Beranda / Romansa / Suami Rahasia Sang Bintang / 6. Menikah Secepat Kilat

Share

6. Menikah Secepat Kilat

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-29 11:51:21

Anastasia gelisah luar biasa,  hari sudah menjelang malam. Tapi tidak ada teman-temannya yang membantunya, bahkan semua panggilan darinya pun selalu ditolak mereka. Anastasia frustasi karena ia berjanji akan memberikan surat kalau ia dan Max sudah menikah.

“Kenapa kamu tak tidur menjelang sore? Bahkan kamu tak makan sama sekali,” ucap Maximilan. Sebenarnya ia sudah tahu apa yang diinginkan perempuan itu dan ia juga sudah mengetahui masalah Anastasia yang saat ini tengah jadi topik hangat di negara ini, namun ia diam-diam tidak tahu karena ingin tahu apa yang akan dilakukan Anastasia.

Anastasia menghela napas panjang, ia merasa frustasi dan ia menatap pria itu.

“Max, kita harus menikah!”

“Menikah? Kamu ingin menikah denganku?”

Anastasia mengangguk, “Iya. Aku sudah terlanjur mengatakan pada mereka kalau kita ini sudah menikah. Bagaimana kalau kita menikah untuk beberapa waktu? Minimal dua tahun misalnya dan nanti kita bisa berpisah baik-baik?”

Maximilian merasa apa yang dikatakan Anastasia lucu, dia menawarkan pernikahan kontrak?

“Hmm... apa untungnya jika aku menjadi suamimu?”

“Kamu tidak punya keluarga, kan? Dan juga tempat tinggal?” tanya Anastasia.

Maximilian mengangguk, “Iya. Aku itu sebatang kara.”

“Nah, itu keuntunganmu, Max. Aku akan jadi keluargamu dan apartemen ini akan jadi tempat tinggalmu, bagaimana? Kamu setuju?”

“Kamu tidak takut?” tanya Maximilian.

“Takut karena apa?”

“Kamu tidak takut kalau aku berniat jahat padamu? Kita baru bertemu dan juga asing. Kamu dengan mudahnya percaya padaku yang mungkin saja bisa berniat jahat padamu. Bisa saja aku mengambil barang berharga di apartemen ini saat sedang pergi keluar. Kamu semudah itu percaya padaku?”

 Anastasia tersenyum lirih, “Aku tidak punya sesuatu yang berharga lagi, Max. Dunia ini seolah memusuhiku. Semuanya hancur, jadi apa yang akan kamu ambil? Dan juga aku percaya padamu, aku mengatakan ini dengan tulus. Aku yakin kalau kamu itu pria yang baik.”

“Kalau aku pria yang baik, aku tidak akan jadi pria miskin yang hidup di jalanan, Anastasia,” balas Maximilian.

“Pria yang berdasi dan kerja di perusahaan besar lebih banyak yang jahat, Max,” kata Anastasia.

“Apa yang bisa kubantu?” tanya Maximilan.

“Biar aku yang mengurusnya. Aku sudah meminta bantuan pada sahabatku kalau kita akan menikah dan aku butuh buku nikah kita. Namaku akan semakin hancur jika dituduh kumpul kebo dengan pria asing,” balas Anastasia.

“Itu mudah. Aku bisa membantumu dan malam ini buku nikah kita akan ada di tanganmu,” ucap Maximilan dengan enteng.

“Apakah kamu yakin?” tanya Anastasia menatap pria itu dengan ragu.

“Kamu meragukanku?”

“Bukan begitu, temanku pun sangat sulit melakukannya,” balas Anastasia.

“Aku ini preman dan aku punya kenalan. Kamu bisa percaya padaku, aku akan menghubungi kenalanku. Untuk itu, aku pinjam ponselmu lagi.”

“Pakai saja. Kalau perlu, gunakan ponsel itu untuk segala keperluanmu, Max,” kata Anastasia.

Maximilian mengangguk, ia beranjak dari kursinya untuk menghubungi asistennya.

Sedangkan, Anastasia mengigit bibir bawahnya dan berharap kalau pria itu memang bisa membantunya.

***

Maximilian duduk di kursi ruang tamu apartemen Anastasia dengan pandangan yang tenang, meskipun pikirannya berputar dengan cepat. Ia sudah memutuskan bahwa ini adalah langkah terbaik untuk melindungi Anastasia dan juga ia ingin mengenal perempuan itu lebih dekat. Menikahinya secara diam-diam akan memberinya kendali penuh atas situasi yang semakin rumit ini. Namun, untuk menjalankan rencana ini, ia membutuhkan bantuan Bryan, asistennya yang paling tepercaya.

Dengan cepat, Maximilian mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor Bryan. Dalam hitungan detik, suara Bryan yang familiar terdengar di ujung telepon.

"Tuan Max, ada yang bisa saya bantu?" suara Bryan terdengar serius seperti biasa.

Maximilian menghela napas panjang sebelum menjawab, "Bryan, aku butuh bantuanmu untuk mengatur sesuatu yang sangat penting. Aku butuh kamu untuk memanggil wali nikah ke apartemen Anastasia, secepat mungkin."

Di seberang sana, Bryan terdengar ragu sejenak. "Tuan, Anda yakin ingin melakukan ini sekarang? Maksud saya, bukankah ini terlalu cepat? Kalau hanya surat nikah palsu, saya bisa membantu anda"

Maximilian tersenyum tipis. Ia tahu Bryan selalu berusaha untuk berpikir rasional, tetapi kali ini, keputusannya tidak bisa ditunda. "Aku sudah memutuskan, Bryan. Ini adalah satu-satunya cara agar semuanya tetap terkendali. Selain itu, aku juga butuh dua buku nikah dengan identitas berbeda. Aku memang menginginkannya sebagai istriku."

Ada jeda panjang sebelum Bryan akhirnya menjawab, suaranya penuh kehati-hatian. "Dua buku nikah dengan identitas berbeda? Apakah Anda ingin menjaga identitas asli Anda tetap tersembunyi dari Nona Anastasia?"

"Benar," jawab Maximilian tanpa ragu. "Aku ingin dia hanya tahu bahwa aku adalah Max Stone, bukan siapa pun yang lain. Ini penting, Bryan. Aku harap kamu bisa mengaturnya."

Bryan menarik napas panjang di ujung sana, tapi akhirnya ia menyerah pada keinginan tuannya. "Baik, Tuan Max. Saya akan mengurus semuanya. Wali nikah dan buku nikah akan siap dalam beberapa jam ke depan."

"Terima kasih, Bryan," jawab Maximilian dengan nada puas. "Pastikan semua berjalan lancar. Aku tidak ingin ada kesalahan."

Setelah menutup telepon, Maximilian duduk dalam keheningan selama beberapa saat, merenungkan langkah yang akan diambilnya. Dengan identitas yang berbeda, ia bisa melindungi Anastasia dari bahaya yang mungkin datang, sekaligus menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya. Publik pun sudah lupa denga putra tertua dari Keluarga Kingsley. Sebelum ia mengungkapkan identitasnya aslinya, ia juga ingin menguji Anastasia, apakah perempuan itu layak menjadi istrinya.

Sementara itu, di kamar sebelah, Anastasia sedang berdiri di depan cermin, mencoba memahami perasaannya yang campur aduk. Hatinya dipenuhi keraguan dan kebingungan. Ia sedikit menyesal karena mengatakan kalau Max adalah suaminya, ia terpojok dan merasa disudutkan pada wakt  itu.

“Aku tidak boleh ragu, aku harus menikah dengan Max secepatnya dan setelah itu aku akan menyelamatkan karirku,” ucap Anastasia pada dirinya sendiri.

Ketukan pelan di pintu kamar membuat Anastasia tersentak dari lamunannya. Ia berbalik dan membuka pintu kamarnya.

"Apa kamu sudah siap, Anastasia?" tanya Maximilian dengan nada lembut, tapi tegas.

Anastasia mengernyitkan keningnya, “Siap untuk apa?”

“Menikah.”

“Menikah? Siapa?” Anastasia masih tak mengerti.

“Bukankah kamu ingin kita segera menikah dan mendapatkan buku nikah?”

“Apakah bisa secepat itu?” tanya Anastasia dengan suara yang tak percaya.

Maximilian mendekat, mengambil tangan Anastasia dalam genggamannya. "Percaya saja padaku, Anastasia. Aku adalah pria yang selalu menepati janjinya.”

Ada sesuatu dalam cara Maximilian berbicara yang membuat Anastasia merasa tenang, meskipun ia tahu banyak hal yang disembunyikan pria itu darinya. Tapi untuk saat ini, ia memutuskan untuk mempercayainya.

Beberapa saat kemudian, pintu apartemen terbuka, dan Bryan masuk bersama seorang pria paruh baya yang berpenampilan rapi. Wali nikah itu membawa dua buku nikah yang sudah siap, sesuai dengan permintaan Maximilian. Mereka berdua melangkah masuk ke ruang tamu, di mana Maximilian dan Anastasia sudah menunggu.

Bryan, diam-diam mendekati Maximilian dengan sikap hormat, menyerahkan dua buku nikah kepada Maximilian. "Semua sudah diatur, Tuan Max. Ini dua buku nikah dengan identitas yang Anda minta."

Maximilian mengambil buku-buku itu dengan anggukan singkat. Ia membuka salah satu buku nikah, melihat namanya tertera sebagai Max Stone, lalu tersenyum puas. Semuanya berjalan sesuai rencana.

“Bryan, simpan yang atas nama asliku. Kelak, jika aku membutuhkannya, Kamu bisa memberikannya padaku,” ucap Maximilan.

Bryan mengangukan kepalanya.

Wali nikah itu segera memulai proses pernikahan sederhana di ruang tamu. Suasana tegang yang dirasakan Anastasia sedikit mereda ketika prosesi itu berlangsung. Maximilian menjawab dengan tegas setiap pertanyaan dari wali nikah, dan Anastasia mengikutinya dengan jawaban yang terdengar hampir tanpa ragu.

Ketika proses itu berakhir, dan mereka berdua resmi menjadi suami istri, Anastasia masih merasa seperti berada dalam mimpi. Ia tidak percaya bahwa dalam beberapa jam saja, hidupnya telah berubah begitu drastis. Ia menikah dengan pria asing!

Setelah wali nikah dan Bryan pergi, Anastasia berdiri di tengah ruang tamu, memegang buku nikahnya yang terasa begitu asing di tangannya. Maximilian mendekatinya, mengulurkan tangan untuk meraih bukunya.

“Kamu kelihatan terkejut,” kata Maximilian.

Anastasia mengangguk pelan, masih menatap buku nikah itu dengan mata tak percaya. “Aku tidak percaya semua ini bisa terjadi begitu cepat. Dan… bagaimana kamu bisa mendapatkan buku nikah ini dengan begitu mudah? Dan pria tadi, aku merasa tidak asing.”

 “Aku memiliki beberapa koneksi yang bisa membantu mempercepat proses ini. Kamu tidak perlu khawatir, Anastasia. Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja dan Bryan, dia adalah kenalanku, dia yang membantuku.”

“Bryan... apakah dia Bryan Evans?”

Maximilian mengangguk, “Kamu tahu?”

“Bryan Evans, dia bukanlah pria sembarangan. Bisa disebut dia adalah asisten dari keluarga Kingsley yang terkenal itu. Bagaimana bisa kamu dan dia kenal?”

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suami Rahasia Sang Bintang    140. TAMAT (Tidak Ada Kata Akhir)

    ***Langit cerah menaungi villa pribadi keluarga Kingsley, dihiasi dengan alunan lembut musik klasik yang mengiringi para tamu undangan menuju taman yang telah disulap menjadi tempat upacara pernikahan megah. Anastasia berdiri di balik tirai putih, mengenakan gaun pernikahan yang memukau. Gaun itu dirancang khusus oleh Celine Idzes, penuh detail renda yang elegan, dengan ekor panjang yang membuatnya tampak seperti seorang ratu.Rhett berdiri di sampingnya, mengenakan setelan jas hitam yang rapi. Tangannya menggenggam lengan Anastasia dengan lembut, matanya berkaca-kaca."Papa tidak pernah menyangka akan memiliki kesempatan ini," ucap Rhett pelan, suaranya bergetar.Anastasia menatap ayahnya dengan senyuman hangat. "Aku bahagia Papa di sini. Aku tidak bisa membayangkan orang lain yang mendampingiku selain Papa."Rhett mengangguk, menahan air mata yang hampir jatuh. Ia menatap Anastasia dengan bangga. "Kamu sangat cantik hari ini, Nak. Maximilian adalah pria paling beruntung di dunia."

  • Suami Rahasia Sang Bintang    139. Detik ini dn dan Seterusnya

    ***Di ruang rapat eksekutif Kingsley Group, suasana mencekam. Robert Brown, pria paruh baya dengan jasnya yang kini tampak kusut, berlutut di lantai marmer hitam yang dingin. Wajahnya penuh dengan keringat dingin, sementara tangannya gemetar menahan rasa takut."Maximilian... Aku memohon padamu," ucap Robert, suaranya bergetar. "Lepaskan kami. Aku berjanji tidak akan mengusik keluarga Kingsley lagi. Aku... Aku bersumpah."Di kursi utama, Maximilian duduk dengan tenang. Sosoknya yang tegap dan aura dinginnya membuat semua yang berada di ruangan itu enggan bernapas terlalu keras. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi kulit hitam, kedua tangan saling bertaut di depan dada. Senyum kecil muncul di bibirnya, senyum yang penuh arti dan tak memberi celah untuk harapan."Berjanji, ya?" Maximilian akhirnya berbicara, suaranya rendah namun tajam. "Paman akan bersembunyi ke luar negeri, kan? Dan itu di Sydney. Apa aku salah menebak?"Mata Robert membelalak, bibirnya terbuka tanpa suara. Tubuhnya ter

  • Suami Rahasia Sang Bintang    138. Tuhan Mengirimkan Bahagia Lewat Senyummu

    ***Di kamar utama kediaman keluarga Kingsley, suasana yang awalnya tenang berubah menjadi percakapan hangat. Anastasia duduk di atas ranjang dengan wajah sedikit pucat, namun senyumnya tetap menghiasi wajahnya. Di sisinya, Maximilian terus memegang tangannya, memberikan kehangatan dan perhatian penuh.Steven sedang memeriksa kondisi Anastasia dengan stetoskop di tangannya. Wajahnya serius, namun ada senyum kecil yang tersembunyi di sana. Setelah selesai, dia berdiri dan melipat tangannya di dada sambil menatap Selene dan Shayne, kedua orang tua Maximilian."Paman, Bibi..." Steven memulai, senyumnya semakin lebar. "Sebentar lagi kalian akan menjadi grandma dan grandpa. Kediaman ini pasti akan jauh lebih ramai."Kalimat itu langsung membuat ruangan menjadi hening. Selene membuka mulutnya, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Shayne, yang tadinya hanya duduk diam, langsung menegakkan tubuhnya. Namun, reaksi yang paling mencolok datang dari Maximilian."Apa yang kau

  • Suami Rahasia Sang Bintang    137. Takdir Semanis ini

    ***Malam itu, berita tentang Anastasia yang secara resmi diakui sebagai menantu keluarga Kingsley mengguncang dunia. Para undangan di acara resmi keluarga Kingsley tercengang. Kilatan kamera memenuhi ruangan saat Maximilian dengan tenang berdiri di samping Anastasia, memperkenalkannya sebagai istri dan menantu keluarga Kingsley.Di berbagai media sosial, foto-foto mesra keduanya mulai beredar luas. Foto-foto itu menangkap momen romantis Maximilian dan Anastasia, memperlihatkan bagaimana pria itu menggenggam erat tangan istrinya, seolah tak ingin ada yang mengganggunya. Ada foto ketika Maximilian menatap Anastasia penuh kelembutan, sebuah pemandangan yang membuat publik terkagum-kagum.Di sebuah akun penggemar, seorang netizen menulis, “Siapa yang sangka Anastasia menikah dengan Maximilian Kingsley? Mereka terlihat sempurna bersama!”Komentar-komentar positif membanjiri setiap unggahan tentang mereka, memuji betapa serasi pasangan ini. Netizen tak henti-hentinya membicarakan betapa be

  • Suami Rahasia Sang Bintang    136. Dia adalah Hati dan Denyut Nadiku

    ***Wajah Renata terlihat pucat dengan air mata yang mengalir di pipinya. Di tengah pesta ulang tahun Kingsley Group yang mewah, kegaduhan ini menarik perhatian para tamu. Robert, ayahnya, menghampiri Renata dengan wajah penuh kekhawatiran. Dia menunduk, membangunkan putrinya dengan lembut."Sayang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Robert dengan suara cemas.Renata mengangguk lemah, terisak dengan air mata yang mengalir semakin deras. Pemandangan putrinya yang terlihat tersakiti itu membuat Robert memalingkan tatapan marah ke arah Anastasia, yang berdiri tidak jauh dari mereka. Semua tamu mulai berbisik-bisik, seolah mereka setuju dengan kebencian yang tampak di mata Robert.Dengan nada dingin dan tajam, Robert menatap Anastasia penuh hinaan. "Kenapa ada wanita rendahan sepertimu di sini?" katanya, suaranya dipenuhi kemarahan yang tak tersembunyi. "Bagaimana kau bisa datang ke pesta ini? Apa kau merayu seseorang dengan tubuhmu agar bisa datang ke acara sebesar ini?"Tawa merendahkan lan

  • Suami Rahasia Sang Bintang    135. Dia Pria Terhormat

    ***Lampu-lampu kristal di ballroom megah Kingsley Tower berpendar, menciptakan kilauan indah di setiap sudut ruangan. Para tamu undangan yang mengenakan busana glamor berkumpul, menikmati pesta ulang tahun perusahaan Kingsley Group yang ke-75. Namun, malam ini, bukan hanya perayaan yang menjadi pusat perhatian—rumor tentang penerus Kingsley Group yang akan diumumkan secara resmi malam ini telah menjadi buah bibir semua orang. Apalagi sang penerus itu selalu menjadi rahasia karena keberadaannya sangat misterius, bahkan tidak ada media satupun yang mengetahui dimana keberadaan sang pewaris ituDi tengah dentingan gelas-gelas wine dan alunan musik jazz, suara pembawa acara menggema, memecah keheningan ballroom."Ladies and gentlemen, mari kita sambut penerus Kingsley Group, Maximilian Kingsley!"Begitu nama itu disebutkan, sorak-sorai kecil terdengar dari para tamu, dan kamera-kamera media langsung diarahkan ke panggung. Seorang pria berpostur tinggi, berbalut setelan jas hitam sempurna

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status