Share

bab 8

Imran keluar rumah dan menghidupkan mesin mobil, disusul Alifah di belakangnya.

Tanpa keduanya ketahui, di balik pintu kamar, ada seseorang yang mendengarkan dengan hati yang semakin remuk redam.

Imran masih terduduk di sofa, matanya menatap lurus ke arah kamar. Ia sendiri bingung harus bagaimana. Masuk ke dalam kamar dan mengurus Nisa, atau masuk ke dalam kamar dan menyerahkan obat lalu kembali ke kamarnya. Membiarkan Nisa mengurus dirinya sendiri.

Kedua tangannya mengacak-acak rambutnya, ia benar-benar dilema kini. Matanya menatap plastik putih di meja, obat yang ditebus dari apotek sesuai anjuran Dokter Mimi. Mau diapakan obat itu.

Saat tengah dilema, pintu kamar terbuka. Nisa keluar kamar dan berjalan mendekati Imran. Lelaki itu salah tingkah saat Nisa menatapnya dengan penuh kasih.

“Mas ....” Nisa berjalan semakin dekat, lalu duduk di kursi yang berseberangan dengannya.

“Apa yang ada dalam pikiranmu, Nisa? Sejak kapan kamu tidak bisa mengurus diri sendiri?” bentak Imran. Nisa ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status