Share

289). Jangan Dijodohkan

***

"Makan lagi, Sayang."

"Sebentar."

Adara yang sejak tadi menyusui Reano terus menunduk untuk memastikan posisi putranya aman, sementara Danendra yang bertugas menyuapi sang istri hanya bisa sabar memegang sendok di tangannya.

"Ra."

Adara mendongak lalu tersenyum. "Ah iya," ucapnya disusul mulut yang terbuka agar sesendok makanan masuk.

"Gimana, enak?" tanya Danendra.

Adara mengangguk. "Enak," ucapnya.

"Oke."

Setelahnya, kegiatan kembali berulang hingga nasi juga lauk pauk di piring akhirnya habis juga tak bersisi. Usai melahirkan, nafsu makan Adara masih bisa dibilang cukup bagus—sama seperti ketika sedang hamil.

Dan tentu saja semua itu membuat kata diet hanya menjadi angan-angan saja.

"Kamu juga sarapan gih, Dan. Udah jam delapan inu tuh," kata Adara.

"Iya sebentar lagi," ucap Danendra.

"Hari ini mama bawa El ke sini lagi enggak?" tanya Adara.

"Enggak kayanya. Mama bilang jangan terlalu sering dibawa ke rumah sakit, takutnya enggak baik."

"Ah iya juga, kamu benar."

"Rean masih mi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status