Share

Bab 20. A

Bab 20. A

Tiga bulan sudah berlalu sejak kejadian di pernikahan itu, aku dan dirinya tak pernah lagi bertukar kabar. Namun, atas cerita ibu lelaki tinggi nan kurus itu sering datang ke rumah menemui putri pertamanya, Nasya.

Mas Heri pun sering menitipkan uang untuk putrinya itu, sekaligus untukku kontrol ke dokter kandungan perbulannya, walau hanya dua ratus ribu tapi aku bersyukur ia tetap bertanggung jawab pada benih yang tak diinginkannya ini.

Sedangkan Pak Satria seperti biasa selalu berkunjung di akhir pekan atau hari libur saat menjelang sore hari, bisa dibilang aku dan dirinya mulai berteman akrab.

Kini, rumah ibuku sudah berdiri kokoh dan sedikit megah, hampir sama dengan deretan rumah yang ada di perumahan ternama di kota ini.

"Ma, besok 'kan hari Minggu, Papa chat aku katanya suruh nginep," ujar putriku saat diri ini hendak mengistirahatkan badan.

Aku diam tercenung, beginilah resiko perceraian harus m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status