Jonathan menerima telepon dan sedikit berteriak berkata, "Mahal sekali! Bukankah harganya sekitar 60 juta?""Siapa yang memenangkan penawaran?"Mendengar apa yang Jonathan katakan, keluarga Su tahu bahwa dia sedang membicarakan tentang pelelangan villa di sisi gunung. Semua mata tertuju padanya. "Aku paham."Jonathan menutup telepon dan mendesah.“Ayah, berapa harga transaksinya?” Edward bertanya dengan tidak sabar."Delapan puluh sembilan juta," ujar Jonathan.Jumlah ini membuat semua yang hadir tercengang dan membuat nenek gelisah. Harga itu jauh melebihi perkiraan. Selisihnya lebih dari 20 juta. Bisa dibayangkan betapa sengit pelelangannya. Delapan puluh sembilan juta, harga yang harus dibayar untuk menjaga reputasi keluarga.“Apa yang dikatakan Amanda benar. Pembelinya masih misterius. Masih belum terungkap sampai saat ini,” lanjut Jonathan. Hati Amanda gembira. Walau sebenarnya tadi dia hanya bergurau dan tidak berharap hal itu menjadi kenyataan. Jika pembeli misteri
Di depan sebuah pusat perbelanjaan. Sosok cantik Michelle Shen memang banyak menarik perhatian para pria. Dalam beberapa menit, sudah tiga pria berbicara dengannya.Michelle memakai t-shirt bermotif, jas putih bersih dan rok lipit putih yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Bagaimana tidak banyak pria yang terpesona olehnya.Dirinya adalah teman sekelas dan sahabat Bella. Ketika melihat Bella berjalan dengan seorang pria di sebelahnya, tanpa sadar mulutnya terbuka. Bella telah menikah selama tiga tahun. Michelle hanya bertemu suaminya sekali di pesta pernikahan. Baru kali ini Bella berjalan bersama suaminya di tempat umum. Mungkinkah dia salah lihat? “Kenapa begitu mukamu? Seperti terkejut sekali,” ujar Bella sambil cengar cengir Michelle menarik Bella ke sampingnya lalu bertanya setengah berbisik, "Bella, aku tidak salah lihat kan. Itu suamimu kan, si Michael? “ Di kota Yuncheng, walaupun sosoknya Michael jarang terlihat, namanya cukup dikenal selama tiga tahun ini. Apal
Saat wanita tersebut memasuki toko, dia bahkan tidak repot repot mencoba pakaian yang diinginkan tapi langsung meminta seorang pramuniaga untuk mengambilkan pakaian itu untuknya.“Aku ingin yang ini juga.” Ketika wanita itu berjalan ke arah Bella, ia sedang mengambil sepotong baju dan berencana mencobanya. Tapi wanita itu tiba tiba merebut baju itu dari tangannya. Sang pramuniaga sebenarnya sudah melihat Bella mencoba beberapa model baju. Namun sepertinya tidak sampai membeli. Jadi buat apa dilayani. "Baik."“Eh tunggu dulu, temanku ini sudah duluan memilih baju ini.” Sebelum Bella berbicara, Michelle duluan berkata kepada penjaga toko. Wanita tersebut menatap Michelle dengan senyuman sinis, “Aku tidak pernah mau mencoba setiap pakaian yang kubeli. Soalnya orang-orang seperti kalian selalu mencoba memakainya. Pasti banyak bakteri yang nempel di situ.”“Berlebihan sekali. Kalau tidak dicoba bagaimana bisa tahu pakaian itu cocok untukmu atau tidak?” balas Michelle.“Berlebihan?
Melihat bahwa Michael ragu ragu mengeluarkan dompetnya, pria itu menghela nafas lega. Ekspresi arogan muncul di wajahnya.“Aku tahu kau cuma omong kosong. Sebaiknya jujur saja kalau tidak punya uang dari awal. Tapi kalau kau mengatakannya pun, terdengar seperti lelucon, “ ujar pria itu mencibir. Teman wanitanya pun ikut tertawa. "Duh kasihan, bisakah kau hentikan lelucon ini? Sudah keluar saja dari sini. Bikin malu saja."Michelle diam-diam menarik ujung pakaian Bella dan berbisik, "Ayo pergi, jangan diperpanjang lagi. Aku tidak tahan dengan penghinaan seperti ini."Bella memandang Michael dengan bingung. Berbohong? Suaminya bukanlah orang seperti itu, tapi mengapa dia melakukan ini semua?Bella menggelengkan kepalanya dan berjalan ke Michael. "Apa kamu lupa membawa dompetmu?"Michael tampak malu. Dia baru ingat kalau dirinya memberikan kartu kreditnya kepada Henry. Kok bisa sampai lupa. Mendengar ucapan Bella, pria kaya itu tertawa dan berkata, "Kau benar-benar berani berting
Aku tidak boleh menyinggung perasaannya!Pria itu lalu masuk ke dalam toko lagi."Maaf, aku mengaku salah," ujarnya kemudian. Pasangan wanitanya bingung lalu berteriak, ”Apa kau gila? Kenapa kau meminta maaf padanya?" Jejak kesedihan melintas di antara alis pria itu dan sebuah tamparan mendarat di wajah sang wanita, "Jangan bicara omong kosong lagi. Kau mengerti?"Bella dan Michelle tercengang. Mereka tidak mengira akan melihat tamparan seperti itu. Apa yang sebenarnya yang terjadi? Wanita itu memegang pipinya. Dia tidak berani berbicara lagi. Dia bisa bermanja-manjaan pada sang pria tapi dirinya tahu bahwa dia masih orang baru. Jika sang pria benar-benar marah, dia bisa ditendang pergi kapan saja.“Maafkan aku,” kata sang wanita.“Pak Michael, jika tidak ada yang lain, bisakah aku pergi ?” tanya pria itu meminta izin pada Michael.Setelah Michael mengangguk, dia pergi dengan sang wanita.Michelle menelan ludah. Dirinya punya firasat bahwa kejadian ini tidak sesederhana se
Ketika Michael pergi bersama Bella, seorang wanita cantik bergegas keluar dari pintu department store dan melihat ke sekeliling. Tidak menemukan sosok yang ia cari, wanita itu akhirnya pergi. Pada pukul tiga pagi keesokan harinya ketika suaminya sedang tidur di lantai, HP Bella tiba-tiba berdering. Siapa yang menelpon tengah malam seperti ini. Bella melihat HP nya dan tidak bisa berkata-kata.“Apa kamu tidak bisa tidur?” kata Bella sambil menahan kantuk. Bella yang terlalu malas untuk mengobrol, menyalakan pengeras suara. Terdengar suara Michelle."Bella, aku sedang jatuh cinta. Pangeranku sangat menawan."Bella tidak bisa menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. "Ini tengah malam, apa yang membuatmu merasa perlu untuk harus membicarakan ini sekarang?""Huhuhu..” temannya itu lalu menangis. Bella malas sekali mendengarnya. "Aku seharusnya tidak pergi ke kamar mandi denganmu kemarin. Dengan begitu, aku akan bertemu dengan pangeranku."“Tahukah kamu kenapa kemarin ada
Memasuki dealer tersebut, tidak satupun salesman mau melayaninya. Sebenarnya yang ia inginkan tipe A6. Selain mengantar jemput Bella, dia juga bisa menggunakannya untuk pembicaraan bisnis di masa depan. Bagaimanapun juga, istrinya adalah pemimpin proyek Chengxi. Mobil Toyota di rumah sudah saatnya diganti.Tentu saja, Michael mampu membeli mobil yang jauh lebih mewah, tetapi Bella nanti pasti curiga. Kemarin pada saat dia membeli semua pakaian di toko, untung saja Bella tidak banyak bertanya. Atau kalaupun istrinya bertanya, ia pasti bingung bagaimana menjawabnya. Langkahnya terhenti di depan mobil dengan tipe A6 terbaru. Seorang salesman datang mendekatinya. “Kami juga punya tipe A3 untuk level pemula. Jika bapak tertarik, kami bisa memperlihatkannya,” kata salesman menawarkan. “Jika aku membayar langsung sekarang, kapan mobilnya bisa diambil?” Michael bertanya langsung.Penjual itu memandang Michael dengan heran. Dia mengira Michael hanyalah orang biasa. Bisa dilihat dari sep
"Ganti mobil?"Setelah memarkir mobilnya, Michael berjalan ke kantin ketika si bos berkata dengan senyuman di wajahnya.“Ini hampir musim panas. Matahari bersinar terik,” jawab Michael.Bos tanpa sadar mengambil sebungkus rokok yang biasa dihisap oleh Michael, tetapi dia melihat ke mobil yang dibawa Michael dan menemukan bahwa itu tidak sesuai dengan status Michael saat ini. "Haruskah aku mengganti merk rokokmu?"“Tidak perlu. Bisa menghemat uang bensin,” ujar Michael.Bos tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya, "Uang bensin mobil ini tidak bisa dihemat dengan ganti merek rokok."“Sedikit-sedikit tetap saja akan jadi banyak. Kamu tidak akan dimarahi terus menghilang.” Setelah Michael membuka rokok, dia menyerahkan satu kepada si bos.Bos mengulurkan korek api pada saat yang bersamaan. Dirinya sudah hapal dengan kebiasaan merokok ini. Lagi pula, ini sudah berjalan tiga tahun.Bos menghirup asap rokok dan mengeluarkan lingkaran asap tipis. "Aku sudah lama menduga bahwa kamu