Share

104. Kegilaan

“Saya nggak yakin Pak Qasam akan memecat saya,” balas Weni.

“Kok bisa?”

“Karena saya kan disuruh Pak Qasam.”

“Maksudmu?” Qizha membelalak.

“Mm… duh keceplosan.” Weni menabok bibirnya sendiri sambil menunduk.

“Udah. Bicara saja. Nggak apa- apa kok.”

Weni menggeleng.

“Kalau nggak mau bicara, ya nggak apa- apa. palingan masuk daftar nama- nama yang dipec…”

“Kemarin itu yang menyuruh saya menindas Bu qizha ya Pak Qasam,” potong Weni cepat.

Qizha mendengus. Owalah, rupanya biang keroknya Qasam juga. Pantesan Weni berani berbuat semena- mena terhadapnya, rupanya dibackingi sama bos besar.

“Saya nggak berani membantah, ya sudah saya lakukan saja. Jadi tolong jangan kasih saya nilai jelek untuk kemudian dipecat. Semua itu saya lakukan atas perintah Pak Qasam.” Weni memohon.

“Lalu… OB bernama Zola dan semua orang yang menjahatiku itu juga atas perintah Pak Qasam?” tanya Qizha.

“Benar. Mereka melakukannya karena disuruh Pak Qasam. Sebenarnya kami juga tidak tega berbuat hal itu. T
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
bersyukurlah dirimu,weni.karena qizha tidak sejahat yang dirimu pikirkan
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
astaga, hasan.mau membalas perbuatan qasam bukan berarti dirimu harus merebut qizha dari qasam
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Qisha wabita yg tangguh & kuat menghadapi Hasan & orang" yg akan menindasnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status