dia yakin kalau wanita yang berada di hadapannya adalah Freya.

Freya menganggukan kepalanya. "Boleh aku masuk ke ruangan untuk melihat Kakek? tanya Freya pada dokter.

"Silakan, sepertinya beliau sudah menantikan kehadiran Anda," jawab dokter yang masih ingin berbicara tentang kondisi Brian pada Alex.

Freya memasuki ruangan, dia melihat Brian dengan berbagai alat ditubuhnya. Wanita itu menangis melihat keadaan kakek mertuanya. Brian selalu baik pada Freya, pernikahannya dengan Alex terjadi karena Brian yang ingin menjadikan Freya sebagai cucu menantunya.

"Kakek, apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu bisa seperti ini?" Freya memegang tangan Brian yang terasa hangat. Perasaan Freya sangatlah lembut, dia sangat mudah tersentuh pada kejadian yang membuatnya sedih.

Brian membuka matanya perlahan. "Freya Sayang, apakah itu kamu?" tanya Brian dengan perlahan. Freya mendekatkan dirinya pada Brian.

"Ya, Kek. Aku di sini, maafkan aku, baru datang untuk menjengukmu. Aku adalah menantu yang buruk karena tidak mengetahui kalau Kakek sakit," gumam Freya dengan parau.

"Jangan berkata seperti itu, kamu adalah cucu menantuku yang sangat aku sayangi. Aku yang tidak hati-hati hingga terjatuh di kamar," ucap Brian yang menyembunyikan penyakitnya dari Freya.

Pria tua itu membelai rambut Freya. Saat itu, Alex datang dan melihat interaksi keduanya. Alex terkadang sangat kesal dengan Brian yang sangat menyayangi Freya. Namun, melihat kedua orang yang dia sayangi hampir meninggalkannya Alex menepis rasa kesal yang bercongkel di hatinya.

Dokter mengatakan kalau Brian harus melakukan operasi pemasangan ring di jantungnya. Kondisi penyakitnya sudah sampai tahap memerlukan operasi tersebut. Jika tadi terlambat sedikit saja membawa Brian ke rumah sakit, besar kemungkinan Brian akan meninggalkan Alex selamanya.

"Freya, maukah kamu mengabulkan permohonanku?" pinta Brian pada Freya yang menatapnya sendu. "Aku ingin sekali kamu mengabulkan permintaan terakhirku, mungkin aku akan bahagia bila kamu dengan senang hati mewujudkan keinginanku," lanjut Brian.

"Jangan berkata seperti itu, aku akan mengabulkan permintaanmu. Akan tetapi, jangan pernah mengatakan kalau ini adalah permintaan terakhirmu! Kamu harus tetap bertahan dan sembuh dari penyakitmu," ucap Freya tidak menyukai perkataan Brian.

Wajah Brian menunjukan senyumnya. "Benarkah? Kalau begitu aku ingin kamu dan Alex memberikanku seorang cicit. Sudah sejak lama aku ingin melihat anak kalian. Aku mohon kabulkan permintaanku, Freya!" pinta Brian pada Freya.

Freya membulatkan matanya terkejut, dia tidak tahu harus menjawab seperti apa dengan permintaan Brian. Wanita itu ingin sekali menjawab bahwa dia akan memenuhi permintaan Brian. Namun, kenyataannya dia dan Alex akan segera bercerai. Bahkan, dirinya sudah pergi meninggalkan rumah mereka.

Tidak bisa dibayangkan bila Brian diberitahukan tentang keinginan mereka bercerai. Freya takut sakit yang diderita Brian semakin parah. Dia tidak menginginkan hal itu terjadi pada Brian. Terdengar suara langkah kaki Alex mendekati Freya. Laki-laki itu memegang bahu Freya. Dia meremas pelan bahu Freya dengan lembut.

"Tentu saja kami akan mengabulkan permintaanmu! Maka dari itu, aku harap kamu dapat lekas sembuh untuk melihat cicitmu. Aku ingin kamu menyetujui perkataan dokter yang meminta untuk dilaksanakan operasi pemasangan ring dijantungmu," ungkap Alex menyetujui perkataan lelaki tua yang terlihat melotot mendengar ucapannya.

"Operasi apa maksudmu?" tanya Freya menolehkan kepalanya ke arah belakang. Matanya menatap Alex dengan tajam.

Alex memandang tatapan Freya dengan sendu. Dia tidak ingin menutupi penyakit yang diderita oleh Brian. Freya juga berhak mengetahui tentang penyakit kakeknya. "Tadi aku berdiskusi dengan dokter, ternyata untuk dapat pulih dengan baik dibutuhkan operasi pemasangan ring. Namun, kakek menolaknya karena tidak menginginkan hal itu," jawab Alex dengan pelan.

Freya terkejut dengan perkataan Alex, dia menatap wajah Brian yang hanya menggelengkan kepalanya. Brian ingin menyembunyikan tentang penyakitnya dari Freya karena tidak ingin wanita itu khawatir dengan keadaannya. Bahkan, Brian telah memberitahukan dokter untuk tidak memberitahukan tentang penyakitnya pada Freya. Namun, cucunya sendiri yang mengatakan hal tersebut hingga Freya terlihay sangat khawatir.

Freya menitikkan air matanya, dia menangis dan merasa bersalah karena tidak peka terhadap penyakit Brian. Sebelum menikah, dia sudah diberikan pesan oleh kakeknya untuk menjaga Brian. Kenyataan ini sangat memberikan pukulan bagi dirinya. "Mengapa kamu tidak ingin mengatakan tentang penyakitmu padaku? Apa aku bukanlah orang yang pantas untuk mengetahuinya?" tanya Freya yang merasa Brian tidak ingin memberitahukan tentang penyakitnya.

"Bukan! Bukan seperti itu Freya, sayangku, aku minta maaf kalau kamu sampai berpikir seperti itu! Aku hanya tidak ingin kamu seperti ini. Kamu bersedih karena memikirkan tentang penyakitku," ungkap Brian yang memegang tangan Freya.

Freya masih menitikkan air matanya. "Aku akan mengabulkan permintaanmu bila kamu bersedia untuk melakukan pemasangan ring di jantungmu. Aku ingin kamu bisa bermain dengan cicitmu dan membersamaiku selama kehamilanku. Aku ingin kamu sehat kembali dan melihat aku mewujudkan permintaanmu!" ucap Freya dengan wajah sendu.

Brian menatap Freya dengan wajah yang berbinar, sejak lama dia menantikan kehadiran seorang cucu. Dia khawatir untuk menyinggung perasaan Freya bila memintanya langsung, kali ini dia memanfaatkan penyakitnya untuk meminta seorang cicit dari menantunya itu. "Terima kasih, Freya. Aku sangat menyayangimu," ujar Brian dengan senyumnya.

Freya tidak mengetahui di sampingnya Alex tersenyum penuh kemenangan. "Aku pastikan kamu akan kembali padaku, Freya."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status