Share

Suami Pengganti Sensasional
Suami Pengganti Sensasional
Penulis: 260498RSW

1. Awal

Hari ini akan menjadi hari yang sangat bersejarah bagi seorang Faranisha Gayatri. Setelah menjalin hubungan asmara selama 3 tahun dengan sang kekasih, akhirnya mereka akan menuju bahtera pernikahan.

Saat ini Fara sedang dirias oleh para personil MUA untuk persiapan prosesi akad yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi. Duduk di depan meja rias, tampak sangat jelas gadis cantik nan ayu itu tengah diliputi kegugupan. Bulir-bulir peluh yang tak henti-hentinya timbul di keningnya, dengan sigap dibersihkan oleh Ami, sang tante, adik dari sang ayah yang sejak tadi setia mendampinginya disertai memberikan dukungan moral serta gurauan untuk menenangkan sang keponakan.

"Tenang Nak, jangan gugup. Kamu ingin tampil maksimal di depan calon suamimu nanti kan? Ayo buat dia tidak bisa berkedip dengan kecantikan mu!" itulah kalimat yang selalu diucapkan Ami.

Ceklek...

Tiba-tiba pintu ruangan rias terbuka disusul masuknya sesosok pria paruh baya dengan setelan kemeja batik lengan panjang dan celana bahan serta peci yang bertengger rapih di kepalanya. Dialah sang ayah, Farzan Abrisam.

"Maaf mengganggu." Ucap Farzan dengan senyuman yang terkesan dipaksakan "Saya ingin berbicara empat mata dengan putri saya."

Hening...

Belum selesai dari keterkejutan atas kehadiran Farzan yang tiba-tiba, orang-orang dalam ruangan dibuat kebingungan dan heran dengan pernyataan yang baru saja diucapkan pria paruh baya itu.

"Ada apa mas?" tanya Ami setelah tersadar dari keterkejutannya.

"Hmmm...?" Farzan tampak segan untuk menjawab "Nanti mas jelasin Dek. Sekarang mas pengen ngomong berdua aja dengan Fara."

Mendapati tanggapan Farzan yang tampak mengelak, Ami serta semua orang dalam ruangan dapat menebak bahwa ada sesuatu yang bersifat privasi yang ingin disampaikan oleh pria paruh baya itu pada putrinya. Ami pun mengerti dan tidak bertanya lebih jauh lagi, lantas mengajak para personil MUA keluar dari ruangan meninggalkan sepasang ayah dan anak itu.

Bruk...

"Ada apa Yah?" Fara langsung mempertanyakan lagi pertanyaan yang dilontarkan Ami tadi, selang beberapa saat pintu ruangan tertutup.

Sejenak Farzan memejamkan mata "Maafin Ayah, nak. Ayah gak bisa berbuat apa-apa." alih-alih menjawab, pria paruh baya itu malah mengiba dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

Sontak saja Fara diliputi rasa khawatir yang entah datang dari mana. "Maaf? Maaf untuk apa Yah? Tolong jangan buat Fara khawatir di hari bersejarah Fara ini, Yah!"

"Hufh..." Farzan menghembuskan nafas gusar "Justru itu nak, Ayah gak bisa berbuat apa-apa untuk hari bersejarah mu ini, Ayah___" Farzan tidak dapat melanjutkan ucapannya.

"Ayah? Ayah kenapa?" Fara semakin khawatir. Berbagai pikiran buruk mulai berkecamuk dalam benaknya.

"Maafin Ayah, nak." sekali lagi Farzan meminta maaf, sebelum dengan hati-hati menjelaskan "Beberapa saat yang lalu utusan keluarga Sanjaya datang nemuin Ayah. Katanya, pernikahan ini dibatalkan."

Keluarga Sanjaya ialah keluarga sang calon mempelai pria atau calon suami Fara, Bagus Sanjaya. Keluarga pengusaha nomor 1 di negeri ini, Indonesia. Dan Bagus sendiri adalah pewaris utama keluarga Sanjaya yang kini menjabat sebagai Presdir PT. Sanjaya.

Hening...

Fara terdiam sesaat sembari mencerna penuturan sang ayah. Tawanya pecah kemudian "Hahaha..." tawa yang terkesan hambar seolah baru saja mendengar lelucon garing. "Ayah ada-ada aja. Fara tau, Ayah hanya ingin nenangin Fara kan? Ya, Ayah berhasil. Fara udah tenang sekarang. Jadi, bisakah Ayah serius! Ada apa tiba-tiba Ayah datang dan ingin ngomong berdua aja dengan Fara?" sungguh Fara benar-benar menganggap penuturan Farzan sebagai lelucon.

Sejenak Farzan terdiam. Reaksi sang putri benar-benar berada di luar ekspetasinya. Menggeleng-gelengkan kepala, sekali lagi ia menghembuskan nafas gusar "Hufh... Ayah serius nak!" ucapnya penuh penekanan.

"Hufh..." alih-alih percaya Fara malah ikut-ikutan menghembuskan nafas gusar "Ayolah Yah, Fara lagi gak mood becanda." rengeknya masih kukuh menganggap sang ayah tengah bercanda.

"Dengar Nak, Ayah benar-benar gak lagi becanda!" Farzan menengadahkan telapak tangannya menghadap Fara, saat gadis itu hendak menyela "Beberapa saat yang lalu tuan Bahar datang menemui Ayah. Dan ya, seperti yang ayah katakan tadi, beliau menyampaikan perihal pembatalan pernikahan."

Mendapati ketegasan sang ayah, Fara tidak lagi dapat menyangkal keseriusannya. Terlebih lagi Farzan menyebutkan nama tuan Bahar, orang kepercayaan atau tangan kanan tuan besar Sanjaya, Bagas Sanjaya. Tiba-tiba Fara merasa sesak di dadanya "Ti-tidak, Ayah pasti becanda. Katakan Yah, Ayah hanya becanda kan!" gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya sembari memegang dadanya yang kian menyesakan.

Grep...

Farzan sigap mendekap sang putri kedalam pelukannya saat Fara mulai kehilangan keseimbangan pada pijakannya. "Sabar nak. Maafin Ayah, Ayah gak bisa berbuat apa-apa." akhirnya air mata yang sejak tadi berusaha ia tahan terjatuh juga. Terlebih lagi saat sang putri mulai terisak dalam pelukannya.

"Hiks... Yah, tolong katakan kalau ayah lagi becanda. Ini gak benar kan yah?" Fara masih saja berusaha menyangkal.

"Sabar nak, maafin Ayah!" Farzan hanya bisa menguatkan sang putri dengan lebih mengeratkan dekapannya serta mengusap-usap punggung gadis itu.

"Tapi kenapa Yah? Apa salah Fara? Padahal semalam Fara sama mas Bagus masih baik-baik aja. Kita juga sempat video callan sebelum Fara tidur." adu Fara tak mengerti.

"Ayah gak tau nak, tuan Bahar gak ngasih tau alasannya waktu Ayah nanya."

"Terus sekarang Fara harus gimana Yah?"

"Maaf nak, Ayah gak bisa berbuat apa-apa. Kita hanya bisa pasrah mengikuti kemauan mereka. Mereka mengancam kita agar tidak komplain atau meminta pertanggung jawaban pada keluarga Sanjaya. Kamu tau kan, seberapa berkuasanya keluarga Sanjaya? Maaf nak, Ayah gak bisa berbuat apa-apa." tutur Farzan panjang lebar yang intinya hanya dapat meminta maaf atas ketidak berdayaannya.

Tidak bisa membantu, tangis sang putri kian pecah larut dalam kesedihan. Begitu pula Farzan, sepasang ayah dan anak itu hanya dapat meratapi kesedihan dan berupaya saling menguatkan dan dikuatkan.

Saat tangis keduanya mulai mereda, samar-samar terdengar seruan histeris dari luar ruangan. Mungkin seruan dari Ami dan para personil MUA yang sedari tadi menunggu di luar. Perlahan sepasang ayah dan anak itu melerai pelukan mereka dan mencoba menajamkan pendengaran agar dapat mendengar dengan jelas bunyi seruan tersebut. Namun bukannya semakin jelas, seruan itu malah semakin malah semakin samar hingga terhenti dan tak terdengar lagi. Fara dan Farzan pun saling pandang dengan kerutan pada kening masing-masing.

"Di luar ada apa Yah?" tanya Fara sambil menyeka air matanya.

Farzan menggeleng sambil melakukan hal yang sama dengan sang putri, menyeka air matanya pula "Entah, Ayah gak tau. Mau ikut ayah periksa?" tawarnya hati-hati.

Ragu-ragu Fara mengangguk.

"Kamu yakin?" tanya Farzan memastikan.

Kali ini Fara mengangguk pasti.

"Baiklah, ayo!"

Farzan pun menuntun Fara dengan menopang kedua bahu sang putri seraya berjalan menuju pintu.

Ceklek...

Saat pintu terbuka, tampaklah pemandangan yang mampu mencengangkan sepasang ayah dan anak itu. Tepat di depan pintu, Ami dan para personil MUA sebelumnya terlihat mengerumuni tiga sosok pria. Dua diantaranya mengenakan setelan seragam serba hitam yang mencoba menghalau Ami dan kawan-kawan agar tidak mendekat pada satu orang lainnya yang mengenakan setelan tuxedo putih. Tidak cukup sampai disitu, dari arah tangga yang tidak jauh dari ambang pintu, terlihat lima orang berseragam serba hitam lainnya mencoba menghalau rombongan yang berusaha menerobos naik ke lantai dua. Untung saja tangga itu cukup kokoh untuk menahan berat beban para rombongan. Jika tidak, pasti saat ini petugas medis akan cukup kesulitan menangani para korban yang tertimpa reruntuhan tangga. Fara dan Farzan hanya bisa menahan nafas menyaksikan pemandangan itu.

Belum tersadar dari ketercengangannya, entah sejak kapan sosok pria yang mengenakan setelan tuxedo putih yang berusaha dikerumuni oleh Ami dan kawan-kawan tadi, kini telah berada tepat di hadapan Fara dan Farzan.

Tanpa permisi, sang pria tiba-tiba memeluk Farzan sembari berseru "Ayah!"

Ayah? Farzan dan Fara tersentak dari ketercengangannya, berganti Ami dan kawan-kawan yang dibuat tercengang.

Saat sang pria melerai pelukannya, barulah Farzan dan Fara dapat melihat rupa pria itu. Dan betapa terkejutnya mereka, ternyata pria itu adalah sosok yang sangat sensasional, Naufal Kenan.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ella sendri
Keren banget ceritanya
goodnovel comment avatar
Hasan Hasri
cerita yang sangat menarik dan menghibur. asik untuk terus membacanya.
goodnovel comment avatar
Ulu
suka sama cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status