Naufal Kenan, 31 tahun. Seorang yatim piatu yang kini sangat sukses dengan karirnya sebagai dokter spesialis bedah dan penyakit dalam. Diusianya yang terbilang matang ini, ia masih setia dengan kesendiriannya, alias lajang.
Bukan karena tidak ada yang mau bersanding dengannya. Faktanya, Kenan adalah sosok pria sensasional yang sangat banyak digilai kaum hawa terlepas dari rumor-rumor buruk yang merusak citranya. Tampan, kaya raya serta dermawan. Baik hati? Tidak perlu dipertanyakan lagi. Titel dermawan yang melekat pada dirinya bukanlah titel belaka. Itu adalah fakta. Salah satu contohnya ialah program kesehatan gratis untuk kaum tidak mampu yang ia adakan di setiap rumah sakit swasta miliknya. Bukankah dirinya mendefinisikan sosok pria idaman setiap wanita? Kurang apa lagi?
Sayangnya, bagi seorang Kenan, cinta bukanlah hal yang penting. Yang terpenting baginya ialah terus belajar untuk mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan medisnya. Ia terkesan sebagai sosok introver dan perfeksionis. Jadi, itulah mengapa Kenan masih melajang hingga saat ini. Jika ada yang mengatakan bahwa dirinya seorang gay, semua itu hanyalah rumor palsu yang diedarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab atau para hattersnya. Begitulah netizen, ada-ada saja yang tidak suka dan iri dengan ketenaran orang lain yang lebih tenar dari mereka.
Tak banyak yang mengetahui, di balik kesuksesan seorang Kenan tak luput dari peran seorang Farzan Abrisam. Ya, Farzan. Sejatinya, Farzan adalah pensiunan dokter spesialis bedah yang cukup ternama dimasanya. Dialah mentor pertama kenan dalam meniti karirnya di dunia medis. Bagi Kenan, tidak akan ada seorang Kenan tanpa seorang Farzan.
Singkat cerita tentang pertemuan Kenan dan Farzan adalah saat Kenan memulai masa praktikumnya sebagai seorang mahasiswa. Dan Farzan lah yang terpilih sebagai mentor nya. Sebagai seorang mentor, sangat besar peran Farzan dalam membimbing Kenan. Bukan hanya bimbingan pengetahuan, Farzan bahkan berperan penting dalam bimbingan moralnya. Sifat dermawan yang dimiliki Kenan adalah salah satu hasil bimbingannya. Oleh karena itu, Kenan yang sejatinya seorang yatim piatu menganggap Farzan melebihi seorang mentor, bahkan ia sudah menganggap Farzan sebagai seorang ayah.
Dan di sinilah Kenan berada, tepat di hadapan Farzan, sang mentor yang merangkap jadi sang ayah dengan tujuan menghadiri acara pernikahan Fara, putri dari Farzan.
"Ke-Kenan? Kamu kah itu Nak?" setengah mati Farzan menahan keterkejutannya atas kehadiran tidak terduga pria tampan yang sedang berdiri tegap di hadapannya dengan senyuman hangat yang terus terpatri di bibirnya.
"Iya Yah, ini Kenan. Hmmm...?" tiba-tiba senyuman Kenan pudar digantikan kedua alisnya yang saling bertaut saat visinya lebih jelas menelisik wajah Farzan "Ada apa Yah? Apa Ayah habis menangis?" tebakannya semakin jelas saat pandangannya jatuh pada wajah Fara yang berdiri tepat di samping Farzan.
Sontak sepasang ayah dan anak itu menunduk menghindari tatapan Kenan. Lain Farzan lain Fara. Farzan menunduk sebab kembali teringat kemalangan yang menimpa sang putri. Fara justru menunduk sebab tiba-tiba merasa gugup setelah beradu pandang dengan Kenan. Entah mengapa, kegugupan yang ia alami kini melebihi kegugupan yang ia alami saat sedang dirias beberapa saat yang lalu. Kesepuluh jemari Fara saling bertaut dan meremas erat di bawah sana. Kegugupan itu bahkan benar-benar sukses membuatnya lupa tentang kemalangan yang tengah menimpanya.
'Mata itu, seperti gak asing. Ah, mungkin perasaanku aja. Tentu aja gak asing, dia kan orang yang sangat terkenal. Tapi...' pikiran gadis cantik nan ayu itu malah berkelana kemana-mana.
"Ehem... Sebaiknya kita berbicara di dalam, biar lebih nyaman." saran Farzan setelah terdiam cukup lama.
Tanpa ragu Kenan mengangguk menyetujui.
"Hm... Ayo!"
"Tunggu!" tiba-tiba Ami berseru saat Farzan hendak berbalik menuntun Kenan masuk ke ruangan rias sebelumnya yang tidak lain kamar Fara. "Ami juga ikut mas!" imbuh Ami dengan ekspresi penuh harap pada Farzan.
Dan sebagai kakak yang baik, Farzan tentu saja mengizinkan Ami untuk ikut. Lagi pula perihal kebatalan pernikahan Fara bukanlah hal yang perlu disembunyikan dari sang adik sekaligus tantenya Fara. Bukannya ia tidak tahu tentang penambah keantusiasan sang adik yang ingin ikut masuk, apa lagi kalau bukan ingin dekat-dekat dengan Kenan. Tak apalah, pikirnya.
Keempat orang itu pun masuk kedalam kamar Fara. Sebelum masuk, Kenan sempat memberi kode pada para pengawalnya untuk terus menjaga keamanan di luar. Dan di sinilah Kenan, Fara, Farzan dan Ami duduk berembuk pada sofa yang ada dalam kamar itu. Setelah dirasa siap untuk memulai pembicaraan, Farzan pun langsung menceritakan tentang pembatalan pernikahan sang putri yang tanpa alasan itu.
Terkejut, tentu saja Kenan dan Ami sukses dibuat terkejut. Lain Kenan lain Ami.
"Kurang ajar." umpat wanita paruh baya itu geram.
Sementara Kenan, pria tampan nan rupawan itu sangat baik dalam mengontrol emosinya. Jangan tanyakan kegeramannya. Mungkin rasa geram yang ia rasakan melebihi Ami. Ia tidak akan membiarkan mereka yang berani mencoreng nama baik sang mentor sekaligus sang ayah.
"Kalau Ayah ingin mereka bertanggung jawab, Kenan siap membantu." tawarnya dengan suara sedikit berat. Sangat jelas ia tengah menahan amarah.
Sontak saja pandangan ketiga lainnya tertuju pada Kenan. Mereka cukup terkejut dengan respect pria itu yang tanpa berpikir panjang siap berhadapan dengan keluarga Sanjaya hanya demi memperjuangkan nama baik Farzan dan Fara. Siapa lah Farzan dan Fara jika dibandingkan dengan Keluarga Sanjaya. Jika itu orang lain, pasti tidak akan berani berada di pihak Farzan dan Fara, kecuali Kenan tentunya. Bahkan Ami yang sempat berani mengumpat, hal itu hanya berani ia lakukan di belakang keluarga Sanjaya. Itupun akibat tidak dapat mengontrol emosinya, alias kelepasan.
"Tidak, tidak Nak, Ayah tidak mau kamu terlibat dengan masalah ini. Ini masalah keluarga Ayah." dengan tegas Farzan menolak.
"Walaupun tidak ada ikatan darah, Ayah tetap menganggap Kenan sebagai anak kan?" tanya Kenan dan Farzan Mengangguk "Berarti Kenan juga terlibat dalam maslah ini. Bukankah hubungan ayah dan anak disebut keluarga?"
Tepat sasaran. Farzan terjebak perkataannya sendiri. Pria paruh baya itu sukses dibuat bungkam tanpa dapat menyanggah. Lain Farzan lain Fara dan Ami. Kedua wanita berbeda generasi itu sukses dibuat terkagum-kagum dengan kecerdasan Kenan memainkan kata-katanya.
Sementara Kenan, pria itu dengan santainya memamerkan senyuman kemenangan yang menambah ketampanannya berkali-kali lipat yang mampu membuat para kaum hawa terhipnotis, termasuk Fara dan Ami yang saat ini seakan enggan berkedip tak ingin sedetikpun melewatkan pemandangan indah ciptaan tuhan itu. Fara bahkan benar-benar lupa bahwa dirinya tengah patah hati. Ami jangan ditanya, mungkin ia lupa dengan suami dan anaknya yang entah sedang apa di lantai bawah.
"Ehem..." Kenan berdehem guna memecah keheningan sekaligus membawa ketiga orang itu pada kesadaran "Jadi, apa yang perlu Kenan lakukan Yah? Ayah tak perlu sungkan." ujarnya kemudian.
"Tapi nak___"
"Yah, Kenan mohon. Ayah yang paling tahu siapa Kenan. Meskipun Ayah bukan Ayah kandung Kenan, apakah salah jika Kenan hanya ingin bersikap layaknya anak yang berbakti?" sela Kenan mengiba saat Farzan masih ingin melarangnya untuk terlibat.
"Hufh..." Farzan menghembuskan nafas berat. Benar, ia sangat tahu Kenan sebagai anak yatim piatu. Hubungan ayah dan anak diantara mereka adalah atas permintaan Kenan sendiri. Dan Farzan, selain kecerdasan Kenan yang sangat ia kagumi, ia juga sangat tulus menyayangi Kenan atas sifatnya yang sangat menghormati orang yang lebih tua darinya. Dan ia juga tahu, Kenan bukanlah orang yang akan tinggal diam saat ada yang mengusik keluarganya. Katakanlah Kenan seorang pendendam. Namun pendendam dalam kebaikan, semata untuk melindungi dan memperjuangkan hak keluarganya. Ya, Kenan adalah sosok orang yang sangat royal.
"Terima kasih Nak. Ayah memang tidak salah nerima kamu sebagai anak. Sejauh ini kamu sudah berhasil menjadi anak yang membanggakan Ayah." tutur Farzan kemudian, entah sekedar memuji Kenan atau secara tidak langsung memperbolehkan Kenan untuk terlibat.
"Jadi?" tanya Kenan memastikan.
"Sebelum itu, Ayah akan tanya sekali lagi. Apakah kamu benar-benar ingin terlibat dalam masalah ini?"
Kenan mengangguk pasti.
Farzan memejamkan mata sejenak sembari berpikir tentang keputusannya, apakah sudah benar atau tidak. Keputusan yang ia yakini akan membuat semua orang terkejut.
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging