“Ma-mamah?...”Leon menghela nafas lega saat masih merasakan nafas ibunya.Tanpa berpikir lama lagi Leon mengangkat tubuh ibunya dan berteriak sekencang mungkin agar ada seorang yang mendengar dan membantunya membawa ibunya ke rumah sakit. Namun saat Leon hendak melangkahkan kakinya, Leon merasakan ada sesuatu yang menancap di punggungnya.Leon menoleh ke belakang dan menatap tajam wanita yang terlihat sedang ketakutan. Leon ingin sekali memberinya pelajaran, namun karna dalam kondisi yang tidak memungkinkan, Leon berusaha menahan amarahnya dan berlari pergi ke luar ruang kerja ayahnya.Melihat kakaknya yang keluar dengan menggendong ibunya, Dion ikut berlari di belakang Leon.Leon berteriak sekeras mungkin agar orang-orang yang ada di rumah bisa membantunya, dan untungnya ada dua orang satpam yang masih terjaga.Melihat anak majikannya berlari sambil berteriak, kedua orang itu segera menghampiri.“Tuan, ini?...”“Ambil mobil sekarang!!”Tanpa bertanya banyak lagi, salah satu di antar
"Maaf tuan muda, kami telah berusaha semaksimal mungkin. Namun, kemungkinan nyonya untuk bertahan hidup sangatlah kecil. Di tambah lagi ada beberapa tusukan yang ternyata sampai mengenai jantung dan beberapa organ penting lainnya.” Ucap dokter itu dengan lirih.“Untuk sekarang, kami membutuhkan jantung agar dapat mempertahankan hidup nyonya. Karna kerusakan yang di alami cukup parah, sesegera mungkin kami membutuhkan pendonor secepatnya.” Ucap dokter itu lagi.Jantung Leon terasa sangat nyeri, kepalanya terasa sangat berat dan serasa ingin jatuh. Leon ingin menundukkan kepalanya dan mencari sandaran yang bisa di gunakan untuk berbagi kepedihan yang saat ini dia alami. Tapi situasi saat ini sangat tidak memungkinkan. Leon menarik nafasnya dalam-dalam dan berusaha berpikir dengan jernih untuk mencari jalan keluarnya.Leon menatap Dion yang ada di sampingnya, berbagai pertimbangan Leon pikirkan untuk mengambil keputusan yang akan di ambil untuk ibunya agar dapat bertahan hidup.“Sekarang,
“Kalau itu dapat menyelamatkan mamah, aku akan merelakan nyawaku!"Pak Arjuna mengacak-acak rambutnya karna frustrasi dengan kelakuan putra sulungnya. Baru saja dirinya terbangun dari tidur dan berusaha untuk mencari istrinya yang tidak ada di sampingnya, namun pak Arjuna justru mendapatkan kabar bahwa putranya akan menyerahkan jantungnya."Kamu mau mamah kamu sedih karna harus hidup dari nyawa putranya?!!... Setidaknya kamu harus memikirkan perasaan mamah!!”"Aku tidak peduli! Selagi itu bisa menyelamatkan mamah, aku akan melakukan segalanya.""Tutup mulutmu sekarang dan temui mamahmu!" Ujar pak Arjuna yang langsung pergi menuju ruang rawat istrinya karna ingin berdebat lebih lama lagi dengan Leon.Leon yang awalnya kesal dengan ayahnya mau tak mau harus pergi mengikutinya dari belakang.Wajah Leon semringah ketika melihat ibunya yang sudah tersadar dan berhasil melewati masa kritisnya.“Mamah...” Panggil Leon pelan sembari berjalan cepat menghampiri ibunya.“Jangan bertindak gegabah
“Sudah punya? Papah sudah mempunyai buktinya dan masih saja tetap membelanya?!. Apa dia itu lebih penting dari pada keluarga papah sendiri?! Apa dia lebih penting dari mamah yang sudah menemani papah selama ini?!” Mata Leon terlihat berkaca-kaca, giginya saling beradu karna geram dengan laki-laki yang saat ini ada di depannya.“Apa kamu akan percaya kalau semua ini papah lakukan demi keluarga kita?""Demi keluarga? Apa papah tidak salah ucap?" Ujar Leon yang tak percaya. Leon yang sudah tak ingin berlama-lama lagi dengan ayahnya memilih untuk pergi saja. Namun sebelum pergi, Leon berniat untuk mengambil flashdisk-nya terlebih dahulu.Tangan Leon terulur untuk meminta flashdisk yang ada di dalam genggaman tangan ayahnya, tapi ternyata pak Arjuna tak menyerahkannya.Dengan sekuat tenaga pak Arjuna menggenggam erat flashdisk di tangannya hingga terbelah menjadi dua. Tak hanya itu saja, pak Arjuna bahkan memasukkan flashdisk itu ke dalam minumannya dan meminumnya.Kejadian itu terjadi san
Pak Arjuna melangkah menghampiri Leon yang kembali tak sadarkan diri, hatinya terasa sangat sakit ketika melihat putranya harus menghadapi hal yang sangat mengerikan. Ayah mana yang tidak akan merasa terpukul ketika anak-anaknya mengalami hal yang dapat menghancurkan mental, terutama Dion yang kini usianya belum genap sepuluh tahun."Maaf nak, semoga saja ke depannya kalian bisa hidup dengan baik."Pak Arjuna menghela nafas dan mempersilakan dokter Asrof untuk melakukan tugasnya. Pak Arjuna mengira semuanya akan berjalan dengan lancar ketika mengingat kemampuan dokter Asrof yang sangat mahir dalam bidangnya. Namun siapa sangka kejadian yang tidak terduga akan terjadi.Dokter Asrof dan beberapa rekannya harus mengalami beberapa kendala ketika di hadapkan dengan Leon yang sangat sulit untuk di tangani.Leon yang kesadarannya mulai terkumpul menyadari bahwa ikatan yang mengikat dirinya telah kendur dan merenggang, tanpa berpikir panjang lagi Leon bergegas melepaskan diri dan menyerang be
"Dasar anak sialan!!" Bentak Dimas yang merupakan adik angkat ayah Leon. Kaki Dimas terangkat tinggi dan bersiap-siap untuk menendang Leon yang tengah tengkurap di lantai. Untungnya aksi itu terhentikan oleh salah satu anak buah pak Arjuna."Tolong jaga sikap anda tuan Dimas, kami tidak akan segan-segan untuk menyakiti anda jika berani bermacam-macam dengan tuan muda.""Kau berani macam-macam denganku hah?!!. Budak rendahan sepertimu berani-beraninya mencari masalah denganku!!." Bentak Dimas sembari mencekam kerah kemeja laki-laki yang baru saja memberinya peringatan.Tak ingin kalah dari Dimas, laki-laki itu menghempaskan tangan Dimas lalu mencengkeram kemeja Dimas dengan kuat sebagai tanda perlawanan."Ingatlah status anda tuan Dimas. Sebelum menjadi bagian dari Ganada, kau juga termasuk dalam golongan budak rendahan seperti kami. Waspadalah, jika salah sedikit lagi, kau pasti akan kembali lagi ketempat asalmu." Ucapnya pelan dengan penuh penekanan. Karna merasa sudah cukup memberi
Pak Arjuna menatap heran iparnya yang baru saja datang dengan penampilan yang berantakan."Kesalahan apa yang kamu maksud sampai-sampai membuatmu jadi seperti ini?" Tanya pak Arjuna pelan sembari memperhatikan sekitarnya.Dokter Asrof yang baru saja datang berusaha mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum berbicara dan menjelaskan tentang hal yang hampir saja membuatnya menjadi gila.“Ada beberapa kesalahan...” Ucap dokter Asrof dengan nafas yang masih terengah-engah. “Karna kondisi Leon yang berbeda dengan kebanyakan manusia pada umumnya, ada beberapa kesalahan titik waktu proses penghapusan ingatannya.” Lanjut dokter ketika kondisinya sudah mulai membaik.Pak Arjuna melirik kearah beberapa tenaga medis yang masih ada di samping Leon. “Ayo kita keluar dulu.”Pak Arjuna dan dokter Asrof berjalan keluar dan menuju ujung lorong yang tak jauh dari ruang rawat Leon, langkah pak Arjuna terhenti ketika telah sampai di ujung lorong, dan dengan penuh kewaspadaan pak Arjuna melihat ke sekelil
“Kan sekarang aku sudah dewasa."Leon hanya tersenyum tipis ketika mendengar Dion yang sedang mendumal. Untuk saat ini orang lain yang mengetahui kelebihannya hanyalah Dion saja, itu pun Leon harus memberikan peringatan tegas kepada Dion agar tidak menceritakan kelebihannya itu ke orang lain.“Leon~” Perhatian Leon teralihkan ketika mendengar suara seseorang yang memanggilnya.Tanpa permisi atau pun meminta izin kepada Leon, wanita bernama Rena yang sudah resmi menjadi pacar Leon dari dua minggu yang lalu itu terlihat berlari dan langsung memeluk tubuh Leon.Tangan Leon mengepal karna kesal dan tak nyaman ketika ada orang lain yang memeluk dirinya, namun karna sampai saat ini Leon belum menemukan sang pujaan hatinya, jadi mau tak mau Leon harus bersabar terlebih dahulu.‘Astaga, wanita dari mana itu? Apa dia tidak tahu kalau orang yang sedang di peluknya itu anggota keluarga Ganada.’‘Kalau menjadi dia, aku pasti akan segera lari sebelum di musnahkan dari dunia ini.’Leon menghela na