Share

6. Bersenang-senang

"Lihat, bukankah itu saudarimu yang sombong itu!" Jade, sahabat Eric melihat ke arah Cassalyn dan tiga teman wanitanya yang saat ini melangkah menuju ke ruangan khusus di klub malam itu.

Pandangan Eric dan tiga temannnya yang lain saat ini bergerak ke arah pandangan yang sama dengan Jade. Tatapan cabul Eric langsung tertuju pada Daniella Shine, Eric selalu memimpikan tentang bersenang-senang dengan wanita itu.

"Eric, aku benar-benar penasaran seperti apa rasa tubuh saudari perempuanmu itu. Dia pasti sangat nikmat." Daniel akan meneteskan air liurnya sebentar lagi. Pria ini tidak ada bedanya dengan Eric, mereka berdua sama-sama cabul dengan kebiasaan buruk yang memuakan. Tidak hanya mereka berdua, tapi tiga yang lainnya juga sama.

"Jika kalian penasaran kalian bisa pergi untuk mencobanya," sahut Eric.

"Siapa yang berani bermain dengan wanita gila seperti itu, Eric. Dia pasti tidak akan melepaskan kami." Rix membalas kata-kata Eric.

Meski mereka semua memikirkan seperti apa rasanya bercinta dengan seorang Cassalyn Atlante, mereka tidak memiliki keberanian untuk mengusik wanita itu karena mereka tahu seberapa kejamnya Cassalyn.

"Apa yang kalian takutkan. Aku memiliki Rainero sebagai calon iparku. Aku akan meminta bantuan darinya untuk menghadapi Cassalyn jika wanita itu membuat perhitungan dengan kalian." Eric selalu menjadikan Rainero sebagai pelindungnya. Sangat mudah baginya untuk membuat cerita, jika Cassalyn menuntut teman-temannya maka dia akan mengatakan bahwa Cassalyn yang lebih dahulu menggoda teman-temannya, siapa yang tidak tahu desas-desus yang menyebar tentang Cassalyn. Selain itu Rainero pasti tidak akan meragukan kata-katanya.

Dengan teman-temannya bersenang-senang dengan Cassalyn, dia juga bisa membalas dendam pada wanita gila itu karena telah merebut posisi pewaris darinya. Ya, Bagi Eric, dialah yang pantas menjadi penerus keluarga Atlante karena dia merupakan satu-satunya cucu lelaki dalam keluarga itu.

Teman-teman Eric saling pandang, lalu mereka menyeringai iblis. Mereka lupa bahwa Eric akan menjadi kakak ipar Rainero Cassion, dengan bantuan pria itu saja, mereka bisa lolos dari kejahatan.

"Kalau begitu kami tidak akan menolak untuk bersenang-senang dengan saudarimu." Jade tersenyum cabul.

Pada saat yang sama Cassalyn keluar dari ruang pribadi yang sudah dipesan oleh Abigail sebelumnya. Wanita itu perlu pergi ke toilet.

Setelah beberapa saat dia keluar dari bilik toilet, dia melihat empat pria bajingan masuk ke dalam ruangan itu. Cassalyn jelas mengetahui siapa pria-pria itu, mereka adalah teman-teman dari saudaranya yang tidak berguna.

"Apa yang kalian inginkan dengan masuk ke toilet perempuan ini?" Cassalyn mengedarkan pandangannya. Melihat wajah-wajah mesum yang ekspresi wajahnya sangat mencerminkan apa yang ada di pikiran mereka saat ini.

"Nona Cassalyn, kami ingin bersenang-senang denganmu di sini." Daniel mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah cantik Cassalyn.

"Menyingkir! Aku tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang dengan sampah seperti kalian!" Cassalyn berkata tajam.

"Nona Cassalyn aku benar-benar menyukai mulut tajammu, aku yakin jika mulutmu digunakan untuk menghisap kejantananku itu pasti akan memberikan sensasi yang luar biasa." Ian menyentuh celananya, otak kotornya kini sudah memikirkan seperti apa ketika Cassalyn berlutut di depannya dan menghisap kejantanannya.

"Tuan Ian sepertinya kau baru saja meminum air toilet, mulutmu benar-benar bau!" ejek Cassalyn.

Ian tidak begitu memedulikan kata-kata Cassalyn, malam ini wanita itu pasti akan berada di bawahnya.

"Kalian ayo pegangi dia. Aku akan menyuntikan obat bius padanya." Daniel memberi arahan pada Rix dan Ian.

"Nona Cassalyn, sebaiknya kau menurut agar kau tidak terluka," seru Ian dengan seringai menjijikan.

Cassalyn mendengkus sinis. "Kalian ingin bersenang-senang denganku? Baiklah, akan aku tunjukan pada kalian seperti apa itu bersenang-senang!"

Toilet itu segera berubah menjadi arena perkelahian. Cassalyn memukuli empat teman Eric sampai tidak sadarkan diri.

Wanita itu keluar dari toilet dengan tenang seolah-olah tidak terjadi apapun. Ketika dia keluar dia melihat Eric yang berjaga di depan.

Eric terlihat terkejut melihat Cassalyn keluar dengan aman tanpa cidera sedikit pun.

"Eric, Eric, rupanya kau berjaga di depan pintu toilet untuk teman-temanmu yang tidak berguna!"

"Apa yang kau lakukan pada mereka, Cassalyn?!"

"Kau mau tahu apa yang aku lakukan pada mereka?! Aku akan menunjukannya padamu!" Cassalyn kemudian memukuli Eric. Dia bahkan mematahkan tangan Eric. "Di masa depan, jika kau dan teman-temanmu berani menyentuhku lagi, aku tidak hanya akan memukuli kalian, tapi juga akan membuat kalian membayar lebih mahal dari sekedar dipukuli!"

Eric memegang dadanya yang sakit karena ditendang oleh Cassalyn. Sudut bibirnya pecah karena pukulan Cassalyn. Tatapannya saat ini benar-benar penuh kemarahan. "Cassalyn, kau akan membayar mahal apa yang kau lakukan padaku hari ini!"

Cassalyn tersenyum meremehkan Eric. "Aku menunggunya kalau begitu!" Dia meninggalkan Eric yang terbaring di lantai.

"Kenapa sangat lama sekali?" tanya Abigail.

"Beberapa bajingan menggangguku." Cassalyn duduk di sofa dengan nyaman.

"Nah, bajingan-bajingan itu telah mengganggu orang yang salah." Daniella tersenyum geli. Adalah nasib sial mengganggu Cassalyn karena mereka pasti akan berakhir dipukuli.

"Baiklah, mari kita minum." Camilla mengangkat gelasnya, lalu disusul dengan dua teman Cassalyn.

"Aku tidak minum." Cassalyn menolak untuk minum.

"Ayolah, Cassalyn. Sejak kapan kau tidak minum." Abigail mengeluh kecewa.

"Sejak hari ini," balas Cassalyn. "Aku tidak akan minum lagi sampai aku hamil, memiliki anak dan berhenti menyusui."

"Baiklah, lakukan sesuai dengan keinginanmu." Abigail berkata dengan pasrah.

Ketiga teman Cassalyn tidak mendesak Cassalyn untuk minum minuman alkohol bersama mereka, sebaliknya salah satu dari mereka memesankan jus untuk Cassalyn.

Di luar saat ini Eric dan keempat temannya telah ditemukan oleh pengunjung yang akan menggunakan toilet perempuan, dengan segera petugas di tempat itu pergi ke sana untuk memeriksa.

Melihat bahwa itu adalah orang-orang yang cukup terkenal di ibu kota dan juga merupakan pelanggan VIP klub itu mereka segera menghubungi ambulans dan mengirim kelima pria itu ke rumah sakit.

Orangtua Eric langsung bergegas untuk melihat Eric ketika mereka menerima kabar bahwa Eric berada di rumah sakit saat ini. Setelah beberapa saat menunggu, mereka akhirnya bertemu dengan Eric yang sudah ditangani oleh dokter. Wajah pria itu lebam, tangannya dibalut dengan perban.

Hati Baron dan Rosseta sakit melihat putra kesayangan mereka berada dalam kondisi seperti ini. Mereka benar-benar tidak tahu apa kesalahan mereka sehingga anak-anak mereka harus dirawat di rumah sakit seperti saat ini.

"Sayang, apa yang terjadi padamu?" Rosseta bertanya pada Eric yang sudah sadarkan diri dari obat bius.

"Ibu, Ayah, aku dipukuli oleh Cassalyn." Eric mengadu pada ibu dan ayahnya. "Aku tidak sengaja bertemu dengannya di klub malam, tanpa alasan dia memukuliku. Wanita gila itu sepertinya ingin membunuhku."

"Wanita iblis itu lagi!" Baron menggeram marah. "Aku benar-benar telah membiarkan dia lahir ke dunia ini!"

"Suamiku, kau harus mendapatkan keadilan untuk putra kita." Rosseta menangis dengan sedih.

"Putraku, apakah Cassalyn juga yang memukuli empat sahabatmu?"

"Ya, Ayah, itu benar."

"Kali ini Cassalyn tidak akan bisa melarikan diri. Teman-temanmu berasal dari keluarga berkuasa juga, mereka pasti tidak akan melepaskan Cassalyn begitu saja." Baron berkata dengan wajah sinis. Meski pun keluarga empat sahabat Eric tidak sekuat keluarga Atlante, tapi mereka masih keluarga yang kuat. Jika empat keluarga itu bersatu dan menekan Cassalyn maka Cassalyn juga akan kesulitan melawan. Selain itu dia juga akan meminta Rainero untuk mendapatkan keadilan bagi Eric.

Dengan cara ini juga Rainero bisa terbebas dari Cassalyn jika wanita itu di penjara. Selain itu kepemimpinan di grup Atlante juga pasti akan berubah. Dia bisa menghasut para petinggi untuk segera menekan ayahnya agar mengganti pemimpin karena Cassalyn merupakan seorang tersangka. Sebuah perusahaan harus memiliki pemimpin yang tidak memiliki catatan kejahatan di kepolisian.

"Aku akan menemui Rainero dan bicara dengannya mengenai masalah ini."

"Ya, Ayah."

Baron kemudian pergi, dia menuju ke tempat rawat putrinya, saat ini Rainero sedang menemani Raphine.

"Ayah, apa yang terjadi pada Kakak?" tanya Raphine cemas. Wanita itu tidak bisa tidur memikirkan keadaan saudara tertuanya.

"Kakakmu dipukuli oleh Cassalyn. Tangannya patah, butuh waktu lebih dari enam minggu untuk pulih. Selain itu wajah dan dadanya juga terdapat lebam."

"Cassalyn? Kenapa dia memukuli Kakak seperti itu? Aku tidak mengerti kenapa dia sangat membenci kami padahal dia telah memiliki segalanya dan bahkan kami tidak memiliki hak di dalam keluarga Atlante sedikit pun. Atau apakah karena dia memiliki kuasa penuh sehingga dia bisa berbuat sesuka hatinya seperti ini?" Raphine berkata dengan marah.

"Sayang, tenanglah. Marah tidak baik untuk kondisimu saat ini." Rainero berkata dengan pelan, membujuk tunangannya.

"Sayang, bagaimana aku bisa tenang. Cassalyn selalu keterlaluan seperti itu. Dia memandang rendah aku dan kakak setiap saat karena dia adalah cucu yang diakui oleh Kakek. Namun, dia tidak memiliki hak untuk memukuli Kakak seperti itu. Kakak adalah manusia, bukan binatang." Raphine sangat emosi, jika saja Cassalyn ada di depannya saat ini dia pasti akan merobek wajah wanita itu dengan kejam. Berani sekali dia menyakiti Eric seperti itu.

"Rainero tolong dapatkan keadilan untuk Eric. Apa yang dilakukan oleh Cassalyn saat ini merupakan sebuah kejahatan. Selain itu dia juga memukuli empat sahabat Eric. Keluarga mereka pasti akan mengambil jalur hukum juga. Kau bekerja samalah dengan mereka untuk mengirim Cassalyn ke penjara." Baron benar-benar ingin mengirim putri sulungnya ke penjara, dengan begitu dia akan menjadi pemimpin di keluarga Atlante.

Apa yang terjadi pada Eric saat ini bukan sepenuhnya sebuah kemalangan. Dengan kejadian ini dia bisa memberikan serangan balasan untuk Cassalyn.

"Sayang, tolong bantu Eric. Dia telah sangat menderita kali ini. Hatiku sangat sakit karenanya." Raphine menatap Rainero dengan mata berkaca-kaca.

Rainero tidak tega melihat tunangannya sedih. "Aku akan memberikan keadilan bagi Eric."

Kali ini Rainero memiliki kesempatan untuk menghancurkan Cassalyn, jadi dia tidak akan menyia-nyiakannya. Dengan Cassalyn berakhir di penjara, dia juga tidak harus sering bertemu dengan wanita itu. Selain itu dia juga bisa mengakhiri surat perjanjian dengan Cassalyn. Dia tidak akan sudi membiarkan keturunannya dilahirkan dari wanita seperti Cassalyn.

"Terima kasih, Sayang. Eric berutang padamu." Raphine tersenyum terharu.

"Eric akan segera menjadi saudaraku, Sayang. Jadi sebagai saudara aku memang harus membantunya."

Baron senang mendengar jawaban Rainero, dia benar-benar memiliki calon menantu yang bisa diandalkan. Keberadaan Rainero sebagai tunangan Raphine telah banyak memberikan manfaat baginya, meski dia ditinggalkan oleh ayahnya sendiri, tapi orang-orang masih menghormatinya sebagai calon mertua Rainero Cassion yang memiliki kekuasaan sama kuatnya dengan keluarga Atlante.

Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Esther Sormin Gerungan
sukaà.koin duh koin
goodnovel comment avatar
Eulis Nuriyah
sukaaaa,, lope yu pul, author
goodnovel comment avatar
Hary Biesse
kadang banyak yg manipulasi . ling ling bgmn ?
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status