Share

5. Tidak Mau Cerai

Saat Clara sudah menyelimuti tubuh suaminya, tiba-tiba saja membuka kedua matanya dan Clara yang mengetahui akan hal itu sontak saja terkejut.

"Ma ... Maafkan aku telah membuatmu terbangun," gugup Clara yang ingin menjauh dari suaminya.

Namun, dengan cepat Yordan menahan tangannya sang istri dan sedikit menuntun istrinya untuk duduk di dekatnya.

Clara tidak bisa berkutik karena tenaganya Yordan besar, akhirnya Clara duduk di sofa didepan perutnya sang suami.

Sejenak, Clara menahan napasnya dan sedikit canggung dengan keadaan ini. Karena saat ini tangan suaminya sedang memeluk perut ratanya Clara.

"Kak..." Clara menjeda ucapannya.

"Biarkan seperti ini." Yordan kembali mempererat pelukannya pada perut rata sang istri.

Clara tidak bisa menolak keinginan suaminya, dan dia mulai mengatur napasnya agar bisa mengatur oksigen lebih teratur. Kini Clara memejamkan kedua matanya yang sedikit mengantuk, dan suaminya juga sudah memejamkan matanya karena mengantuk.

Perlahan-lahan tubuhnya Clara langsung tertidur di sofa dan kini dia benar-benar terlelap, sebenarnya tadi dia merasa lapar dan ingin makan.

Namun, lihatlah Clara!

Dia benar-benar tidur diatas sofa bersama suaminya, dan sang suami yang menyadari jika Clara sudah tertidur.

Yordan langsung memakaikan selimut tebal tadi pada tubuh istrinya, dan saat ini pasangan pengantin baru itu sudah berada didalam selimut yang sama.

Bahkan, Yordan saja sudah memeluk istrinya dari belakang dan posisi ini membuat Yordan sangat nyaman sekali.

"Aku tidak menyangka bisa menikahi dirimu," gumam Yordan dengan sangat pelan dan bahkan suaranya hanya terdengar olehnya saja.

Perlahan-lahan Yordan kembali memejamkan matanya dan ingin tidur kembali, tapi sebelum itu. Yordan menyempatkan dirinya untuk mengecup kepala istrinya.

***

Pukul 7 pagi dirumah keluarga Ferdinan. Kini semua keluarganya berkumpul di ruang makan, dan seperti biasa mereka akan menyantap sarapan bersama-sama.

Suasana kekeluargaan yang selalu di ciptakan oleh keluarga Ferdinan, tapi saat ini suasana didalam ruang makan itu terasa hening dan mencekam.

Semenjak pernikahan Tarra kemarin membuat keluarga Ferdinan murka, terutama pada orang tuanya Tarra. Orang tuanya Tarra benar-benar tidak habis pikir dengan anak bungsunya, Tarra Ferdinan. Bisa-bisanya dia menikahi gadis lain dan membiarkan Clara menikah dengan pria lain.

Sebenarnya semalam Tarra sudah menjelaskan kenapa dirinya menikahi gadis lain pada keluarganya, tapi tetap saja orang tuanya Tarra tidak akan menerima gadis lain untuk menjadi menantunya.

Bahkan gadis yang saat ini di nikahi oleh Tarra adalah salah satu pegawai dari Ferdinan Company, itu sudah pasti membuat orang tuanya Tarra semakin murka.

Lebih murka lagi saat mengetahui asal-usul gadis itu, Yolla. Ternyata Yolla hanya seorang gadis biasa dan memiliki seorang adik, mereka juga hidup sangat sederhana. Sudah pasti keluarga Ferdinan selalu mengutamakan harta dan tahta untuk bisa menjadi keluarga Ferdinan.

Tarra paham akan hal itu, tapi mau bagaimana lagi? Tarra sudah menikahi Yolla diatas Altar, dan tidak mungkin juga hari ini dia akan menceraikan istrinya, Yolla. Apa lagi Tarra ternyata sudah mencintai Yolla sejak lama, sejak dirinya sudah menjalin hubungan dengan Clara.

Sungguh, Tarra ini tipe pria yang menyebalkan karena selama ini dia tidak mencintai Clara? Astaga, sungguh menyebalkan pria seperti itu.

"Kalian tidak perlu makan disini!" Adinda menatap sinis kearah Yolla dan Tarra.

Sebenarnya Adinda selaku ibu kandungnya Tarra tidak bisa mengusir anaknya begitu saja dari ruang makan, tapi kalau sudah seperti ini dia bisa apa? Dia hanya malas melihat menantu yang tidak di inginkan, Yolla Rahman.

"Oke, mulai sekarang aku dan istriku akan tinggal di tempat lain saja!" Tarra menggenggam tangan istrinya, Yolla.

"Pergi sana, ayah akan mengeluarkan kamu dari keluarga Ferdinan!" Arya selaku ayah kandungnya Tarra mulai mengancam anak bungsunya, Tarra.

Yolla langsung menundukkan kepalanya dan sedikit meremas tangan suaminya, Tarra. Yolla benar-benar tidak ingin suaminya menjadi anak yang pembangkang pada kedua orang tuanya, dan Tarra yang paham dengan reaksi istrinya kini dia mengatur napasnya dalam-dalam.

"Aku sudah jelaskan pada kalian semalam, aku menikahinya karena Clara menikahi pria lain!" tegas Tarra.

Hah? Clara menikahi pria lain lebih dulu? Wah, sepertinya disini Tarra sedang memfitnah Clara dan menutupi kesalahannya sendiri? Ya ampun, Tarra benar-benar keterlaluan sekali.

Semoga saja Clara tidak mengetahui semua ini, tapi cepat atau lambat sesuatu yang di sembunyikan dan tidak baik seperti ini pasti akan terungkap dengan sendirinya.

"Aku masih tidak yakin jika Clara menikahi pria lain lebih dulu," celetuk Samuel selaku kakak pertama Tarra.

"Aku juga sama, aku tidak percaya jika Clara seperti itu," lanjut Nathan selaku kakak kedua Tarra.

"Terserah kalian, mau percaya apa tidak itu tidak masalah karena yang terpenting saat ini aku sudah jelaskan dengan kenyataan," kekeh Tarra.

Yolla yang mendengar keraguan dari kedua kakak iparnya membuat hatinya kesal dan ingin sekali marah-marah, tapi dia tidak bisa melakukan itu. Karena saat ini posisinya Yolla saja tidak diterima dalam keluarga Ferdinan, dia harus bisa masuk kedalam keluarga Ferdinan lebih dulu.

***

Pukul 7.30 pagi di dalam kamarnya Clara Clara baru saja masuk kedalam kamar kedua orang tuanya, karena beberapa waktu yang lalu dia di perintahkan untuk datang kedalam kamar orang tuanya.

Awalnya Clara menolak karena dia ingin pergi ke kampus bersama suaminya, Yordan. Namun, kedua orang tuanya Clara mengancam dirinya kalau tidak datang ke kamarnya.

Jadi, mau tidak mau Clara masuk kedalam kamar orang tuanya karena terpaksa.

"Ada apa, ayah dan ibu?" tanya Clara yang tidak suka berbasa-basi, karena saat ini dia memang harus pergi ke kampus untuk melanjutkan kuliahnya.

Clara sudah duduk di sofa didepan orang tuanya yang sedari tadi sudah duduk di sofa itu. Kedua orang tuanya menatap lekat kearah anak bungsunya, Clara.

"Ibu tidak bisa menerima pria itu," jawab Sonya dengan tatapan tidak suka.

Clara menghela napasnya dalam-dalam dan menghembuskan dengan pelan, dia tau jika orang tuanya akan membahas ini.

"Aku gak mau jadi janda," ucap Clara dengan jujur.

Apa yang di katakan oleh Clara memang benar, dia tidak mau menjadi janda. Apa lagi dia baru saja menikah sudah bercerai, apa kata orang-orang nantinya jika dirinya baru menikah sudah bercerai saja? Pasti pikiran orang-orang akan negatif tentang dirinya.

"Tidak apa, nanti ibu dan ayah akan mencarikan pria lain untukmu lagi pula ibu tau kalau kamu belum melakukan malam pertama," ujar Sonya sambil menatap lekat tubuh sang anak.

Clara bangun dari duduknya dan berkata. "Aku sudah malam pertama semalam dengan suamiku, bahkan kami melakukannya berkali-kali dan mungkin saja minggu depan aku akan mengandung anaknya!" Clara kesal dan akhirnya dia berbohong mengatakan itu pada kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya Clara langsung mengerutkan keningnya masing-masing, mereka tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh anak bungsunya itu.

"Apa?!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status