Share

Bab 09

Alfian tersenyum sambil menggelengkan kepala, tangan kanannya sudah memegang tali ransel sebelah kanan yang menempel di dada.

"Tidaklah. Aku sudah tidak punya harapan lagi," jawab Alfian sambil berbisik.

"Yakin? Terus rencana kita bagaimana?"

"Nanti kita bicarakan di sana."

"Jihan. Masuk!" Cetus Brahma dengan nada sedikit sinis.

Seketika Jihan memandang sang papa dengan mata membelalak, jantungnya berdegup kencang seolah takut sifat asli sang papa kembali lagi seperti sebelumnya.

Tanpa pikir panjang Jihan melangkah ke sisi mobil sambil memegang lengan Alfian.

"Aku naik motor saja, Ji," ucap Alfian setelah Jihan duduk di dalam mobil.

"Kenapa?" Tanya Jihan memandang Alfian.

"Naik mobil saja. Di rumah kami tidak terbiasa memajang motor," timpal Brahma yang hendak naik di bagian depan.

Alfian memandang Brahma sambil masuk dan duduk di samping Jihan. Pemuda itu masih saja berpikir positif pada Brahma, namun, sang nenek sudah memiliki firasat tak enak sehingga wanita tua itu memandang sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status