Share

4. Di Kamar Clara

"Udah yuk kita masuk ke kamar aja dan kita harus istirahat!" Clara yang tidak mau membuat suaminya sakit hati, dia memilih menggandeng lengan suaminya.

"Baru menikah beberapa jam tapi sudah menjadi pembangkang sama orang tua, apa ini ajaran darimu!" Soni menatap tajam kearah Yordan, dia seperti sedang menyindir menantu yang tidak di harapkannya.

Clara menghela napas dengan panjang dan menghembuskan dengan pelan, dia benar-benar tidak mengerti dengan pikiran orang tuanya. Orang tuanya selalu saja merendahkan seseorang yang menurut Clara baik, padahal selama ini Yordan memang bersikap baik padanya.

Yordan hanya bisa menundukkan kepalanya dan merasa sangat hina saat berada dalam bagian keluarga Bastian. Yordan sadar akan dirinya yang sangat miskin, tapi mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi begitu saja.

Clara malas menanggapi apa yang akan di katakan oleh kedua orang tuanya, dia lebih memilih pergi dan menuntun suaminya menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Kini hanya ada Haris dan kedua orang tuanya, sepertinya orang tuanya sudah malas melihat anak sulungnya itu.

"Kau sebaiknya pergi saja dari sini, saya tidak mau melihat anak dan istrimu!" Tanpa di sadari, Soni mengusir anak sulungnya sendiri.

Apa Haris sakit hati dengan perkataan ayah kandungnya? Sangat, sangat sakit hati dengan perkataan ayah kandungnya apa lagi saat ini dirinya di usir lagi.

Entah sudah berapa kali Haris di usir secara terang-terangan seperti ini, tapi dia sadar jika dirinya memang tidak pantas menjadi anak sulung keluarga Bastian.

Karena pemikiran Haris dan kedua orang tuanya sangat berbeda, Haris hanya ingin menjadi pria yang rendah hati dan bertanggung jawab dengan keluarga kecilnya.

Namun, berbeda dengan kedua orang tuanya Haris yang saat ini selalu menyombongkan harta dan tahta.

"Aku akan pergi setelah mengatakan ini," ucap Haris yang mencoba menguatkan dirinya didepan kedua orang tuanya.

"Tak perlu ada yang di bicarakan lagi," balas Sonya selaku ibu kandungnya Haris, bahkan wanita paruh baya itu sudah bangun dari duduknya dan hendak melangkah pergi.

Soni selaku suami dari Sonya juga mengikuti hal yang sama, tapi langkah mereka terhenti karena Haris mengatakan sesuatu yang membuat mereka sedikit syok.

"Tarra selingkuh dibelakamg Clara dan dia tidak mencintai gadis manja seperti Clara, dan saat ini Tarra sudah menikahi selingkuhannya yang bernama Yolla," kata Haris sambil menjelaskan apa yang sudah dia tau beberapa akhir ini.

Karena Haris sangat mencintai dan menyayangi adiknya, Clara. Jadi Haris mencari tau apa Tarra benar-benar menginginkan adiknya untuk menjadi istrinya, tapi ternyata salah. Tarra tidak mencintai Clara dan dia mencintai Yolla, entah mengapa hatinya Haris senang sangat mengetahui jika Tarra tidak berniat serius pada adiknya.

Namun, Haris juga sedih dengan Clara yang pasti sangat mengharapkan Tarra untuk menjadi suaminya. Haris sebenarnya memang tidak pernah senang jika adiknya menikah dengan Tarra, tapi ternyata Tuhan mendengar keluh kesahnya selama ini.

Walaupun Haris akan menjadi bahan kebencian kedua orang tuanya karena membiarkan pernikahan itu terjadi, itu tidak membuat Haris merasa bersalah pada orang tuanya.

"Saat ini kau adalah kesalahannya kenapa adikmu yang menikah dengan pria lain!" tegas Soni.

"Benar, kau memang kakak yang tidak pernah becus mengurus adikmu sendiri!" Sonya mengatakan itu dengan nada tinggi.

Kini pasangan suami-istri paruh baya itu melangkah pergi dan meninggalkan Haris sendirian disana, dan Haris hanya bisa menatap sedih pada orang tuanya yang benar-benar pergi meninggalkan dirinya sendirian.

"Aku tidak pernah menyesali pernikahan Clara dan Yordan, aku harap mereka benar-benar jodoh," gumam Haris sambil tersenyum manis, walaupun hatinya sedang sakit setelah di perlakukan tidak baik oleh kedua orang tuanya sendiri.

Haris akhirnya pergi dari rumah orang tuanya, dia juga tidak sempat berpamitan langsung pada adik dan adik iparnya. Namun, Haris menyempatkan diri untuk mengirim pesan pada sang adik bahwa dirinya pulang.

'Aku yakin jika Clara bisa bahagia dengan Yordan,' batin Haris setelah masuk kedalam mobilnya dan langsung mengemudi menuju rumahnya.

Saat ini di dalam kamar tidurnya Clara. Clara dan Yordan terlihat sangat canggung, walaupun mereka bersahabat sangat baik tapi saat ini statusnya adalah suami-istri.

Clara dan Yordan duduk di sofa yang sama dan jaraknya agak dekat, mereka berdua benar-benar canggung sedari tadi.

"Clara, kalau kamu mau istirahat ya istirahat aja. Aku bisa tidur di sofa ini," ucap Yordan yang membuka suaranya dari kecanggungan dan keheningan didalam kamar istrinya.

"Masa kakak tidur di sofa, tidur di ranjang aja dan aku tidur di sofa," balas Clara tanpa menatap kearah suaminya.

"Hehehe, kita sudah menikah dan kamu memanggilku kakak? Hehe, lucu." Yordan mengalihkan pembicaraan dan tertawanya juga seperti masih ada kecanggungan antara dirinya dan sang istri.

Sejenak, Clara menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan dia benar-benar canggung sekali. Clara juga bingung mau memanggil Yordan apa, haruskah memanggil dengan sebutan sayang? Cinta? Suami? Astaga, Clara sedikit frustasi dengan pembahasan ini.

Clara mengerjap kedua matanya dan mencoba memikirkan pembicaraan lain agar tidak membahas ini, tapi otaknya terasa sangat beku dan ingin sekali dirinya langsung tidur saja tanpa harus menatap kearah suaminya.

"Hei, kamu kenapa?" Yordan paham dengan diamnya sang istri, pasti saat ini istrinya sedang bingung menanggapi apa yang baru saja menjadi pembahasan mereka.

"Tidak apa-apa!" Clara hanya geleng-geleng kepalanya, dia tidak mungkin berkata jujur pada suaminya saat ini.

Waktu terus-menerus berputar, dan saat ini sudah malam. Kedua pengantin baru itu tidak turun untuk makan malam, karena mereka masih nyaman berada didalam mimpinya masing-masing.

Semenjak pembahasan panggilan antara Clara dan Yordan, mereka langsung memutuskan untuk istirahat. Clara istirahat diatas kasurnya dan Yordan istirahat di sofa, walaupun Yordan tidur di sofa tapi sofa itu sangat empuk seperti kasur.

Jam kembali berdetak dan tidak membuat dentingan jam itu mengusik kedua insan yang baru saja menikah. Sepertinya hari ini Clara dan Yordan benar-benar lelah.

"Lapar," gumam Clara setelah beberapa jam dia tertidur pulas.

Perlahan-lahan Clara membuka matanya dan melirik kearah sekitar, dia menatap seorang pria sedang tidur di sofa dengan sangat nyenyak.

"Pasti tidak nyaman," ucap Clara yang mencoba bangun dari baringnya.

Saat Clara sudah berubah posisi menjadi duduk diatas kasur, kini Clara menatap jam dinding dan disana sudah menunjukkan pukul 12 malam.

"Astaga, sudah tengah malam!" Clara sedikit terkejut saat melihat jam dinding yang ada didalam kamarnya.

Clara bangun dari duduknya dan mengambil selimut tebalnya untuk menutupi tubuh sang suami. Clara sudah berdiri didepan sofa dan mulai menyelimuti suaminya yang sedari tadi tidur dengan sangat nyaman.

"Aku tau, pasti orang tuaku sudah menyakiti hatimu. Maafkan orang tuaku," gumam Clara yang ingin sekali mengecup kening suaminya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status