Jona merasa tegang saat ia mengetuk pintu rumah ayah dan ibu Bella. Hatinya berdebar keras saat menunggu respon dari dalam rumah. Setelah beberapa saat yang terasa seperti berjam jam baginya, pintu akhirnya terbuka, dan Bella muncul di baliknya.Bella menatap Jona dengan ekspresi campuran antara ketegangan dan kekecewaan yang dalam. "Apa yang kamu lakukan di sini, Jona?" tanyanya dengan suara bergetar.Jona menarik napas dalam dalam, mencoba untuk menemukan kata kata yang tepat. "Bella, aku datang untuk memberitahumu sesuatu yang penting. Aku punya bukti yang menunjukkan bahwa Norma telah berbohong tentang semuanya."Bella menatap Jona dengan ekspresi tidak percaya. "Bukti apa?" tanyanya dengan suara yang penuh ketidakpastian.Jona mengeluarkan hasil pemeriksaan medis dari Norma yang menunjukkan bahwa tidak ada tanda tanda kehamilan atau keguguran. "Ini... ini adalah buktinya, Bella. Norma nggak pernah hamil atau keguguran seperti yang dia katakan padamu."Bella merasa dadanya sesak s
Ronald duduk di sofa di rumahnya, membaca linimasa media sosialnya dengan santai. Namun, tiba tiba matanya tertarik pada sebuah komentar yang menarik perhatiannya. Komentar itu berasal dari Norma, yang tampaknya marah dan penuh dendam terhadap Bella dan Jona."Wah, apa ini?" gumam Ronald sendiri, membaca komentar Norma dengan seksama. "Sepertinya ada masalah besar di sini."Tidak butuh waktu lama bagi Ronald untuk memutuskan langkah selanjutnya. Dia mengambil ponselnya dan mulai mencari cari informasi tentang Norma. Setelah beberapa pencarian, dia menemukan profil Norma dan mengetahui beberapa informasi tentang kehidupannya."Sial, tampaknya Norma punya sejarah dengan Jona," pikir Ronald, matanya berbinar penuh dengan rencana jahat yang sudah mulai terbentuk di kepalanya.Tidak sabar untuk memulai, Ronald memutuskan untuk mencari Norma dan berbicara dengannya secara langsung. Dia mengirim pesan kepada Norma, meminta untuk bertemu di tempat yang tenang dan tersembunyi.Setelah beberapa
Ronald diam sejenak di sisi lain garis, seolah olah merenungkan permintaan Jona. Akhirnya, dia menjawab dengan suara yang tenang tapi tegas, "Aku akan membantu, tapi dengan satu syarat."Jona dan Bella menatap satu sama lain dengan kebingungan. Mereka tahu bahwa kesepakatan dengan Ronald mungkin akan menjadi sesuatu yang mereka sesali, tetapi saat ini kehidupan Rafael adalah yang terpenting."Aku akan mendonorkan darahku untuk Rafael," lanjut Ronald, "Tapi aku ingin akses penuh untuk bertemu dengannya. Aku ingin terlibat dalam kehidupan anak kandungku, nggak cuma ketika dia sakit."Bella menggigit bibirnya dengan cemas, merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Namun, dia memahami bahwa mereka tidak punya banyak pilihan. "Baiklah, Pak Ronald. Kami setuju dengan syaratmu."Jona mengangguk, meskipun hatinya berat. "Kami akan memberikan aksesmu, tapi keselamatan Rafael adalah prioritas utama kami."Ronald tersenyum puas di sisi lain telepon. "Aku akan segera datang ke rumah sakit. Berit
Meskipun dihadapkan dengan ancaman Ronald, Jona tetap bertekad untuk menjaga Rafael dan memastikan bahwa dia mendapatkan perawatan terbaik. Dia duduk di samping tempat tidur Rafael setiap hari, memberinya dukungan dan cinta yang tidak pernah pudar.Sementara itu, kelakuan Ronald tidak berubah. Setiap kali dia memiliki kesempatan, dia terus mengganggu Bella dengan komentar dan kontak yang tidak diinginkan. Hal ini membuat Bella semakin gelisah dan tertekan, merasa terjebak dalam situasi yang sulit.Hingga suatu hari, Bella memutuskan untuk membuka hatinya pada Laura. Dengan mata berkaca kaca, dia menceritakan segala kesulitan yang dia alami karena perilaku Ronald."Bu Laura, aku benar benar nggak tahu apa yang harus aku lakukan," keluh Bella dengan suara tercekat. "Ronald terus mengganggu aku di rumah sakit, bahkan setelah aku memintanya untuk berhenti. Aku merasa begitu terjebak dan nggak bisa melarikan diri."Laura meraih tangan Bella dengan lembut, memberinya dukungan yang sangat di
Setelah pertemuan dengan Bella, Zhe memutuskan untuk menghadap ayahnya, Ronald, dengan tekad yang lebih kuat. Dia berusaha membujuk ayahnya untuk menghentikan perilaku yang mengganggu Bella, tetapi Ronald menolak untuk mendengarkannya."Kamu pikir kamu bisa mengancam Papa?" Ronald bertanya dengan nada meremehkan, tidak percaya dengan kata kata Zhe.Zhe menatap ayahnya dengan serius. "Aku nggak mau sampai ke sini, tapi Papa membuatku nggak punya pilihan. Kalau Papa nggak berhenti mengganggu Bella, aku akan melakukan sesuatu yang Papa nggak akan suka."Ronald hanya tertawa sinis. "Kamu nggak akan berani. Kamu hanya anak kecil yang gak tahu apa apa."Namun, Zhe tidak bergeming. Dia mengambil langkah berani dengan melakukan tindakan yang tak terduga. Zhe memutuskan untuk melakukan hal hal yang sangat bertentangan dengan nilai dan prinsip Papanya.Bella dan Jona yang mengetahui upaya Zhe untuk menghentikan Ronald merasa kagum, tetapi juga khawatir dengan konsekuensinya."Aku nggak bisa per
Keesokan harinya, suasana di rumah Zhe terasa hening. Zhe masih tertidur, terpapar oleh kelelahan dan ketidakpastian. Namun, keheningan itu tiba tiba terputus oleh suara keras dari pintu depan.Kedatangan polisi yang tak terduga membuat Ronald. Laura yang pagi itu datang untuk menemui Zhe tak kalah terkejut. Mereka bingung dan khawatir, tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun, kekhawatiran mereka mencapai puncaknya saat polisi meminta izin untuk memeriksa kamar Zhe.Dengan hati yang berdebar, Ronald dan Laura mengizinkan polisi masuk. Mereka menyaksikan dengan mata terbelalak ketika polisi menemukan paket kecil yang berisi narkotika di dalam laci meja Zhe.Ronald merasa dunianya hancur saat itu. Dia merasa bersalah karena telah menyia nyiakan kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Zhe. Laura, sementara itu, hancur karena melihat anaknya yang terperangkap dalam lingkaran kejahatan yang gelap.Tanpa berkata sepatah kata pun, polisi membawa Zhe pergi untuk diperiksa lebih lanj
Norma, yang telah lama menunggu aksi Ronald selanjutnya dalam menganggu bella dan Jona, merasa resah dengan keheningan yang terjadi belakangan ini. Dia memutuskan untuk mengambil inisiatif dan menemui Ronald, mencoba mencari tahu apakah dia benar benar telah berhenti mengganggu Bella dan Jona.Dengan hati yang berdebar, Norma mengetuk pintu rumah Ronald. Saat Ronald membukakan pintu, Norma langsung melontarkan pertanyaannya dengan penuh kekhawatiran."Ronald, aku harus tahu apa yang terjadi," ucap Norma dengan suara gemetar. "Langkah apa lagi yang akan kamu ambil terhadap Bella dan Jona? Mereka sudah cukup lama hidup tenang."Ronald menatap Norma dengan serius, sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Norma, aku harus jujur padamu. Aku sudah berhenti," ujarnya dengan tegas.Norma merasa terkejut mendengar pengakuan tersebut. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar. "Bagaimana mungkin aku percaya padamu setelah semua yang sudah terjadi?" kata Norma dengan nada yang tajam.Ronal
Langkah Norma untuk memviralkan informasi tentang Zhe ke media sosial, menyebabkan kehebohan besar di antara para pengguna media sosial. Berita tersebut menyebar dengan cepat, mengguncang dunia hiburan dan industri musik di mana Laura, ibu Zhe, adalah figur terkenal.Tidak butuh waktu lama bagi berita tersebut untuk mencapai telinga Ronald, yang segera menyadari bahwa rencana Norma telah berbuah pahit bagi keluarganya. Dia merasa putus asa dan marah, meratapi kerugian besar yang dideritanya, baik secara pribadi maupun profesional.“Sial! Beritanya sudah menyebar,” umpat Ronald dengan penuh emosi. Laura, meskipun terguncang dengan paparan publik tentang masalah pribadi keluarganya, tetap tenang dan tegar. Dia memilih untuk fokus pada kesembuhan Zhe, meskipun hal tersebut berarti harus menghadapi konsekuensi dari tindakan Norma.Sementara itu, Bella dan Jona tidak terhindar dari dampak dari berita tersebut. Mereka mengalami tekanan tambahan dari publik dan media, yang menempatkan merek